Pegawai TU, menurut hemat saya, susah untuk dibilang orang-orang yang baik. Hampir 100% pegawai tu adalah orang orang underpaid yang tidak menghargai orang yang menggaji mereka tapi di lain sisi mereka mengembangkan aura arogansi, terutama karena mereka memiliki akses ke birokrasi. Sudah tidak terhitung berapa kali harga diri saya dan rekan-rekan kuliah menjadi obyek dan korban arogansi pegawai TU, terutama bagian pengajaran.

Mungkin kita perlu sedikit mengingatkan para pegawai TU ini, bagaimana meraka bisa naik motor dengan enak, bisa menyekolahkan anaknya, membiayai rumah sakit kalau sakit, dan bisa makan sehari tiga kali.

Untuk itu kita perlu melihat induk dari semuanya: bagaimana mereka digaji.

Pendapatan negara dan hibah dalam RAPBN tahun 2006 direncanakan mencapai Rp539,4 triliun, Rp402,1 triliun dari pajak dan sisanya dari penerimaan bukan pajak dan hibah.

Betul, 74% pendapatan negara akan didapat dari pajak, sisanya dari minyak, BUMN dll. Tujuh puluh empat persen ini berasal dari PBB, Pajak Penghasilan, PPN, Cukai dll. Jadi setiap kali anda membeli rokok, makan di KFC, makan di warung dan gaji anda dipotong pajak, setidaknya anda menyumbang 74% gaji para pegawai TU ini.

Tapi apa yang kita dapatkan? Pelayanan yang ketus, lambat, dan tidak menyenangkan. Belum ditambah nasehat-nasehat tidak relevan yang sering mereka berikan kepada para mahasiswa. Padahal kita sudah mendanai hajat hidup mereka lho. Mulai dari menyekolahkan anak mereka sampai membuat asap dapur mengepul.

Menurut saya ini bukan sebuah deal yang fair.

Sejujurnya, kami para mahasiswa tidak mengharapkan pelayanan sekelas hotel berbintang. Sebuah pelayanan yang ramah dan helpful sebenarnya sudah sangat cukup.

Saatnya lebih tegas dengan pegawai TU
Tagged on:

6 thoughts on “Saatnya lebih tegas dengan pegawai TU

  • August 19, 2005 at 10:55 am
    Permalink

    Absolutely agree with you…
    Menghadapi muka2x suntuk dan kinerja para pegawai TU atau Administrasi adalah salah satu hal yang paling gue benci…

    There’s this one time yang gue nyerahin suatu form ke TU, dan kita harus nunggu Operatornya untuk Entry Data. (Padahal ada sekitar 50 Lembar yang lagi dipegang dia…!)

    Maksud gue, kenapa ngga dikumpulin aja langsung…?
    Jadi Operator untuk entri data di TU ya udah jadi tugas dia, kita gak perlu nungguin berlama2x untuk nunggu dia selesai khan…

    Those F*ckers..

    Reply
  • August 19, 2005 at 11:27 am
    Permalink

    mereka underpaid.
    pendidikan mereka terbatas.
    lingkungan sekitar yang mementingkan senioritas dan birokrasi.

    wajar sih jadi njengkelin gitu.
    nyebelin.
    sok penting.
    sok kenal semua orang.
    kalo gak nyapa dia, langsung deh kita dicap gak tau diri.
    gak tau sopan santun.
    idih!
    basbang!
    dodol!

    Reply
  • August 19, 2005 at 11:29 am
    Permalink

    Wah.. Momon.. selalu terpentok dengan birokrasi TU.. sampai sekarang juga masih ngedumel dengan penuh sikap antipati pada para pegawai TU..

    Memang sih sering banget mereka berlaku penuh arogansi.. Yang dibutuhkan itu sebenernya kepastian hukumnya aka tatacara pelayanan di TU yg g bisa ditawar2.. Ada protokoler yang diterbitkan + ditempel serta dilampirkan penjelasan yg mendetail biar kami2 yg g terlalu sering mengamati perkembangan perkuliahan jadi ngeh..

    Kalo gini kan jadi fair.. Lha wong ada aturan maen..

    Reply
  • August 19, 2005 at 5:07 pm
    Permalink

    hmm… numpang ide ya..
    kalo menurut gw sih, selain masalah senioritas.. mungkin juga mereka merasa dirinya dibutuhkan, kita mencari mereka, makanya mereka bersikap sok..
    selain itu mungkin juga mereka ini membawa masalah pribadi ke dalam situasi kerja, istilahnya ga profesional.. huehue.. :p

    Reply
  • August 20, 2005 at 3:39 pm
    Permalink

    Mon, para staf “TU” di kampus saya sekarang pelayanannya oke kok. Bahkan kalo ada jam kosong, dia mau telp mahasiswanya satu persatu. Keren kan. :P

    Tapi “SPP” saya sekarang gak 250 rb kayak jaman s1 dulu :D Hehehe…

    j/k.

    Reply
  • August 21, 2005 at 12:05 am
    Permalink

    Hmm, this is kinda strange. Oke deh, kita ngak puas dsb, tp kita juga udah nyebutin sendiri klo sebenarnya mereka itu underpaid. Loh, lah terus kok kita protes?

    Aku setuju dengan pendapat denfri, biar fair harusnya ada rules yg diketahui semua orang. hehe sebenarya bebrapa rules sih yang udah ditempel2 di depan TU. cmn kadang2 mahasiswa tuh suka panik (ketahuan yg sering mepet dan telat2), terus tanya2 TU, TU sebel karena ditanyain terus padahal pengumuman udah ditempel. p apa daya, namnya mahaiswa juga tdk semuanya tahu, dan TU jg punya batas2 kesabran. byangin aja dalam sehari bsia ditanya berapa kali.

    ya, coba deh kita bersikap lebih positif, kita tunjukkan sikap yang lebih kooperatif. Siapa tahu dengan gitu kita bisa mengedukasi TU secara tidak langsung ;)

    Ya begitu teorinya, cuman ya itu, sebanrnya saya juga sering sewot ma TU :)). Saya adalah mahasiwa yang pandai bermuka manis, alias lugu: “oh begitu ya pak, oke deh pak, jadi saya salah prosedur atau harusnya saya ngurusnya kesana dulu atau harusnya saya gini dulu. Oh iya, bapak.ibu benar, saya yang salah .. terimakasih pak, besok saya coba lagi”

    *minum baygon*

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.