Membantu orang lain adalah sebuah passion yang indah. Makanya ketika semangat ini terasa dihalangi, orang akan cenderung emosional. Ketika relawan berselisih, peselisihan itu cenderung menjadi sangat kontraproduktif. Atau setidaknya itu yang saya amati.

Walaupun saya belum pernah benar-benar di daerah gempa, tetapi di berbagai tempat relawan mulai emosional. Sebenarnya tujuan kita semua sama, membantu korban gempa Jogja. Tetapi definisi membantu ini rupanya berbeda-beda. Ada yang ingin membantu di daerah X, ada yang ingin membantu daerah Y, ada yang ingin membantu cepat, ada yang ingin bantuan terkoordinasi manis.

Tujuan sama, tapi ternyata definisinya beda-beda. Ini yang potensial membuat clash. Apalagi medan tidak bersahabat dan stamina menurun.

Mungkin ada baiknya menyeragamkan tujuan sebelum mulai bekerja. Saya pun kesulitan berkepala dingin dalam situasi-situasi ini. Tapi bersikap emosional memang tidak membantu. Mungkin ada baiknya berhenti menyalahkan, dan mulai mencari solusi. Situasi memang tidak enak, tapi tidak perlu dibuat lebih tidak enak.

Makanya, saya agak panas ketika MetroTV mengkritik pemerintah lamban dalam menyalurkan bantuan gempa Yogya, sementara posko Media Indonesia sendiri masih belum bisa memberikan bantuan dengan sempurna. Relawan untuk daerah Klaten, saat ini masih menunggu bantuan yang dijanjikan Media Indonesia. Bantuan yang dijanjikan akan siap antar hari Selasa siang (29/5) sampai saat ini belum bisa didapat

Di sudut lain, penduduk desa di Klaten masih kekurangan makanan sejak gempa terjadi.

Stop Blaming, Stop Being Emotional, and Focus on Helping
Tagged on:

10 thoughts on “Stop Blaming, Stop Being Emotional, and Focus on Helping

  • June 1, 2006 at 12:56 am
    Permalink

    Kalau yang emosional dan suka menyalah2kan korban langsung gempa, mungkin bisa dimaklumi. Tapi kalo yang emosi dan suka menyalahkan malah orang yang berniat membantu… duh i can’t say anything. I wouldn’t think too much about it. Mending fokus ke upaya yang bisa kita kerjakan sendiri, dan lebih baik ngalah.. sing waras ngalah. Semoga niat mulia rekan2 di Jogja yang tulus membantu korban gempa tidak sampai dikotori godaan hawa nafsu duniawi (sombong/keuntungan finansial/dll)

    Reply
  • June 1, 2006 at 12:56 am
    Permalink

    klaten itu jauh ya ? apa gak ada transportasi kesana ? aku liat di tv sini, udah banyak relawan dari LN

    Reply
  • June 1, 2006 at 1:59 am
    Permalink

    selain bantul, katanya klaten juga rusak parah? sebagian temenku disana belum aku ketahui kabarnya. berita disini selalu bilang yogyakarta, yogyakarta. di internet banyak disebut bantul. bagaimana dengan wates? aku malah dapat kabar dari seorang teman, bahwa teman dan seorang bayinya meninggal di keruntuhan.

    di blog ini aku baru tahu, kalau kawasan lain selain bantul: dicuekin.

    moga-moga bisa sabar terus ya herman. salut atas bantuan tenaga dan pikirannya untuk gempa yogya ini.

    Reply
  • June 1, 2006 at 9:51 am
    Permalink

    lho, bantuan yang sudah berdatangan selama ini emangnya dikirim ke Bantul smua ya?

    knapa ga ngomong aja ama siapa kek yang dianggap berwenang di sana.

    Soalnya buat kita2 yaang cuma ngliat dari tipi emang ga ngerti banget seech ya apa yang terjadi di lapangan.

    trus yang kata di koran gerakan seribu bungkus nasi itu dikirim kemana aja? bukannya ke kota Jogja-nya?

    duuuuhhh….jadi pengen pulang..
    (rindu kampung halaman…hiks)

    salut buat temen-temen di Jogja yang banting tulang korban segalanya untuk bantu para korban…

    dy

    Reply
  • June 1, 2006 at 1:14 pm
    Permalink

    walopun nggak ada di lapangan, aku bisa bayangin pasti relawannya juga udah pada capek. kerja berat dengan jam yang panjang, makan nggak teratur, istirahat minim…

    dan kerja manusia itu nggak ada yang sempurna, makanya yang dilakukan terus berusaha mencapai kesempurnaan.

    aku pikir media, terutama karena mereka yang terus menerus dipantau sama orang-orang diluar kota, yang gak boleh gampang menilai. capek juga liat berita yang kemasannya sok dramatis kaya telenovela

    Reply
  • June 2, 2006 at 12:59 pm
    Permalink

    Klo berita kok isinya lurus2 aja mah gak bakalan laku… hihihi. good news is bad news seh orang bilang.

    Reply
  • June 3, 2006 at 11:34 am
    Permalink

    Iya tuh, berita2 sama bantuan kayaknya lebih mengarah ke Bantul yach???

    Yup, pada bentrok. Ya maklumlah, capek sama kan masing2 punya tujuan sendiri, jadi ya gitu lah, ada perselisihan yg ga membantu…

    Reply
  • June 4, 2006 at 7:45 pm
    Permalink

    Wah, gatau aku kalo lantainya sampe ambruk apa nggak. Tapi setahuku sih struktur mallnya nggak papa. Bagian dalemnya beberapa tenant ada yg hancur (katanya kacanya Rose Diamond pecah, plafon ada yang abruk >> benerin plafonnya sih cepet, cuma kan yang ambruk tuh katanya di atriumnya (hall), jadi untuk benerinnya lama soalnya mesti masang tangganya dulu….). Trus Cinema21 katanya bbrp bagian juga rusak… .

    Reply
  • June 12, 2006 at 7:16 pm
    Permalink

    saat-saat kondisi capek, banyak hal menimbulkan konfilk. Bukan hanya karena perbedaan kepentingan, mungkin saja karena salah persepsi, ato nadanya terlalu tinggi or apapun…

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.