Acta Withamana dari ITK IPB hari Minggu kemarin mengirimkan komentar perihal tulisan saya yang berjudul Luthfi Dikeroyok Karena Blog. Komentar ini sekaligus menjadi klarifikasi dari pihak mahasiswa ITK.

•••

Assalamualaikum Wr.Wb
Saya Acta Withamana ITK 41…
Cukup sensitif ya pembicaraan kali ini, akan saya coba jelaskan. Karena saya adalah termasuk orang yang berada di “TKP”.

Kronologis yg saya ketahui…
Saya ketika itu sedang makan di Dolphin, kantin FPIK, dan ngeliat anak2 ITK kumpul..dan rupanya mereka sedang membicarakan masalah blog… Saya juga termasuk yang berbicara di forum tersebut.

Buat mas Herman sang TS yang saya ingin bertanya darimana anda mendapatkan cerita ini? Karena ada hal yang tidak benar dalam tulisan ini.

Pertama :
“Dari penjelasan Luthfi, satu per satu mahasiswa lain bergabung hingga ada kurang lebih 15 orang, dan ikut membentak-bentak. Mereka menjewer-jewer dan memukuli kepala sebanyak 3 kali.”

Sebenarnya pihak HIMITEKA sendiri telah mengusulkan untuk bertemu di sekret HIMITEKA yang suasananya lebih kondusif. Entah kenapa Lutfi memilih untuk bertemu di kantin FPIK. Sehingga banyak pihak yang sekedar lewat, menjadi terpancing ke dalam forum. Lalu untuk masalah dibentak-bentak memang benar adanya, toh tulisan lutfi pun memancing emosi banyak pihak. Pukul meja pun terjadi beberapa kali (termasuk saya melakukannya). Tapi DIPUKULI dan DIJEWER?? Saya tidak melihat kejadian tersebut..Bisa anda tanyakan saksi2 penjaga kantin yang ada di kantin tersebut. Kita sebagai anak ITK memilih menyelesaikan secara diplomatis..sehingga menuntut lutfi untuk memberikan solusi yang bisa menyelesaikan masalah, dan toh kita terima solusi tersebut. Karena hal ini sekali lagi menyangkut nama baik ITK, mohon klarifikasi kejadian tersebut.

Kedua :
“Saat situasi dirasa terlalu memanas, Luthfi diajak ke sekretariat himpunan mahasiswa bersama 3 mahasiswa lain untuk merundingkan penyelesaian masalah. Di sana, dia diminta untuk menuliskan solusi, dan mereka boleh menerima dan menolak. Setelah itu dia diperkenankan pulang dan mereka berjanji akan menghubungi. Hingga saat ini Luthfi belum dihubungi.”

Lutfi memang dibawa ke sekretariat Himpro THP (saya lupa euy singkatannya). Karena kita ingin menyelesaikan secara diplomatis, dan Lutfi pun dalam blognya mengatasnamakan “ITK” sebagai lembaga yang dia kritik. Oleh karena itu kita memilih menyelesaikan secara kelembagaan. Lutfi pun pulang dan berjanji untuk merealisasikan solusi tersebut esoknya. Karena solusi tersebut telah dilaksanakan, jelas kita tidak perlu menghubunginya lagi. Buat apa?? Toh masalahnya sudah beres

Sekali lagi, kita debat secara terbuka, Lutfi pun bebas mengungkapkan pendapatnya. Aksi bentak-membentak buat saya suatu hal yang wajar ketika yang disulut adalah emosi KELEMBAGAAN ITK. Tapi kita tidak anarkis, mas. Bahkan kita sempat nanya untuk solusi kepada Lutfi, “Kamu maunya apa??” karena berkali2 jawaban dia selalu “nyeleneh” dia menjawab “Mau Pulang…” heh??…sebenarnya letak MAU menyelesaikan masalahnya dimana??. Apa kita Intimidatif? Awalnya kita menawarkan untuk berdiskusi di Sektret HIMITEKA loh..tapi Lutfi sendiri yang memilih di kantin. Isi kepala setiap orang tidak sama, begitu pula emosinya. Jadi tidaklah layak dikatakan bila “ITK” intimidatif.

