Acta Withamana dari ITK IPB hari Minggu kemarin mengirimkan komentar perihal tulisan saya yang berjudul Luthfi Dikeroyok Karena Blog. Komentar ini sekaligus menjadi klarifikasi dari pihak mahasiswa ITK.

•••

Assalamualaikum Wr.Wb
Saya Acta Withamana ITK 41…
Cukup sensitif ya pembicaraan kali ini, akan saya coba jelaskan. Karena saya adalah termasuk orang yang berada di “TKP”.

Kronologis yg saya ketahui…
Saya ketika itu sedang makan di Dolphin, kantin FPIK, dan ngeliat anak2 ITK kumpul..dan rupanya mereka sedang membicarakan masalah blog… Saya juga termasuk yang berbicara di forum tersebut.

Buat mas Herman sang TS yang saya ingin bertanya darimana anda mendapatkan cerita ini? Karena ada hal yang tidak benar dalam tulisan ini.

Pertama :
“Dari penjelasan Luthfi, satu per satu mahasiswa lain bergabung hingga ada kurang lebih 15 orang, dan ikut membentak-bentak. Mereka menjewer-jewer dan memukuli kepala sebanyak 3 kali.”

Sebenarnya pihak HIMITEKA sendiri telah mengusulkan untuk bertemu di sekret HIMITEKA yang suasananya lebih kondusif. Entah kenapa Lutfi memilih untuk bertemu di kantin FPIK. Sehingga banyak pihak yang sekedar lewat, menjadi terpancing ke dalam forum. Lalu untuk masalah dibentak-bentak memang benar adanya, toh tulisan lutfi pun memancing emosi banyak pihak. Pukul meja pun terjadi beberapa kali (termasuk saya melakukannya). Tapi DIPUKULI dan DIJEWER?? Saya tidak melihat kejadian tersebut..Bisa anda tanyakan saksi2 penjaga kantin yang ada di kantin tersebut. Kita sebagai anak ITK memilih menyelesaikan secara diplomatis..sehingga menuntut lutfi untuk memberikan solusi yang bisa menyelesaikan masalah, dan toh kita terima solusi tersebut. Karena hal ini sekali lagi menyangkut nama baik ITK, mohon klarifikasi kejadian tersebut.

Kedua :
“Saat situasi dirasa terlalu memanas, Luthfi diajak ke sekretariat himpunan mahasiswa bersama 3 mahasiswa lain untuk merundingkan penyelesaian masalah. Di sana, dia diminta untuk menuliskan solusi, dan mereka boleh menerima dan menolak. Setelah itu dia diperkenankan pulang dan mereka berjanji akan menghubungi. Hingga saat ini Luthfi belum dihubungi.”

Lutfi memang dibawa ke sekretariat Himpro THP (saya lupa euy singkatannya). Karena kita ingin menyelesaikan secara diplomatis, dan Lutfi pun dalam blognya mengatasnamakan “ITK” sebagai lembaga yang dia kritik. Oleh karena itu kita memilih menyelesaikan secara kelembagaan. Lutfi pun pulang dan berjanji untuk merealisasikan solusi tersebut esoknya. Karena solusi tersebut telah dilaksanakan, jelas kita tidak perlu menghubunginya lagi. Buat apa?? Toh masalahnya sudah beres

Sekali lagi, kita debat secara terbuka, Lutfi pun bebas mengungkapkan pendapatnya. Aksi bentak-membentak buat saya suatu hal yang wajar ketika yang disulut adalah emosi KELEMBAGAAN ITK. Tapi kita tidak anarkis, mas. Bahkan kita sempat nanya untuk solusi kepada Lutfi, “Kamu maunya apa??” karena berkali2 jawaban dia selalu “nyeleneh” dia menjawab “Mau Pulang…” heh??…sebenarnya letak MAU menyelesaikan masalahnya dimana??. Apa kita Intimidatif? Awalnya kita menawarkan untuk berdiskusi di Sektret HIMITEKA loh..tapi Lutfi sendiri yang memilih di kantin. Isi kepala setiap orang tidak sama, begitu pula emosinya. Jadi tidaklah layak dikatakan bila “ITK” intimidatif.

Mas, Blog salah satunya adalah membangun public opinion. Blog ini juga termasuk salah satu yang sensitif karena permasalahan kita adalah (sekali lagi) nama baik ITK yang tercemar. Masalah yang sudah selesai bisa tersulut lagi. Jadi tolong mas Herman bisa mengklarifikasi ke narasumber dan saksi. Apabila tidak bisa mengklarifikasi, tolong HAPUS blog ini. Kalau ingin bertemu saya dan ingin mengklarifikasi kejadian ini, saya akan layani tanpa INTIMIDASI. Saya Tunggu RESPON dari mas Herman.

