Bagi saya memilih bukan sesuatu yang sakral. Memilih juga bukan panggilan. Bagi saya memilih adalah pekerjaan. Oleh karena itu harus dilakukan secara rasional, bukan emosional. Dari mereview 5 partai saya juga memetik manfaat. Karena dengan menelisik lebih dalam saya dapat
PDI Perjuangan
PDI (dulu tanpa imbuhan Perjuangan) bukanlah partai yang diperhitungkan. Dalam pemilu Orde Baru, partai ini hanyalah underdog yang selalu menempat posisi bontot setelah Golkar dan PPP. Nasib PDI berubah 13 tahun lalu. Sore 27 Juli 1996, Kantor DPP PDI yang
Partai Golkar
Awalnya Golkar adalah partai gabungan dari 63 ormas-ormas kecil untuk mengimbangi PKI. Tahun 1967, presiden baru bernama Soeharto yang (waktu itu) belum punya backing parpol hendak merapat ke PNI. Oleh karena khawatir citra Soekarno yang melekat di PNI, akhirnya ia
Saya, Istri dan PKS
Sembari menulis review partai yang lain, ijinkan saya memposting sebuah kisah pendek dari seorang penulis tamu—guest blogger—Bung Budi_santoso. *** Saya harus mengakui saya seorang sekuler. Saya biasa membedakan urusan agama dengan sektor kehidupan yang lain. Sebagai muslim, saya juga mungkin
Partai Amanat Nasional (PAN)
Partai Amanat Nasional dilahirkan dengan semangat reformasi di era reformasi. Warna pembaruan PAN juga diperkuat oleh tokoh-tokoh cendekia di jajaran kepartaian. Tapi otak di belakangnya tentu saja Amien Rais. Sayangnya ketokohan Amien Rais tidak cukup mengangkat PAN untuk mendapatkan kursi
Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Dilahirkan tanpa tokoh yang memadai, Partai Keadilan Sejahtera bisa naik pamor menjadi salah satu partai yang diperhitungkan. Ini tentu saja berkat dukungan kader dan manajemen yang handal. Pantas saja jika kemudian PKS dilabeli sebagai partai Islam modern, karena manajemennya memang rapih.
Jurkam PAN Jatuh Dari Kerbau
Lesson learned: jangan berkoalisi dengan PDIP. (sumber: MetroTV)
Partai Gerindra
Bisa dibilang Gerindra adalah partai baru yang gaungnya paling moncer di Pemilu 09. Dengan iklan-iklan yang merakyat dan spesifik, Gerindra berhasil meraih hati masyarakat. Biayanya tentu tidak murah: partai nomer urut 5 ini menggelontorkan dana sebesar 15 Milyar untuk mengibarkan
Review Partai Pemilu ’09
Jika tidak ada halangan, dalam beberapa hari ini saya hendak mereview beberapa partai dalam Pemilu ’09. Tentunya tidak semua partai, hanya mereka yang besarnya cukup. Opini saya—tentu saja—bisa salah. Oleh karena itu saya berharap Anda bisa mengkoreksi jika salah, dan
Sebuah Ajakan Manis Supaya Tidak Golput
Siapakah yang paling bersalah atas invasi ke Irak dan krisis keuangan global selama pemerintahan Bush? Orang itu, tak lain tak bukan, adalah orang Amerika yang memilih Bush. Nasib sebuah negara demokrasi tidaklah ditentukan oleh presiden atau para politikusnya. Hancur tidaknya