Mas, Blog salah satunya adalah membangun public opinion. Blog ini juga termasuk salah satu yang sensitif karena permasalahan kita adalah (sekali lagi) nama baik ITK yang tercemar. Masalah yang sudah selesai bisa tersulut lagi. Jadi tolong mas Herman bisa mengklarifikasi ke narasumber dan saksi. Apabila tidak bisa mengklarifikasi, tolong HAPUS blog ini. Kalau ingin bertemu saya dan ingin mengklarifikasi kejadian ini, saya akan layani tanpa INTIMIDASI. Saya Tunggu RESPON dari mas Herman.

Wassalam

•••

Menjawab pertanyaan Acta darimana saya memperoleh informasi untuk tulisan saya, sumber tulisan tersebut adalah hasil wawancara dengan Luthfi.

Jawaban Pengeroyokan di IPB

256 thoughts on “Jawaban Pengeroyokan di IPB

  • July 2, 2008 at 2:11 am
    Permalink

    hahahaha….

    Achta : saya cuma mau bilang, situ udah setengah jalan terjebak dalam dunia blog..
    kepalang basah,.. ngelog ajah…

    Satu sisi, gue salut ama si Achta ngadepin orang2 yang dagelan disini…

    LUTHFI MANA????

    Reply
  • July 2, 2008 at 4:07 am
    Permalink

    Luthfi lagi gebrak-gebrak meja sambil melototin lowongan pekerjaan di koran-koran nasional :))

    Reply
  • July 2, 2008 at 4:15 am
    Permalink

    astaga blognya momon, mantab betul! Selamat…
    eniwei, aku udah baca postingan dan komentar-komentar disini. Dan entah kenapa, aku menangkap masih banyak mahasiswa yang nggak siap dengan demokrasi. Kebebasan berpendapat. Apa mungkin, mereka taunya demokrasi itu ya cuman demo-demo kalo BBM naek?! *hohoho… kok ngomongnya melebar ya..?*
    Trus permintaan untuk menutup blog, itu adalah seperti cara yang paling sering dipakai di era orde baru. Pembredelan media! (wah, 2 kali aku belajar sejarah Pers Indonesia). Apa ini berarti, beberapa mahasiswa sekarang(terutama mahasiswa ITK yang berkaitan sama kasus ini) adalah berkulit demokrasi tapi berhati otoritarian?

    Reply
  • July 2, 2008 at 7:49 am
    Permalink

    seorang teman bilang saya dan owner blog ini punya banyak resemblance.. makanya saya klik…ternyata, beda jauh, dalam hal pengunjung blog….hehe…

    tp sepertinya perspektif kita mirip”…

    one thing: Freedom Forever

    Saya suka blognya :D

    Reply
  • July 2, 2008 at 8:25 am
    Permalink

    Hadirrrrrrrrrrrrrr!!!!! :)
    Setidaknya, ada 2 kasus saya
    1. Tulisan saya di blogger IPB yang menyinggung civa ITK dan dianggap mencemarkan nama ITK IPB.
    2. Kekerasan yang terjadi di akhir Mei 2008

    Kasus 1
    saya sudah menghapus tulisan tersebut dari bloggerIPB, dengan harapan tidak menimbulkan masalah lagi dengan orang2 yang baru membaca tulisan tersebut dan tidak menjejak tulisan terkait lainnya (trackback dan pingback).
    Teman2 dari milis ID Gmail mempunyai arsip tulisan tersebut, juga beberapa orang lainnya.
    Untuk tulisan saya yang telah menyinggung civa ITK, saya mohon maaf (sudah diposting di blogger IPB dan papan pengumuman kampus).