Wassalam

•••

Menjawab pertanyaan Acta darimana saya memperoleh informasi untuk tulisan saya, sumber tulisan tersebut adalah hasil wawancara dengan Luthfi.

Jawaban Pengeroyokan di IPB

256 thoughts on “Jawaban Pengeroyokan di IPB

  • June 30, 2008 at 8:52 am
    Permalink

    wah sekarang bisa langsung kasih komen di halaman posting ya.. :D

    Reply
  • June 30, 2008 at 8:55 am
    Permalink

    this is another solid proof that a blog can be so powerful….than a big and reputable media for instance… fiuh fiuh…

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:08 am
    Permalink

    Apabila tidak bisa mengklarifikasi, tolong HAPUS blog ini.

    Aku bisa membayangkan besok kalo mas Acta Withamana nglamar kerja:
    Kalo saya tidak dijadikan PNS, tolong BUBARKAN pemerintah Indonesia!!

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:08 am
    Permalink

    wah…makin seru nech…..!!! perlu di gruduk po piye??? ben ndang rampung…!!!

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:09 am
    Permalink

    sudah kuduga.. pasti berbuntut..
    hkehkehekhekhek..

    mm.. “pukul meja” termasuk penyelesaian secara “diplomatis” ternyata.. *baru mudeng*

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:37 am
    Permalink

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Saya bukan bermaksud memperpanjang masalah ini, karena masalah tersebut sebenarnya sudah selesai. Akhirnya yang tercoreng adalah nama ITK sendiri, bahkan di comment sebelumnya IPB pun tercoreng namanya.

    “Menjawab pertanyaan Acta darimana saya memperoleh informasi untuk tulisan saya, sumber tulisan tersebut adalah hasil wawancara dengan Luthfi.”

    Apakah anda sudah mengklarifikasi ke saksi2 sekitar kantin?? Atau tanyalah kepada beberapa pihak anak THP (jurusan lutfi) yang ada di tempat kejadian. Karena narasumbernya cuma satu orang, patut dipertanyakan KEBENARAN cerita PEMUKULAN dan PENJEWERAN tersebut.

    @dino:
    Kalau ada pihak yang DIRUGIKAN dan berita tidak bisa diklarifikasi KEBENARANNYA, sudah selayaknya dong dihapus??

    @aftrie:
    Jangankan mahasiswa lho, DPR aja gebuk meja kalo berdebat…asal jangan sampe nggebukin orangnya aja. hehe

    Ini masalah nama baik ITK dan IPB, saya hanya seseorang yang menjaga amanah untuk menjaga nama baik tersebut.

    ITK…ITK…ITK
    Yes..Yes..Yes

    Wasalam

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:42 am
    Permalink

    Apakah anda sudah mengklarifikasi ke saksi2 sekitar kantin?? Atau tanyalah kepada beberapa pihak anak THP (jurusan lutfi) yang ada di tempat kejadian. Karena narasumbernya cuma satu orang, patut dipertanyakan KEBENARAN cerita PEMUKULAN dan PENJEWERAN tersebut.

    Oleh karena itu komentar anda saya masukkan di sini.

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:48 am
    Permalink

    mm.. berarti mestinya mahasiswa bisa membedakan yang baik dan benar toh..? Ndak perlu niru2 DPR toh ya..

    umh.. besok kalo ada apa-apa itu direkam dan di dokumentasikan kali ya.. *biar buktinya afdol*
    Hehehe..

    It’s just my opinion..

    Reply
  • June 30, 2008 at 10:19 am
    Permalink

    oalah….wanine kok kroyokan..???
    belajarlah dengan petinju….dia duel men to men..!!!!

    eh,mon…udah ga pke blogspot.????

    Iyo peng, blogspot dipensiunkan

    Reply
  • June 30, 2008 at 10:54 am
    Permalink

    ini bedanya ablog dgn media mainstream sang pelaku berita bisa berinteraksi disini
    *jadikan blog momon mainstream?!?*

    Reply
  • June 30, 2008 at 11:19 am
    Permalink

    @Acta Withamana

    Bangga amat niru DPR..
    Emang baik y ngebrak-ngebrak meja waktu berdebat?

