Entah seberapa sumringah Bung Karno andaikata ia singgah ke mall dan menyaksikan baju-baju batik berseliweran di mana-mana. Dikenakan gadis-gadis mutakhir hingga ibu-ibu socialite, batik sedang memulai masa jayanya dengan menjadi the ‘it dress’.

Bung Karno, dengan segala kekurangan dan kelebihannya adalah seorang nasionalis sejati. Pada masa pemerintahannya, ia pernah membuat program untuk menjadikan batik busana kebanggaan Indonesia.

Program sang presiden sederhana saja. Para pengusaha batik—seperti yang di daerah Prawirotaman, Jogja—mendapat suplai kain katun dengan harga sangat murah. Kain bersubsidi. Harapannya, bahan baku murah mendorong harga pasar batik lebih terjangkau, dan dus populer.

Akan tetapi, alih-alih dibatik, kain-kain itu dijual apa-adanya. Tanpa dibatik, tanpa apapun. Dengan harga beli murah dan dijual dengan harga pasar, para pengusaha batik itu meraup banyak untung, dari uang rakyat juga. Hari ini, jika Anda melewati rumah-rumah kuno megah di kawasan Tirtodipuran dan Prawirotaman, itu adalah sisa dari kejayaan pedagang batik coret.

Apakah kejadian hampir setengah abad lampau ini terdengar familier?

Model foto: Hanny, Omith, Chika. Fotografer: Gage.
Batik
Tagged on:

72 thoughts on “Batik

  • July 8, 2008 at 11:35 am
    Permalink

    saya kok lebih fokus liat modelnya ya mon?? :D

    *ditabok*

    *deportasi Chika ke Tailan!*

    Reply
  • July 8, 2008 at 11:35 am
    Permalink

    :) jadi ingat novel Canting-nya Mas Arswendo…

    Wah belum baca :D Bagus?

    Reply
  • July 8, 2008 at 11:38 am
    Permalink

    @ck: kita harus alih profesi sepertinya, chik! :D

    Reply
  • July 8, 2008 at 11:43 am
    Permalink

    ya ini sekedar trend ato akan selamanya berkibar..

    ada yang meng akuisisi tuch batik dari thailand ato honkong padahal mereka jg beli bahan kainnya dari INDONESIA .. f*ck..

    mari pake batik.. hihihi

    ck, hani well..ga mati gaya..hahhah

    Reply
  • July 8, 2008 at 12:04 pm
    Permalink

    Saya koq berfikir ini sebuah trend saja, kalo sampeyan punya pasangan pasti tahu model-model bulan sebelumnya hehehe :D

    Reply
  • July 8, 2008 at 12:17 pm
    Permalink

    modele marahi moto bruwet mon!

    itu semua salah chika, omit, dan hanny :P

    Reply
  • July 8, 2008 at 12:24 pm
    Permalink

    knapa ya Indonesia itu.. penduduknya dibantu bukannya berterima kasih dan ngegunain dngan sbaik2nya malah ttep aja dicurangin… sedih…
    tapi saya jujur gak suka batik yang dijadiin tren skrg :D terkesan tua..

    Reply
  • July 8, 2008 at 12:26 pm
    Permalink

    Iya, skarang ini buanyak betul batik.
    Di Saphir Square aja buanyaknya ampun-ampunan, satu lantai isinya batik semua.

    Anang, suaminya Krisdayanti itu juga gemar berbatik.
    Dan karena alasan inilah saya malah jadi malas berbatik :)

    Hahahahaaha :P

    Reply
  • July 8, 2008 at 12:26 pm
    Permalink

    jadi inget waktu itu katanya iwan tirta, bill gates pake batik hasil goresan canting, SBY malah pake batik yg printed…huhuhu

    Reply
  • July 8, 2008 at 12:38 pm
    Permalink

    salut for batik..
    model nya… itu pasti mbak cika..