    Kasus 2
    Untuk masalah ini,sudah saya tulis di sini
    http://luthfi.web.id/2008/06/09/tulisan-vs-kekerasan/
    Paragraf 7

    Tak disangka dan dinyana, datang berombongan orang dari jurusan IPLP (ada sekitar 10 orang yang kemudian disusul oleh beberapa orang lainnya). Fufufuufufu ….. saya dibentak, diinterogasi, dijenggung kepala saya, dijewer telinga saya oleh seseorang (sebut saja C). Yang lain? Membentak, menggebrak meja, menjatuhkan mental dsb. Oh iya, saya kurang punya definisi yang tepat untuk istilah jenggung. Gambarannya gini, kalo tangan dikepal, diarahkan ke kepala lawan dengan energi dan kecepatan tertentu, dengan waktu kontak antara kepalan dan kepala lawan sangat singkat istilahnya adalah jotos; maka jenggung mirip-mirip jotos, cuman waktu kontaknya lebih lama sedikit, sehingga derajat kesakitannya tidaklah sesakit dijotos.

    Saya gak akan nyebut nama pelakunya.
    Saya pikir acta pasti tahu kakak kelasnya angkatan 38 tsb.

    Oh iya, saya harap komen saya ini gak akan menambah masalah lagi
    *kapok*

    Bagaimana Mas Acta? Apakah ada sanggahan untuk pernyataan Luthfi?

    Reply
  • July 2, 2008 at 8:26 am
    Permalink

    waduh, koq doble quote ya
    *belajar html lagi*

    *timpuk luthfi pake batu*

    sudah kuperbaiki tuh…

    Reply
  • July 2, 2008 at 9:04 am
    Permalink

    oh iya, ini wordpress ya
    selamat2
    akhirnya momon pindah madzhab juga :D
    OS-nya ganti juga gak?
    qiqiqiqiiq
    *siap2 pulang*

    Reply
  • July 2, 2008 at 9:36 am
    Permalink

    Saya punya teori liar tentang mengapa plonco dilakukan. Tetapi maaf, itu cuman teori (bahkan cuman hipotesa) liar di blog saya

    Reply
  • July 2, 2008 at 10:08 am
    Permalink

    eh orangnya bilang ada kontak fisik tuh. mana tuh yang koar-koar nggak ada kontak fisik?

    emang susah ngeles dan bohong di media tertulis kayak begini. susah bikin orang lupa, hehehe.

    Reply
  • July 2, 2008 at 11:59 am
    Permalink

    errr… pakai ML juga?

    Reply
  • July 2, 2008 at 12:54 pm
    Permalink

    *terdengar sayaup2 suara*
    ….Bloger bersatu tak bisa dikalahkan, bloger bersatu tak bisa di kalahkan *kabooor* :D

    Reply
  • July 2, 2008 at 1:09 pm
    Permalink

    @mbah dukun
    ML? apa itu? mohon didefinisikan…
    Menjenggungi Luthfi?
    Menjotos Luthfi?
    Menjewer Luthfi?

    ** ngacir **

    Reply
  • July 2, 2008 at 4:06 pm
    Permalink

    perploncoan masih musim ya?
    juragan2 eselon di pabrik gw mayoritas lulusan ipb, ketika gw ngobrolin masalah ini mereka bilang itu kerjaan oknum2 aja. hayo siapa oknumnya?

    Reply
  • July 2, 2008 at 10:10 pm
    Permalink

    ga tw ni bnran udh slese atw blm khasusnya
    mlh jd tertarik ma hapus menghapus postingan
    bang momon, jgn mw bang! jgn hapus!
    @acta, welkam to the jungle bro!
    suka2 yg pny blog lah mw nulis apa, toh klo emg ga bnr jg ad klarifikasinya…
    kebebasan berpendapat masi ada kan d negara ini?
    sayangnya penulis satunya udh menghapus postingannya n dganti ma pesan 404 yg aneh :P

    bye bye ^^

    Reply
  • July 2, 2008 at 10:46 pm
    Permalink

    Saya datang juga…

    Mau tanya dulu..IPLP apa yah??