    *baru menyadari kualitas debat orang ITK*

    Lagian, DPR ga perlu 15 orang u/ gebrak meja ma bentak2 satu orang anak… ternyata,DPR lebih baik y dari ITK..

    *baru menyadari DPR lebih baik dari ITK*

    Reply
  • June 30, 2008 at 11:58 am
    Permalink

    salam sejahtera…
    buat dandi :
    hendaknya berkomentar setelah mengetahui akar permasalahan.

    buat herman :
    saya setuju dengan rekan saya acta. masalah ini adalah masalah yang sudah selesai. kami dari pihak HIMITEKA sudah mengklarifikasi dengan pihak Luthfi. perlu diketahui ada 3 opsi yang ditawarkan kepada luthfi untuk dipilih sebagai jalur penyelesaian :
    1. Jalur Hukum
    jalur ini akan dilaksanakan oleh HIMITEKA dengan menggugat luthfi.
    2. Jalur Damai
    Luthfi membuat pernyataan maaf kepada seluruh civitas ITK
    3. Jalur di luar opsi 1 dan 2
    semua penyelesaian yang di luar 2 yang disebutkan tadi

    tapi kita telah sepakat untuk menyelsaikannya dengan opsi 2. porsi usulan opsi 1 dan 2 di rapat warga (rapat pengambil keputusan tertinggi di ITK) sebenarnya berimbang tapi semua akhirnya sepakat untuk mengiyakan opsi 2

    Reply
  • June 30, 2008 at 12:07 pm
    Permalink

    @achma :
    jadi gini Mas/Mbak ..
    bagaimanapun adanya kehadiran berita ini di blog, atau dimana pun, bahkan media resmi sekalipun, toh semuanya dalam rangka mengabari ke publik,.. anda juga tidak berhak untuk meminta blog atau media itu ditutup,..
    semua bisa disampaikan secara adil, media saja menyediakan surat pembaca dan ruang kritik,..
    Mas momon juga sudah memberikan ruang komentar,.. bahkan memposting khusus jawaban dari Anda.. saya rasa dalam dunia blogger, tindakan memberi tempat khusus sebuah berita/cerita dalam postingan adalah sebuah itikad baik dari pengelola blog untuk meng-cover berita yang berimbang..

    saya tidak melihat ada pencemaran nama baik ITK disini,.. wajar kalau situ esmosi, saya juga pernah merasa ada dalam komunitas kampus dan himpunan mahasiswa, jika ego komunitas himpunan kita tersentil, kadang kita merasa ada serangan..

    Jadi,..
    kalaupun ada berita yang tidak lengkap, ya sampaikan saja,..
    begitu juga dengan Lutfi,..

    Satu lagi,..
    Jika urusan sudah selesai, ya sudah…
    tunggu saja jawaban dari Lutfi dan anda serta pihak ITK, kalau memang cerita ini sudah berakhir indah… asal komitmen penyelesaian dipegang kedua-duanya…

    toh akhirnya akan sama2 enak…

    Reply
  • June 30, 2008 at 1:12 pm
    Permalink

    @aftrie
    biarin aja lah yang mau nggebrak meja, biar tangannya sakit sendiri, kkekekeke…

    @leksa
    setuju. di sini Kang Momon sudah menyeimbangkan pemberitaan dengan memposting komentar Acta. sekarang pembaca bisa melihat masalah baik dari sudut pandang Luthfi maupun Acta/ITK.

    Reply
  • June 30, 2008 at 1:21 pm
    Permalink

    @achma
    “Sebenarnya pihak HIMITEKA sendiri telah mengusulkan untuk bertemu di sekret HIMITEKA yang suasananya lebih kondusif. Entah kenapa Lutfi memilih untuk bertemu di kantin FPIK.”

    Kondusif? Sebuah ruangan yang jadi homebase orang2 yang kecewa sama dia disebut kondusif?

    Kalau Lutfi percaya dengan anda yang bentak2 + gebrak meja, maka bisa dibilang sekretariat itu kondusif. Lha kalo enggak?

    Maka bisa dibalik, di kantin yang tempat umum aja gitu, apalagi di sekretariat yang lebih private dan “wilayah anda”, mengingat anda menganggap dikerubungi banyak orang dan bentak2 dan gebrak meja adalah pendekatan diplomasi?

    Kalau mau negosiasi dan beritikad baik menyelesaikan masalah secara diplomatis harusnya:
    1. Pilih tempat netral kalau perlu diluar IPB.
    2. Jumlah orang dari kedua pihak sama, jadi nggak akan ada intimidasi, setidaknya kalau tawuran jadi adil karena jumlah sama.
    3. Dilakukan dengan kondusif dan tidak intimidatif.
    4. Ada pihak penengah (dosen, orang yang dituakan, polisi, dll).