    Reply
  • July 8, 2008 at 1:32 pm
    Permalink

    Jadi ingat perajin-perajin batik kita yang napasnya tinggal senin-kemis padahal karyanya dijual selangit.

    Ternyata udah setengah abad yah..

    Reply
  • July 8, 2008 at 1:47 pm
    Permalink

    kalo gara2 postingan ini yg menampilkan model abal2 di atas, terus batik jadi gak laku. Kuwi dusomu mon!
    :mrgreen:

    *minggat*

    Reply
  • July 8, 2008 at 1:59 pm
    Permalink

    Saat Gandhi menggalakkan katun dan memintal sendiri, ketimbang menggunakan jas yang keminggris. Saat beliau menggunakan itu sebagai bentuk perlawanan terhadap imperialis. Saat itu mungkin, kekuatan ekonomi rakyat menunjukkan giginya. Bagaimana dengan batik, Bung?!

    Reply
  • July 8, 2008 at 2:00 pm
    Permalink

    wew, bung krano prnh punya program seperti itu? baru dgr saya.. gugling dl aaahh..

    Reply
  • July 8, 2008 at 2:02 pm
    Permalink

    Laporin KPK aja…

    Tapi KPK lagi sibuk sama DPR tuh :D

    Reply
  • July 8, 2008 at 2:18 pm
    Permalink

    wah saya malah baru tahu mon, kampung prawirotaman seperti laweyan :D

    Reply
  • July 8, 2008 at 2:22 pm
    Permalink

    Lahhh, aku malah udah mulai sedikit bosen ama batik, hehehe… Mungkin karna wktu awal2nya masih belum musim, batik tuh murah banget, kainnya cuma RP 25.000-35.000,- trus dijahit jadi gaun, wuiihh, keren banget.

    Sekarang nyaris semua org pake batik, sampe bayi masih kecil, lagi ngantri didokter juga outfit nya batik, dan digendong dengan kain batik, dohhh… saya bingung ngebedain mana bayinya, mana tas gendongannya, dan mana susternya kain gendongannya.

    Batik semuaaaa… tabrakan pula warnanya…

    Kalo yg model begini, do you still think that sukarno will be happy???… ;))

    Mestinya Sukarno akan selalu happy ketika kita bangga dengan batik ;)

    Reply
  • July 8, 2008 at 2:32 pm
    Permalink

    katanya ga bole foto bertiga lho *minggat* hehehehhe hidup batik

    Reply
  • July 8, 2008 at 2:46 pm
    Permalink

    […]Apakah kejadian hampir setengah abad lampau ini terdengar familier?[…]

    hmm… teori bottom up yang lagi dipake Indonesia ini kan…???

    berilah umpan dan kail jangan diberi ikan…. eh kail dan umpannya nggak buat mancing tapi malah di jual… tipe tipe subsidi gitu deh

    jadilah Indonesia sekarang pake top down… kasi aja langsung ikannya… kalo udah kenyang makan ikan, sana kerja… aka kasih BLT…

    sebenernya bagus yang mana sih mon…??

    Bagusnya sih, kasih umpan dan kail, lalu diawasi terus. Cuman, yang ngawasi juga suka ikan sih :D

    Reply
  • July 8, 2008 at 2:53 pm
    Permalink

    aku dulu (waktu belum ciken kopdar) kalo ke juminten sering pake batik lho…

    Jadi rindu masa-masa kopdar saat Annots masih di sisi kita… :(

    Reply
  • July 8, 2008 at 2:58 pm
    Permalink

    ini karena kualitas kamera gage yang bagus po?

    Reply
  • July 8, 2008 at 3:05 pm
    Permalink

    ngobrol soal batik, jadi ingat mas purwadi yang tiap hari keliling gelanggang UGm sambil bersepeda, berbaju batik dan kopiah sambil menenteng tas gandum.

    gimana kabar manusia hebat itu ya?

    Mas Pur itu siapa to kang?