    Reply
  • July 2, 2008 at 10:46 pm
    Permalink

    Gak jadi…td langsung liat blog…
    hehehe
    sebentar…sya cerna dulu

    Reply
  • July 3, 2008 at 12:13 am
    Permalink

    Oke..
    mungkin in last comment saya…

    Cerita diatas, merupakan cerita dari sudut pandang mata saya sendiri, seseorang yang “telat” datang dan sempat memesan nasi rames dan jus jambu (halah..).

    Masalah penjenggongan :

    Saya konfirmasi ke teman saya yang mengundang Lutfi, dia bilang tidak terjadi pemukulan atau penjambakan. Bahkan kita mencegah seseorang yang naik darah dan ngajak lutfi berantem, yah walopun saya pake cara “halus”…”kalo mau berantem mah gampang…” maksudnya supaya temen2 yang laen stay on the topic. Itu yang saya tahu. emang sampe masuk poliklinik tho mas??

    err… panjang dikit ya ceritanya.
    curhat dikit ah

    Saya dengar selentingan tahun 2007 lalu, “eh ada blog tuh ngejelek2in jurusan kamu.”, masa sih?? setelah saya cek blognya, saya berpikir ah, gak masalah kali orang mo ngomong apa…
    Sayangnya prediksi saya salah tahun 2008, impact tulisan tersebut sangat besar. Desas desus yang beredar di angkatan baru seolah jurusan saya sangat menakutkan, kayak IPDN kali ya bayangan mereka. Sampe akhirnya ada seseorang anak baru yang pindah jurusan. Penyebabnya apa?? kok segitunya??

    Ternyata saya cek lagi blogger IPBnya lutfi, komentar di bawahnya lah yang membuat cerita tambah panas. Ooo, ternyata ini kelemahan blog..
    1. anonim bisa memposting komen, termasuk provokator..
    2. Orang yang tidak membaca seksama akan salah menyimpulkan..ini yang berbahaya..

    Lutfi bilang tulisannya itu adalah live report, gak masalah dong klo itu benar adanya. Emang bener sih…Tapi sepertiny ada yang lutfi lupa. Kelemahan blog yang dia sebutkan sendiri lupa diperhatikan. Lupa klo di tinggal di lingkungan sosial besar tersebut.

    Isi blognya lutfi sih singkat:

    “Tadi malem (hampir jam setengah 9) keluar dari lab mau pulang, eh gak taunya… di depan A1C lagi ada ospek anak ITK (Ilmu dan Teknologi Kelautan).
    Payah nih, hare gene masih ospek *timpuk anak ITK pake batu* …. sori gak ada screenshoot, daripada gw digebukin anak-anak 40, mending gw pergi ke warteg aja buat makan.”

    Seandainya cara mengkritiknya lebih “halus” dan lebih jelas mungkin tidak bermasalah. *timpuk anak ITK pake batu, saya mengerti maksud Lutfi semacam smiley yang menggambarkan ketidak setidaksetujuan…sayang beberapa orang tidak. Lutfi lupa perilaku sosial di sekitar lutfi, dan mencoba mengkritiknya langsung tanpa memperhatikan itu..Seandainya cara lutfi mengkritik lebih halus, mendekati ketua himpro, memberi masukan..atau dengan menulisnya dengan bahasa yang baik dan bisa diterima semua kalangan, saya rasa tidak masalah. Saya juga baru dengar tadi klo lutfi pernah bermasalah juga dengan fakultas lain karena masalah tulisan juga (masih dalam konfirmasi sih).mungkin kritik saya diatas bisa jadi masukan buat lutfi. Bagaimana kritik yang baik, tidak menimbulkan masalah, dan membangun pihak yang dikritik. Apa tulisan lutfi seperti itu??