    Itu kalau mau diplomasi, kalo mau intimidasi dan memaksakan kehendak, cara anda sudah benar.

    Reply
  • June 30, 2008 at 1:29 pm
    Permalink

    Haduh haduh… piss aahhh…

    Indonesia dah da asik…

    *siap2 kabur ke Mexico jadi bandar Bemo*

    Reply
  • June 30, 2008 at 1:55 pm
    Permalink

    tentang komentar dnial:
    wakkakaka… telak… ^^

    Reply
  • June 30, 2008 at 2:22 pm
    Permalink

    oh, you’re on wordpress!

    *sorry, completely OOT, couldn’t help it*

    *timpuk anima pake batu* :P

    Reply
  • June 30, 2008 at 2:37 pm
    Permalink

    Dik Acta, Anda hidup di jaman mana? Kalau Anda merasa tulisan sdr Herman tidak benar, silakan tulis klarifikasi. Itu jauh lebih elegan ketimbang menuntut menghapus posting blog seseorang.

    Saya sebetulnya tak terlalu peduli dengan subtansi masalahnya, tapi cara Anda meminta menghapus postingan blog….membuat saya sempat berpikir Anda memang lazim mengintimidasi orang.

    Saya bekerja di media. Dan media saya sudah sering menerima tuntutan persis seperti yang Anda minta manakala ada berita yang tidak berkenan. Kebanyakan sih pejabat-pejabat bermasalah. Apa mau bermental seperti itu?

    Dunia terus bergerak. Blog memang bukan pers, tapi faktanya itulah contoh riil suara publik saat ini. Butuh kearifan menulis dan juga menyikapinya. Saya tidak mengatakan sdr Herman mutlak benar, tapi cara Anda menyikapi pun tidaklah tepat rasanya.

    Saya yakin dik Acta masih muda. Jadi mari biasakan diri berpikir terbuka. Saya pikir itu akan lebih baik untuk kita semua nanti. Tabik.

    Reply
  • June 30, 2008 at 3:01 pm
    Permalink

    setuju sama komentar mas teguh di atas… :D
    eh Mon, WP? hueayyyyyy!! :D/

    Reply
  • June 30, 2008 at 3:09 pm
    Permalink

    @Acta
    Sampeyan ndak punya blog yah? sebenarnya isu2 yang ndak sesuai dengan pikiran sampeyan kan bisa di sanggah, cara paling gampang ya tulis aja di blog sampeyan (kalo punya) kan gampang toh tinggal trackback ke sana-kemari ndak usah nyuruh2 nutup blog orang lain.

    Kalo anggota DPR gebrak meja, mahasiswa2 juga ikut gebrak meja, nanti kalo sampeyan jadi anggota DPR juga …………….. *jawab ndiri*

    Reply
  • June 30, 2008 at 3:10 pm
    Permalink

    God, why do we have to live in a reign of terror..

    @ acta :
    pun bila anda merasa ITK dicemarkan..coba cari tahu definisi kekerasan dan anarkisme, kemudian renungkan apa yang anda lakukan kembali..
    pencemaran, atau tindakan apapun kesalahan yang dilakukan, bukan menjadi justifikasi untuk tindakan kekerasan..

    tabik!

    Reply
  • June 30, 2008 at 3:54 pm
    Permalink

    @ kerti : itu.. aku kesian sama mejanya.. dia kan tidak bersalah.. kok dipukul2.. kalo rusak gimana.. *ndak konsen ngejar deadline*

    Reply
  • June 30, 2008 at 4:01 pm
    Permalink

    Membaca tulisan ini, saya jadi rindu suasana kampus dengan rasa bangga yang meluap-luap seperti ini.

    Kupikir yang patut bicara adalah si Lutfi-nya sendiri.
    Mas Momon, sejauh yang saya tahu, sudah melaksanakan tugas sebagai penyedia public news/opinion telah berlaku secara benar dan adil.

    Saya jadi mikir, kenapa Acta tidak kontak langsung ke Lutfi? Anda se kota dan sekampus ya ?

    Salam damai!

    Reply
  • June 30, 2008 at 4:10 pm
    Permalink

    Mas-mas jalan “damai” di sebelah mana ya? Dari sini masih berapa lampu merah lagi?