    Reply
  • July 8, 2008 at 3:11 pm
    Permalink

    @ nico
    bukan kualitas kamera, tapi modelnya itu lhooo… B-)

    Modelnya rese, ada yang minta retouch segala :((

    Reply
  • July 8, 2008 at 3:20 pm
    Permalink

    salam kenal….
    saya dipaksa Chika mampir ke sini
    *ditabok chika*

    btw, sejarah memang selalu berulang :D

    People never change ya?

    Reply
  • July 8, 2008 at 4:13 pm
    Permalink

    ke pabrik pakai batik sekali aja di tanyain mulu…. kapan2 aku mau ke mirota. konon unik2 batiknya. :)

    Reply
  • July 8, 2008 at 4:20 pm
    Permalink

    @momon: novel canting? bagus. recommended :D ngomong-ngomong kalo pola batik di baju saya itu apa namanya??? *kaburrrrr* hihihih

    itu motif alas gaya pesisiran mbak… *ngasal*

    Reply
  • July 8, 2008 at 4:26 pm
    Permalink

    lho ngetren ya? Tp knapa temenku yg tukang batik semakin kukut?

    Eh mosok. Aneh yo? Padahal interest ke batik lagi tinggi, dibanding satu tahun yang lalu.

    Reply
  • July 8, 2008 at 5:31 pm
    Permalink

    kalo sekarang ada orang yang suka menilep BLT, menimbun BBM sebelum harga naik, ngumpetin pupuk biar harga melambung, masukin tabung elpiji ke kolong… ternyata itu semua sudah dirintis sejak jaman duluw. inikah tandanya bahwa kita ini memang bangsa yang suka ngutil, suka memperkaya diri sendiri dan senang melihat orang lain susah?

    Sejarah membuktikan :D

    Reply
  • July 8, 2008 at 7:35 pm
    Permalink

    itu semua demi menghormati balibul dan nyonya… :D

    Reply
  • July 8, 2008 at 9:41 pm
    Permalink

    ardho: setuju, yang paling kanan lucuuu!!… huehehe.. (ngejunk)

    Reply
  • July 8, 2008 at 10:49 pm
    Permalink

    aku juga berbatik (cek aja di blog aku)
    nasionaliskan

    ayo ngaku siapa yang belum punya batik

    Reply
  • July 8, 2008 at 11:24 pm
    Permalink

    kl mau macem2 tas batik ke tempat saya aj ;))

    Wah bu Eko dagangannya semakin laris ya?

    Reply
  • July 9, 2008 at 12:35 am
    Permalink

    kapan ya ada Celdam Batik….
    Kayaknya keren dehh….

    Reply
  • July 9, 2008 at 1:56 am
    Permalink

    Itu ceritanya janjian atau emang kerja di tempat yang sama?

    Reply
  • July 9, 2008 at 6:15 am
    Permalink

    ah,.. Mon!
    post ini jadi membosankan,..
    di blog mana pun bertaburan photo Chika..
    sekarang juga???????

    Aku dipaksa Jal! Aku berontak, tapi tak kuasa. Pertahananku ambrol. :P

    Reply
  • July 9, 2008 at 9:22 am
    Permalink

    aku kangen JUMINTENAN!!!!

    srooottt

    *ngelap ingus pake batik*

    Mas, itu ingus di lantai tolong dipel sekarang.

    Reply
  • July 9, 2008 at 10:28 am
    Permalink

    Enak pake batik, adem. Apalagi kalo nggak di Indonesia… weheheh, diliatin orang sekota. Jadi geer, brasa narsis, dan bangga juga gitu.

    Narsisme memang selalu menemukan jalannya sendiri :P

    Reply
  • July 9, 2008 at 10:59 am
    Permalink

    @ Leksa
    emang di blog siapa lagi ada poto saya? :-?

    @ Momon
    bukannya kamu yang memohon-mohon untuk memajang potoku? b-)

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.