    Saya juga suka mikir, para blogger tau kelemahan blog itu sendiri, tapi senengnya ngeflame?? emang sih jadi seru blognya. Tapi buat sebagian orang itu menyulut emosi dan membuat orang langsung menyimpulkan sesuatu. Pengen juga sih menggunakan bahasa kasar yang nyelekit, tapi saya ingat saya membawa banyak bendera di pundak saya. Apa orang Indonesianya kali yah yang belum siap ama internet, dan kebebasan berbicara??who knows. Toh Orang2 pinter pun berangkat dari kegoblokan, iya gak ryoseba??:)

    Apa dampaknya??
    Orang2 yang salah tangkap akan langsung menyimpulkan tanpa menelaah terlebih dahulu.
    Saya dan teman-teman yang berjuang membangun jurusan saya merasa kecewa. Saya juga pengen dong jurusan saya lebih baik. Tapi proses itu gak bisa sebentar, perlu setahap demi setahap. Tulisan lutfi di blog tersebut buat saya menjadi masukan..Saya juga tidak menyalahkan sepenuhnya blog lutfi. Karena isu bisa dari manapun. Lutfi juga gak tau kan kegiatan ospek yang Lutfi maksud?? apa pernah melihat langsung??tapi langsung menyimpulkan dan memberi suara negatif..kenapa?? ada dendam pribadi kah?? lutfi jawab sendiri kali ya. toh itu sudah terjadi. Oya mas lutfi, seandainya hubungan sosial mas di dunia nyata sebaik di dunia maya…sepertinya anda akan jadi orang yang idealis namun tetap dihargai semua orang.

    Mungkin ini akan membuat komentar2 dibawahnya, namun saya gak akan nambah2in, takutnya ada salah ketik sedikit, masalah tambah lebar. Buat mas herman, permohonan saya terakhir..bisa gak ITK, FPIK dan IPB diubah namanya??termasuk di komentar ini dijadikan apa kek kayak IPLPnya lutfi..
    Klo pun bertentangan dengan asas perbloggeran apapun itu, ya gak diubah juga gpp..Toh buat pembelajaran buat semua. Karena saya sedih, perjuangan saya dan teman2 menjaga nama baik dan memperbaiki jurusan saya, menjadi terhambat. Sedikit orang yang tahu klo Mahasiswa Berprestasi 2008 seInstitut saya adalah anak jurusan dan seangkatan saya..bisa liat blognya di danangap7.multiply.com. Tipikal orang Indonesia, klo ada jeleknya, nyebar kemana-mana. Bisanya ngejelekin terus tanpa ngasih kritik dan solusi membangun. Yang Positifnya??gak tau deh tenggelem kemana.

    Huh..pegel juga ngetiknya..
    makanya saya blm pantes buat blog..hehehe
    mungkin suatu saat akan saya buat dengan idelisme ala Acta.

    Makasih buat semua yang ngasih masukan, kritik, dukungan, termasuk momon..semoga ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua.

    Ingat ini sudut pandang saya, bukan anak2 jurusan saya, fakultas saya,atau institut saya.

    Wassalam

    Reply
  • July 3, 2008 at 12:15 am
    Permalink

    eh mas momon, tolong dong buat hyperlink danangap7.multiply.com diatas…maklum orang norak..hehehe

    Sudah tuh :D

    Reply
  • July 3, 2008 at 1:55 am
    Permalink

    Saya yakin masalah ini memang cuma kesalahpahaman. Berita negatif mang lebih gampang nyebar. Maju terus buat IPB! =)

    Reply
  • July 3, 2008 at 10:38 am
    Permalink

    saya baru tahu kalau gebrak meja adalah salah satu tindakan diplomatis. menurut saya gebrak meja adalah tanda orang berotak tumpul dan primitif. kok malah bilang: “DPR juga gebrak meja”?? kok bisa2nya bangga bertingkah laku seperti DPR?? hahahaha.

    Reply
  • July 3, 2008 at 1:19 pm
    Permalink

    saya memang bukan anak itk,,tapi karena saya dari satu almamater yang sama jadi sepantasnya saya bela.
    saya tidak habis pikir memangnya berasal dari manakah bangsari ini.
    memangnya logika orang indonesia itu seperti apa??dan seperti apa pulakah logika yang baik itu..atau anda bisa mencontohkan logika anda itu seperti apa???dari cara bahasanya anda seperti orang yang sangat hebat!!!!