    *pengen nyoba fasilitas komen blogspot yg baru :D *

    Salam,

    Reply
  • June 30, 2008 at 4:14 pm
    Permalink

    blogsepotmu ini palesu to mon :p

    *ngacir karena baru sadar*

    Reply
  • June 30, 2008 at 4:52 pm
    Permalink

    berbinar2 bisa komentar di blog momon yang baru :-x

    Reply
  • June 30, 2008 at 8:52 pm
    Permalink

    @aftrie
    ndak papa, mejanya besi kok, kecuali yang mukul pake “tangan besi” ndak bakal rusak ^^

    kalau Acta masih mengikuti komentar-komentar yang ada di sini, mohon ikut berkomentar. kalo ndak ada tanggapan takutnya nanti lagi-lagi dibilang pemberitaan berat sebelah…

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:00 pm
    Permalink

    kok makin kelihatan goblognya pihak yang kebakaran jenggot ya, bwehehehe

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:11 pm
    Permalink

    Yaaah …..
    Media bales media dong
    ga usah make gebrak2. Kalo mau, tuuh, gw pinjemin panci sekalian. keliling kompleks guwa sambil gebrak2. Lumayan buat Siskamling

    Jadi gini mentalnya? no wonder kalo seperti yang @acta bilang. jadi jelek nama kampusnya. wong dia sendiri sebagai anggota ga bisa jaga nama itu.

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:13 pm
    Permalink

    dari membaca kasus ini, saya bisa teringat pepatah,”karena nila setitik, rusak susu sebelanga.”

    semoga menjadi pelajar buat TIK agar lebih tenang menanggapi kasus seperti ini.

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:13 pm
    Permalink

    Eh, jadi inget omongan si Jay:
    Goblok kok ditato(insert tm ketjil disini)

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:16 pm
    Permalink

    Kok ITK minta ketemuannya di Sekretariat? Sekretariat sebagai Basecamp kan safe haven-nya ITK jadinya bukan tempat netral, kalau Lutfi ada apa-apa gimana dong.
    Mendingan kantin yang ketahuan rame gitu.

    Btw, emang ITK enggak mau klarifikasi atas apa yang Lutfi tulis. Misalnya membuktikan kalau tulisan Lutfi itu tidak benar adanya di dunia maya. Daripada bilang “pokoknya” tulisan Lutfi salah. Itu mah semua orang juga bisa ngomong.

    Reply
  • June 30, 2008 at 9:25 pm
    Permalink

    ini yang gua tangkep.

    ini jadi lutfi _sendirian_ masuk ke kandang Gepeto yang lagi kebakaran jenggot? wakakakak.

    ga perlu jadi jenius-lah buat tahu pasti ada kekerasan/intimidasi di dalamnya.

    Reply
  • June 30, 2008 at 10:43 pm
    Permalink

    Assalamualaikum Wr.Wb.

    memang saya tidak punya blog..
    dan memang mungkin saya juga tidak bisa menulis dalam bahasa media yang baik.
    Kegusaran saya hanya kepada publik yang membaca blog ini tanpa tahu duduk perkara dan masalah yang terjadi dan menyimpulkan sendiri sang Subjek dan Objek, baik Lutfi maupun ITK..
    Maksud saya meminta menghapus blog adalah untuk mencegah hal itu terjadi, karena klarifikasi pun kalau hanya dari sudut pandang saya yang seorang anak ITK saja..toh tidak baik kan?? makanya saya meminta sang TS mengklarifikasinya langsung ke lapangan. Klo cara saya salah, saya minta maaf.

    Kantin FPIK sendiri tempat kumpul orang2 se-FPIK. Suasana menjadi tidak kondusif ketika orang2 seperti saya yang sedang makan, masuk langsung ke forum..sedangkan di Sekretariat HIMITEKA sudah diatur 2 orang saja yang berdiskusi dengannya.

    Jadi inget pas baca Blog orang2 Malaysia yang ngejelek2in Indonesia..dimana2 semua emosi.. Power of Blog..sesuatu yang bisa membangun ato menghancurkan.

    Well, from me..
    cuma bisa mengklarifikasi aja..mohon maaf klo etika berkomentar saya kurang baik..Toh saya bisa belajar dari sini.

    Tinggal nunggu klarifikasi Lutfi aja..penjaga kantin mungkin..sapa ya yang doyan buka blog?? hehehe

    Wassalam

    Reply
  • July 1, 2008 at 12:49 am
    Permalink

    herman, gw ngg setuju dihapus isi blog itu. Namanya mengingkari sebuah proses argumentasi. Biarlah pernyataan Luthfi itu disini dan pernyataan counternya dari Acta (dia bukan mewakili ITK kan? cuma pribadi yang berarti ITK tidak menanggapi isu ini secara resmi).

