tifatul sembiring menanggapi video mesum

Dalam konferensi pers menanggapi video seks artis (17/06), Menkominfo Tifatul Sembiring meminta pihak Kepolisian agar segera menuntaskan kasus video porno supaya kasus mirip-mirip ini menjadi clear. Kemudian dia menggunakan analogi penyaliban dalam agama Islam dan Kristen:

Tanpa kejelasan, persoalan ini akan terus menggantung. Dan jika soal mirip-mirip ini tak dapat ditegaskan berdasarkan penyelidikan aparat hukum, maka ini dapat menghabiskan energi masyarakat ketika banyak persoalan lain yang tak kalah penting perlu mendapat perhatian dari seluruh komponen bangsa.

Berkait dengan isitlah “mirip” ini, tanpa berpretensi apa-apa saya sampaikan dalam forum, ada pelajaran dari sejarah yang juga menjadi pengetahuan kita bersama. Dalam soal analogi mirip ini saya katakan dalam sejarah terjadi dimana ummat Islam meyakini bukan Nabi Isa as. yang disalib, melainkan seseorang yang mirip Nabi Isa-ah yg disalib. Sementara ummat Nasrani meyakini bahwa Yesus-lah yg disalib. Dengan tidak bermaksud mengaitkan aspek teologi, soal mirip-mirip ini ternyata berimplikasi panjang dalam sejarah.

—dari Facebook Page Tifatul Sembiring

Pernyataan ini menuai kritik tajam dari berbagai kalangan karena analogi itu mengatakan siapa yg disalib sebaiknya tidak menggantung. Harus diclearkan, apakah yang disalib itu mirip Isa atau Yesus. Harus diclearkan perbedaan Islam & Kristen dalam melihat penyaliban, karena implikasinya panjang.

Inilah sejatinya yang melukai umat beragama, karena semestinya perbedaan ajaran agama tidak diselesaikan. Ummat Islam punya keyakinan sendiri, demikian juga ummat Kristiani, karena negara melindungi kita untuk memeluk agama yang kita yakini.

Bagi beberapa umat muslim, pernyataan Tifatul tidak salah. Tentu mereka benar, karena Islam memang memiliki perspektif sendiri melihat kejadian penyaliban tersebut. Hal seperti ini biasa dipercakapkan di kalangan internal muslim. Yang menjadi masalah adalah ketika pernyataan itu dilempar ke ruang publik, oleh seorang negarawan. Tentu saja itu memancing kemarahan, karena pernyataan internal itu telah mengancam rasa aman dalam beragama.

Pernyataan Tifatul juga bisa menyeret Menkominfo ke pasal penodaan agama yang kontroversial itu. Tapi saya rasa itu tidak perlu. Yang diperlukan adalah Tifatul Sembiring meminta maaf dengan tulus atas analogi yang insensitif itu. Lagipula saat ini PKS sedang merubah citra dari partai Islam ke partai inklusif.

UPDATE: Bijaklah dalam berkomentar, jangan melemparkan kebencian ke agama lain. Yang melanggar akan dihapus.

Tifatul Sembiring dan Mirip Isa/Yesus
Tagged on:

151 thoughts on “Tifatul Sembiring dan Mirip Isa/Yesus

  • May 27, 2013 at 7:45 pm
    Permalink

    Mungkin memang Pak Tif kurang cocok momentnya ngomongin Teologi saat pembahasan yang tidak relevan.

    Bisa sensitif untuk kenyamanan beragama. Tapi, tentu kita harus tetap bertabayyun, tidak berburuk sangka dengan beliau.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.