    Logika yang baik adalah berargumentasi dengan penalaran yang masuk akal. Penalaran yang sesat itu contohnya menyerang sosok yang mengutarakan pendapat, bukan menyerang argumentasinya.

    Reply
  • July 3, 2008 at 1:27 pm
    Permalink

    utk mas dandi
    ok saya memang setuju dengan pendapat anda yang mengatakan cara bar-bar tidak akan menyelesaikan masalah. tapi perlu diingat bahwa apa yang dilakukan lutfi dengan kata “lempar anak itk dengan……” saja sudah sangat mengundang emosi satu institusi. dan salah lutfi sendiri kenapa mau menyelesaikan masalahnya di kantin sudah jelas-jelas di sana banyak orang-orang yang boleh dikatakn memiliki tingkat emosi yang berbeda..

    Jadi kalau Anggi bikin saya emosi, saya boleh mengintimidasi anda ya?

    *catatan buat Luthfi, besok kalau mau menyelesaikan masalah di mall aja*

    Reply
  • July 3, 2008 at 1:30 pm
    Permalink

    bwt mas acta,,,,
    boleh kenalan tidak???

    Reply
  • July 3, 2008 at 2:04 pm
    Permalink

    ipb memang kampungan ya???,,pa lagi ui tukang bikin macet,,demo mulu tanpa ada solusi,,its urakan,,,ptn lainnya norak ah,,untung gw ga kul. di indonesia,,

    Reply
  • July 3, 2008 at 2:06 pm
    Permalink

    peace man!!!!eh bukan one piece,,gw suka banget tuch!!!

    Reply
  • July 3, 2008 at 2:08 pm
    Permalink

    eh ni teh acta gendut tea bukan teh???gw agus temen smp lo!!!!!

    Reply
  • July 3, 2008 at 3:23 pm
    Permalink

    @mbak Anggi
    “..salah lutfi sendiri kenapa mau menyelesaikan masalahnya di kantin sudah jelas-jelas di sana banyak orang-orang yang boleh dikatakn memiliki tingkat emosi yang berbeda..”

    “..Tak disangka dan dinyana, datang berombongan orang dari jurusan IPLP (ada sekitar 10 orang yang kemudian disusul oleh beberapa orang lainnya)..”

    Maaf Mbak,anda salah, rombongan orang itu ternyata memiliki tingkat emosi yang sama, alias semuanya emosional..

    *Baru menyadari di kantin FPIK banyak orang yang emosional*

    Reply
  • July 3, 2008 at 5:48 pm
    Permalink

    Wah mas Herman dah ganti jd dot com toh? baru tau, setelah beberapa kali ke blog error mulu :P.

    Reply
  • July 3, 2008 at 6:33 pm
    Permalink

    jadi menuliskan “timpuk anak ITK pake batu” yang entah akan dibaca atau nggak itu jauh lebih intimidatif daripada terang-terangan nggebrak meja di depan batang hidung yang bersangkutan ya…???

    mengemukakan pendapat di media itu jauh lebih anarkis daripada menutup media itu ya…???

    Saya rasa para oknum ITK bereaksi berlebihan dan tidak proporsional dibandingkan dengan apa yang mereka lakukan.

    Reply
  • July 3, 2008 at 7:17 pm
    Permalink

    wah.. ada apa ya…

    Salam kenal buat yang punya blog…

    Salam hormat saya

    Reply
  • July 3, 2008 at 8:18 pm
    Permalink

    numpang lewat…

    @agus
    eh ada temen lama..spensa bukan??
    add YM gendutbgt donk

    kyanya permohonan saya tidak dikabulkan….

