Ada sebuah pemikiran yang cukup konvensional dimana kesuksesan sebuah bisnis itu dihitung dari kinerja keuangannya. Gampangnya, sebuah perusahan itu baik atau buruk dilihat dari banyak uang masuk (ini adalah penyederhanaan tentunya, intinya semua tentang uang, uang dan uang).

Semua tentang uang, uang dan uang atau ?
Data finansial sebagai acuan kinerja, walaupun sudah diakui secara universal, kurang mencerminkan kinerja keseluruhan sebuah organisasi. Ini karena data finansial adalah data historis yang tidak mencerminkan apa yang sedang terjadi pada saat ini dan masa datang. Organisasi yang sangat mengacu pada data ini cenderung melakukan keputusan strategis yang financial-oriented yang kebanyakan memang menguntungkan dalam jangka pendek.

Misalnya perusahaan A, karena ingin mengejar laba tinggi, akhirnya memangkas dana pengembangan SDM dan mengabaikan proses kerja ideal agar target-target keuangan tercapai. Walaupun produk yang dijanjikan dapat di-deliver kepada konsumen dengan baik (ie.: sesuai waktu yang ditentukan dalam kontrak), tetapi karena produk yang disajikan kurang memuaskan (mungkin, karena produksinya asal) dan orang marketingnya jadi gak ramah dengan klien karena keseringan ditekan atasannya, imbasnya konsumen menjadi kecewa. Konsumen kecewa berakibat dengan turunnya kepercayaan konsumen terhadap perusahaan A, dan akhirnya jumlah pemintaan atas produk perusahaan A menurun.

Hanya karena untuk mengejar kesuksesan finansial dalam jangka pendek, dalam jangka panjang perusahaan tersebut merugi karena nilai aset-aset intangible mereka menurun.

Ternyata uang bukan segalanya
Ada sebuah metoda baru untuk melihat kinerja perusahaan, yaitu alih-alih menggunakan satu sudut pandang (finansial) untuk mengukur kinerja, beberapa perusahaan menggunakan empat buah sudut pandang, yaitu:

  1. Sudut Pandang Finansial (uang bukan segalanya, tapi tetap adalah bagian dari segalanya ;)
  2. Sudut Pandan Konsumen
  3. Sudut Pandang Proses Bisnis
  4. Sudut Pandang Pembelajaran dan Pengembangan SDM

Sudut pandang konsumen mengukur kinerja berdasar kepuasan dan kepercayaan konsumen sementara sudut pandang proses bisnis melihat kinerja berdasar proses bisnis internal, seperti lama perusahaan untuk memproduksi produk Y, workflow kerja divisi B, standar produksi divisi C, dll. Sudut pandang pembelajaran dan pengembangan SDM, tentunya sudah jelas.

Metode ini disebut dengan Balanced Scorecard, dan topik tentang ini dapat anda dapatkan cukup dengan googling sebentar atau melihat di Wikipedia. Kalau anda membutuhakan referensi yang lebih luas, di toko buku ada banyak buku tentang ini.

Tentunya posting ini cuma ujung dari gunung es, karena topik Balanced Scorecard itu lebih luas daripada tulisan saya. Tapi setidaknya sesekali mengingatkan kalau dalam bisnis modern, kesuksesan tidak dihitung dari angka dalam neraca rugi-laba.

Bagi bisnis, apakah segalanya tentang uang?
Tagged on:

4 thoughts on “Bagi bisnis, apakah segalanya tentang uang?

  • August 20, 2005 at 3:32 pm
    Permalink

    Hehehe nice post, Mon.

    Saya sendiri belum banyak baca tentang model BSC dalam melihat sebuah bisnis (baru ujungnya dari ujungnya gunung es-mu) :D.

    Tapi kabarnya trainingnya mahal sekali ya. Luymayan kalo jadi konsultannya :))

    Reply
  • August 20, 2005 at 3:34 pm
    Permalink

    Maafkan saya sudah merusak komenmu :(( .. (salah ketik & ralat tadi).

    Reply
  • August 20, 2005 at 11:55 pm
    Permalink

    #define RODO_MUMET

    Sekedar menambah wacana, apakah 4 buah perspektif penilaian tadi bisa dicapai dalam satu saat? Dianjurkan untuk berimbang dalam satu saat? Atau kita memang mau tak mau kita harus berinvest dengan mengorbankan yang lain demi memenuhi suatu perspektif “keberhasilan” tertentu?

    Konsumen tentunya akan sangat bervariasi perspektifnya? Bisa jadi ada yang hanya punya satu perspektif, semua perspektif atau sama sekali tanpa perspektif?

    Strategi apa yang menurutmu bisa dipakai dalam rangka membentuk atau memenuhi perspektif-perspektif ini?

    *Doh, mending mikir code deh daripada mikir ginian :p*

    Reply
  • September 6, 2005 at 12:31 pm
    Permalink

    Tanyakan jawabnya pada rumput yang bergoyang, selama Megawati masih jadi presiden maka huahahaha…

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.