    Menurut gw, dengan membiarkan dialog ini disini akan memberi pembelajaran soal kasus serupa. Biar ngga terulang dikemudian hari. Kita ini suka mengidap amnesia sejarah. Bukan karena siapa yang berwenang dan siapa korban. Atau siapa salah dan siapa yang benar.

    Reply
  • July 1, 2008 at 1:41 am
    Permalink

    Nunut sinau mas Momon…

    Sinau seko pengunjung yang pinter-pinter ngomong dan beragumentasi…

    melihat satu obyek dari banyak sisi memang menyenangkan ya.. apalagi dari sudut pandang orang lain…dan dengan jumlah yang banyak pula…

    Reply
  • July 1, 2008 at 3:04 am
    Permalink

    Maaf, ikut komentar gak mutu.

    Saya rasa sebaiknya masalah ini dipilah lagi. Untuk masalah nama baik ITK IPB dan IPB, sebaiknya dikembalikan ke domain asalnya. Biar saja diselesaikan oleh pihak-pihak yang terlibat langsung dalam masalah. Pihak luar ga usah usil.

    Masalah (dugaan) terjadinya tindak kekerasan, boleh lah dibahas di sini. Tapi kembali lagi ke masalah nama baik, jangan sebut-sebut lagi nama orang atau institusi.

    Apapun yang kita tulis di sini akan muncul dalam hasil pencarian Google, dengan kata kunci yang tepat tentunya. Jadi sebaiknya kalo mau komentar juga dipikir-pikir dulu efeknya.

    Toh kalo mau ngejunk, saya yakin udah pada tau di mana tempatnya ;)

    Mari ….

    Reply
  • July 1, 2008 at 3:17 am
    Permalink

    saya setuju dengan Reno.

    seandainya permasalahannya adalah pencemaran nama baik, sebaiknya kasus ini diselesaikan dengan cara musyawarah antara kedua belah pihak

    akan tetapi untuk kasus (dugaan) kekerasan dan intimidasi, maaf, kejadian tersebut sudah menjadi permasalahan publik. jika urusan tindakan oknum ITK sudah didamaikan dengan luthfi, urusan oknum ITK dengan publik masih belum selesai.

    Reply
  • July 1, 2008 at 5:52 am
    Permalink

    Wah asik juga, saya bisa belajar banyak disini

    @ryosaeba
    “kok makin kelihatan goblognya pihak yang kebakaran jenggot ya, bwehehehe”

    mmm…klo saya liat disini kita bisa belajar bersama2 menyelesaikan masalah. Saya pun dengan terbuka menerima kritik2 pedas disini..Untung saya gak punya jenggot..

    @dodi
    “siapa yang tertindas? luthfi.”

    Sebenarnya kita bisa menerima kritik, cuma klo pernah liat blog lutfi yang udah dihapus, cara penyampaiannya menyentil emosi beberapa pihak..jadi siapa yang tertindas??Ahh sudahlah, yang lalu dah beres toh…gak perlu ngeributin lg…

    @ambar
    “…..Biarlah pernyataan Luthfi itu disini dan pernyataan counternya dari Acta (dia bukan mewakili ITK kan? cuma pribadi yang berarti ITK tidak menanggapi isu ini secara resmi).”

    Yup, it’s just my opinion.

    @pAquin

    “seandainya permasalahannya adalah pencemaran nama baik, sebaiknya kasus ini diselesaikan dengan cara musyawarah antara kedua belah pihak”

    Sudah dilakukan lho.

    “akan tetapi untuk kasus (dugaan) kekerasan dan intimidasi, maaf, kejadian tersebut sudah menjadi permasalahan publik. jika urusan tindakan oknum ITK sudah didamaikan dengan luthfi, urusan oknum ITK dengan publik masih belum selesai.”

    Ini sedang diusahakan :)

    @Reno
    I Agree with u…

    You can Learn Anything from internet
    You can Watch Anything from internet
    You can Do almost Anything from internet
    All you need to do is doing them carefully…
    Bener gak yah bhs inggrisnya … hehehe

    Reply
  • July 1, 2008 at 8:41 am
    Permalink

    ihi!! sudah pake WP!!!

    congrats!!!

    hm.. saya hanya menunggu permasalahan ini kelar dulu saja lah.. :D

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.