    Reply
  • July 3, 2008 at 8:52 pm
    Permalink

    awalnya cuma mau numpang lewat. akhirnya saia terpancing untuk komen (kayak ikan aja dipancing). gapapa ya. setelah membaca semua komen, hati saya jadi panas dan sama kecewanya spt acta. anda2 memang bebas kemukakan pendapat, yaaa.. berdasarkan pasal 28 UUD 1945. “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagaimya ditetapkan dalam undang-undang”. jasi sok wae atuh yang mau komen tentang ITK. tapi jangan sotoy yah!! kenyataannya kan ITK ga merugikan anda2. Sudah jelas ini permasalahan yang dibuat Luthfi dan akhirnya diselesaikan dengan cara yang dipilih Luthfi. Seharusnya Luthfi yang dari tahun 2003 jadi anak FPIk udah tau kalao karakteristik anak ITK itu berbeda-beda. Kalo Luthfi ga sepakat dengan kegiatan lembaga ITK selesaikan face to face di dunia NYATA bukan dunia maya.
    trus siapa yang pengecutttzzzz????????
    ITK kah?? or Luthfi??? or orang yang cuma bisa komen di blog???
    dewasakah anda yang hanya bisa menuding dan ga bisa menyelesaikan masalah????
    kebakaran jenggot???? krik..krikk…krikkk…tired deh!!!!! (ga mutu)
    apa salahnya kegiatan penyambutan mahasiswa baru??? kebetulan yang dipermasalahkan kegiatan ITK IPB. padahal universitas lain juga menyimpan misteri ini. apa perlu saya ungkap satu persatu (tapi saya ga sekeji itu). anda2 yang pernah kuliah pasti ngerti lah. kecuali anda2 kurang beruntung dan mengiri ama ITK (hehe..)

    BTW sadar ga sadar kalian juga melakukan tindak pengeroyokan terhadap teman2 saia yang cuma 2 orang acta dan iqbal. sedangkan anda, tmn2 herman atau siapa lah itu yang jumlahnya lebih dari 2!!!!!
    Saia ini termasuk orang baru di ITK dan saia sangat mencintai ITK bagaimanapun orang2 di dalamnya. kalo pun ada sikap2 yang buruk,, seharusnya anda juga bisa berkaca diri!!!!!!!
    semut diseberang lautan tampak jelas, gajah di pelupuk mata ga keliatan!!!! yang harus dipertanyakan adalah logika anda, bukan anak2 ITK!!!

    selain itu saia merasa heran sama orang Indonesia yang mengolok-olok bangsanya sendiri. padahal ga bisa berbuat apa2. ingatlah anda mencari makan dan boker (upss) di Indonesia.
    “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung…”

    makasih bagi yang netral n menyejukkan suasana
    sori kalo bahasa tidak halus. sabar…sabar…
    hidup mahasiswa!!

    ITK! ITK! ITK!
    yes! yes! yes!

    Saya memahami kegusaran Nazzla yang mahasiswa ITK. Tapi jujur, saya tidak paham gagasan apa yang sebenarnya sedang anda sampaikan. Terima kasih.

    Reply
  • July 3, 2008 at 8:55 pm
    Permalink

    …seandainya hubungan sosial blogger di dunia nyata sebaik di dunia maya…sepertinya anda akan jadi orang yang idealis namun tetap dihargai semua orang…
    bagus nih,..
    otokritik buat blogger dan netter sendiri…
    karena toh saya percaya bahasa menunjukan bangsa….
    thanks mengingatkan Acta…

    nih hadiah buat kamu dibikinkan hyperlink :
    http://danangap7.multiply.com

    *Mon, aku kok yo kyk pdkt ke Acta yo.. -homok detected- ..

    Iya jal, kurasa kesantunan mengemukakan pendapat itu sangat penting. Tapi kalau lawan kita bego banget, kadang sesekali emang perlu ditampar. Biar mikir gitu.

    Reply
  • July 3, 2008 at 9:16 pm
    Permalink

    Apapun itu…
    Aku gak setuju OPSPEK…
    OPSPEK itu gak jelas di tato pisan….
    Hasil dari OPSPEK ya kayak gini ini…
    Ruwet ra jelas..

