Membaca pernyataan sikap Aliansi Bandung akibat pembubaran diskusi Gerakan Marxisme di blognya mas Enda, saya jadi teringat kalau ada hal lain selain poligami dan seleb blog :p.

Walaupun mengutuk polisi dan pelapornya potensial sangat mengasyikkan, mestinya kita ingat kalau pembubaran diskusi Marxisme adalah buah dari doktrin pemerintah masa lampau untuk mematikan doktrin komunis. Para pemainnya diadili, dinyakan bersalah, dan dihukum, sementara ‘monumen’ didirikan untuk mengabadikan korban-korbannya, begitu kata V di V for Vendetta, menyidir cara pemerintah totalitarian Inggris membungkam rakyatnya (di film).

Apakah terasa semacam kemiripan? :D Empat puluh tahun sejak komunisme diberantas, kalau kita tanya ke orang, sebenarnya kesalahan paham komunis itu apa sih; jawabannya mayoritas ngambang.

“Karena komunisme tidak mengakui Tuhan,” menurut Mas Bob Pokpopuli.

Kalau begitu, jika paham komunis diupgrade sehingga mengakui Ketuhanan dan Agama, apakah Mas Pok akan menerima komunisme?

Mas Pokpopuli diem seribu bahasa, termasuk bahasa C# dan Ruby.

Saya bukan jurnalis, ahli sosial sayens, apalagi pengamat politik profesional. Tapi mestinya sebuah sistem dimana semua orang jatahnya sama dan rata (gak peduli kompeten apa tidak kompeten) dan segala aspek kehidupan rakyat diatur oleh sebuah partai pusat supaya segalanya bisa merata; bukanlah sebuah sistem yang bagus-bagus amat.

Tapi apa yang saya pikir tidaklah penting. Yang penting, penting sekali untuk membiarkan orang berpikir sendiri apakah itu baik apa buruk, membiarkan orang bersuara dan berdiskusi, dan memungkinkan orang untuk tidak merasa takut hanya karena berpikir beda; karena negara kita bukan negara komunis.

Pembubaran Diskusi Marxisme
Tagged on:     

13 thoughts on “Pembubaran Diskusi Marxisme

  • December 20, 2006 at 8:58 pm
    Permalink

    Mitos PKI itu sangat diperlukan. Lumayanan untuk musuh bersama, agar umat beragama bisa tetap merasa terancam. Biar ga sibuk berantem sendiri.

    Berguna juga sebagai tuduhan, kalo ada yang macem-macem, tuduh aja sebagai PKI, lalu habisi. Tidak akan ada yang komplen :P

    *disurupi soeharto*wa

    Reply
  • December 21, 2006 at 12:00 am
    Permalink

    aku selalu mendengar ; maklum..negara bekas komunis.

    juga saat melihat seorang laki2x dg sekuat tenaga meninju seorang perempuan di hanoi, saat motornya kesenggol.

    gak ada hubungannya ya ?

    Reply
  • December 21, 2006 at 10:27 am
    Permalink

    Saya tidak pernah percaya dengan kesamarataan masyarakat, bullshit, hal itu cuma ada di dongeng.

    Pada kenyataannya (apalagi di Indonesia) yang terjadi adalah “milikmu punyaku juga, tapi milikku ya punyaku”.

    Kapitalisme memang bukan sistem yang terbaik, tapi setidaknya adalah yang paling tepat, sampai dengan saat ini.

    (Serius amat nih :P)

    Reply
  • December 21, 2006 at 1:24 pm
    Permalink

    premanisme menyebalkan.

    Reply
  • December 21, 2006 at 1:32 pm
    Permalink

    Itu bentuk traumatik, mas. Saya bukan idola kapitalisme, tapi tak senang sayap kiri dan kanan.

    Cuma, polisi itu harusnya tidak membubarkan, lha yang memberi izin kan mereka.

    Reply
  • December 22, 2006 at 1:58 pm
    Permalink

    Pembubaran paksa itu bentuk premanisme, dan premanisme di Indonesia sudah tdk mengenal golongan, mau kanan, kiri, tengah, utara ataupun selatan.

    Ada premanisme atas nama agama, ada premanisme atas nama politik, ada premanisme atas nama Pancasila, ada premanisme atas nama kemiskinan ataupun kekayanaan, intelektualitas dll.

    Reply
  • December 22, 2006 at 8:07 pm
    Permalink

    @Wadehel: Yap musuh bersama memang diperlukan. Sekarang bukan PKI, tapi liberalisme.

    Mbak dian maksudnya apa sih?

    #Hasto, saya sebanarnya jug ameragukan konsep kesamrataan, tapi sampai saat ini masih beritikad baik untuk menerima penjelasan. Cuma ya itu, belum dapat penjelasan yang baik.

    @Hedi, mungkin polisi juga serba salah. Hehehehe. Ngapain juga mereka digaji kalau serba salah, serba bener dong.

    @Mas Topan. Premanisme memang sudah mendarah daging saat ini, mungkin disebabkan karena kita terlalu lama ditindas dan terlalu lama helpless.

    Reply
  • December 25, 2006 at 11:57 am
    Permalink

    Salam Pembebasan,

    Kami, divisi infopubdok Kelompok Kerja Rumah Kiri bermaksud memohon izin untuk mendokumentasikan dan menulis ulang tulisan anda tentang insiden pembubaran diskusi gerakan marxis internasional pada tanggal 14 Desember 2006 di situs kami. Demikian permohonan izin ini kami sampaikan, terima kasih.

    Emiel

    Divisi Infopubdok
    Kelompok Kerja Rumah Kiri

    Emiel.

    Reply
  • June 29, 2009 at 5:13 pm
    Permalink

    salam revolusi..
    Q pengen tau lebih banyak tentang Marxis dan Q respek dengan pemikiran yang kritis dan progresif. pemiiran yang seperti ini sangat penting untuk kematangan intelektua kita, agar kita tidak terjebak pada pemikiran yang parsial. belum-belum sudah menjustis. kan dak baik ya.

    Reply
  • July 17, 2014 at 3:57 pm
    Permalink

    I’d like to thank you for the efforts you’ve put in writing this
    site. I am hoping to view the same high-grade blog posts from you in the future
    as well. In fact, your creative writing abilities has motivated me
    to get my very own website now ;)

    Reply
    • January 16, 2015 at 2:40 pm
      Permalink

      This is a really intlnligeet way to answer the question.

      Reply
  • August 22, 2014 at 9:04 pm
    Permalink

    If you want to grow your knowledge simply keep visiting this
    web site and be updated with the newest news posted here.

    Reply
  • May 9, 2016 at 11:08 pm
    Permalink

    Good post. I learn something new and challenging on websites I stumbleupon on a daily basis.
    It’s always interesting to read through content from other writers and use a little something from their websites.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.