Teman-teman yang baik :) Dalam suasana depresi pasca gempa ini alangkah baiknya informasi yang belum dapat konfirmasikan kebenarannya jangan disebarkan terlebih dahulu. Ada baiknya anda cek dulu sumber informasi tersebut, bisa mulai dari cnn.com atau en.wikipedia.org. Warga yang menjadi korban
Stop Blaming, Stop Being Emotional, and Focus on Helping
Membantu orang lain adalah sebuah passion yang indah. Makanya ketika semangat ini terasa dihalangi, orang akan cenderung emosional. Ketika relawan berselisih, peselisihan itu cenderung menjadi sangat kontraproduktif. Atau setidaknya itu yang saya amati. Walaupun saya belum pernah benar-benar di daerah
Who needs brains when you have these?
Bukan Abercrombie and Fitch kalau tidak membuat kontroversi. Peritel pakaian asal Amerika ini memang sering meresahkan warga Amerika (yang dikira orang Indonesia sangat liberal). Dimulai dari katalog quarterly-nya yang lebih mendekati soft-porn daripada katalog baju, hingga kasusnya yang menjual celana
Jeans Distressed
Pengalaman pertama membeli kaos di Guess, mas penjaga toko bilang: “Cuma kaos mas? Nggak nambah lagi? Nanti bisa dapat gift voucher Rp 250.000 lho” “Saya harus nambah berapa?” “Mmmm, belanja minimal 1,5 juta” Hohohoho, kok banyak? Sempat kepikiran… 1,5 juta
Definisi Kebebasan Berpendapat
Mari kita definisikan free-speech: Orang boleh mengkritik, menghujat, ngatain, curhat, membual, nyerocos, memberi masukan, mengungkapkan, mendemo, atau memprotes, berdasar pada apa yang dianggapnya benar. Sebaliknya, anda juga dapat mengkritik, menghujat, nyerocos, memberi masukan, mengungkapkan, mendemo, memprotes, atau mengatai balik orang
Wong Solo
Akhir-akhir ini saya semakin prihatin melihat sepak terjang Puspo Wardoyo, sang pemilik Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo yang juga kita kenal bersama sebagai Bapak Poligami Indonesia. Puspo kian hari semakin gigih untuk mempromosikan pahamnya, kadang disertai sentuhan kata-kata yang
Sedang lucu-lucunya
Kalau kenalan anda punya anak kecil, lalu anda beramah-tamah dengan bertanya: “Putrinya sekarang apakabar mas?” Pasti jawabannya… “Sedang lucu-lucunya! Kamu kalau ketemu pasti gemes…” Hmmm… oke. 3 bulan kemudian kalau kita kembali beramah tamah. Jawabannya juga… “Sedang lucu-lucunya!” Satu tahun
Jeruk makan jeruk
Ada blog yang berisi komentar tentang tatabahasa yang salah. Ada juga yang isinya ngomentari toilet. Dan ada pula yang isinya komentar seputar sepak terjang Roy Suryo™. Tapi yang ini beda, blog ini isinya ngomentari blog-blog yang lain. Lucu ya? Seperti
Produk mengendorse atau diendorse?
Sekitar awal tahun 2000-an, artis-artis sering menamai industri mereka bekerja dengan sebutan ‘dunia entertain‘, yang kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ‘dunia menghibur’. Aneh ya? Seharusnya kan ‘Dunia Hiburan.’ :P Yang jelas keanehan akibat misunderstanding tidak berhenti disini. Misalnya, di
Damaged Brands
Damaged brands are one that loses its value because it is no longer a unique label. Many factors contribute to this disaster, but most of them are caused by mass production, excessive advertisement, and plagiarsm. Brands that are identified as