    Maksudnya OSPEK yang mengandung pembodohan, intimidasi, dan kekerasan kan? Ati-ati, istilah OSPEK itu sangat luas :D

    Reply
  • July 3, 2008 at 9:38 pm
    Permalink

    huaaah gara-gara tulisan jadi ada yang bentak-bentak ya? hadoh hadoh…
    ckckck anak muda jaman sekarang..

    Selamat ulang tahun ke 19 ya Dol! :P

    Reply
  • July 3, 2008 at 10:59 pm
    Permalink

    hihihi aku masih mau ngajak nikah mas momon. tawaranku berlaku sampe tahun 2010/ coba dipikir dulu mas. huehehehe… bercanda ah. i enjoy ur writings. always well said, never really miss a point. aku tamu tetap yang masuk blog ini yaaa…..

    Hehehehe. Eniwe, terima kasih. :D Semoga tidak bosan.

    Reply
  • July 4, 2008 at 12:08 am
    Permalink

    #nazzla mariner… gini ya tante/oom… saya kurang setuju dengan pendapat mbakyu/kangmas…

    bagian ini […]Seharusnya Luthfi yang dari tahun 2003 jadi anak FPIk udah tau kalao karakteristik anak ITK itu berbeda-beda. Kalo Luthfi ga sepakat dengan kegiatan lembaga ITK selesaikan face to face di dunia NYATA bukan dunia maya.
    trus siapa yang pengecutttzzzz????????[…]

    kalo saya liat postingannya luthfi itu… nada tulisannya dia memang tidak menyiratkan ingin menyelesaikan masalah ospek-ospekan itu… tapi ingin mengeluarkan pendapatnya tentang os[ek hare genne…??? (cmiiw)

    kalau hanya untuk mengemukakan pendapat, saya rasa bisa memble mulutnya luthfi kalo cerita satu-satu ke temen-temennya…

    dia punya media internet, saya rasa lebih gampang dan lebih efektif untuk mengemukakan pendapat disana…

    #herman… eh ini postinganmu sebenarnya mbahas opo to…??? kok lama-lama melebar gini

    Reply
  • July 4, 2008 at 12:39 am
    Permalink

    tapi aku udah nonton kungfu panda E. di jogja belum main ya ?

    Reply
  • July 4, 2008 at 2:46 am
    Permalink

    samhaw, lebih percaya Luthfi daripada yg lain.. hehe..

    *kepercayaan buta ala FPI*

    Reply
  • July 4, 2008 at 6:12 am
    Permalink

    Awalnya saya positive thinking dengan “oknum-oknum” , dulu saya mikirnya ah paling si luthfi nya aja cari sensasi.

    Tapi setelah membaca “gaya” balasan seperti ini, saya sekarang teramat yakin bahwa si Luthfi ini DIPAKSA untuk minta maaf.

    Dari “hawa-hawa”nya, betapapun gayanya yang slenge-an, Luthfi far more reasonable daripada “oknum-oknum” yang dihadapinya.

    Hence, tidak mau ke markas pengintimidasi adalah insting survival yang tepat untuk menghadapi unreasonable people.

    Sedangkan, alasan bahwa kekerasan terjadi karena “salah luthfi sendiri memilih tempat bicara” adalah mental “blame the victim”, dan cuci tangan.

    Tuntutan penghapusan sebuah postingan blog merupakan hal yang hampir-hampir tak sanggup untuk saya baca. Mual!

    IPB/mahasiswa IPB/Lulusan IPB, sepantasnya men-disown orang-orang-seperti-ini, tunjukkan bahwa Anda-anda sekalian tidak mendukung intimidasi dan pembungkaman, apapun alasannya.

    Reply
  • July 4, 2008 at 9:22 am
    Permalink

    sudahlah jangan terus berlanjut-lanjut masalahnya…
    lagian masalahnya sudah selesaikan??ngapain juga saling menghina,,,saling menghujat, saling, mencaci,, mendingan kita saling menolong membantu menyelesaikan masalah.

    Tapi kritik demi kebaikan jalan terus kan ya?

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.