Menanggapi kematian Cliff Muntu yang tewas karena dianiaya di kampusnya, Rektor IPDN mengaku kecolongan. “Mereka (para praja) secara pribadi melakukan kegiatan di luar jam yang telah ditentukan yaitu pukul 22.00 WIB. Ini ilegal,” lanjutnya.
Ilegal boleh saja dipakai sebagai alasan. Tetapi ini tidak menutupi fakta kalau budaya militer masih mengakar di IPDN. Dan lebih penting lagi, budaya militer masih mengakar di negara ini. Contoh paling sederhana adalah seragam PNS yang di bagian bahunya ada bagian untuk meletakkan pangkat. Padahal pangkat semacam itu nyaris tidak relevan di lingkungan sipil. Atau, perhatikan kalau tiap penerimaan siswa baru di SMP dan SMA juga disertai dengan pelatihan berbaris. Bahkan ada sebuah perusahaan air minum yang mengirim seluruh pegawainya untuk mengikuti pelatihan ala militer, lengkap dengan push-up dan bentak-bentakan. Lalu, apa hubungan pelatihan berbaris dengan prestasi sekolah dan kualitas air minum? Supaya displin katanya.
Entah, apakah benar kalau berbaris, push-up, dan bentakan dapat membuat orang disiplin. Atau jangan-jangan itu cuma propaganda semata? Setidaknya insisden-insiden tadi dapat menjadi contoh betapa dalam militerisme telah merasuki bangsa ini. Menwa, Pramuka, Banser NU, adalah beberapa contoh yang lain. Dengan mendompleng gaya militer, sosok-sosok pseudo-militer ini menjadi sosok ‘ksatria gagah’ di masyarakat.
Apakah salah mengidolakan militerimse? Tentu tidak. Tapi tidak pas, apalagi kalau diterapkan pada lembaga yang stakeholder-nya adalah rakyat, karena militerisme cenderung menerapkan budaya militer di masyarakat. Seperti disiplin yang berlebihan, budaya kekerasan, budaya ketakutan dan bahkan budaya sewenang-wenang.
Disiplin dan loyalitas bukanlah hal yang buruk, tetapi tetap harus diimbangi dengan kreativitas dan kepekaan, karena, andaikata semua orang Indonesia sudah disiplin setiap hari, tetapi tidak bisa menciptakan sesuatu untuk menjadikan negara ini lebih baik, itu sama saja kita berjalan mundur.
Masalah IPDN memang gk akan pernah selesai untuk di bahas. Saya di sini ingin berpendapat, sebenarnya kasus kekerasan tidak hanya ada di IPDN saja. Banyak sekolah2 ikatan dinas juga memberlakukan sistem kekerasan seperti ini. Namun sayang nya hanya IPDN yg terus di sorot oleh media.
Seperti yang diberitakan di tv2 kalo di STIP juga ada budaya kekerasan. Dan saya rasa hampir di semua sekolah mempunyai kasus2 seperti itu. Kita berharap smoga pemerintah tidak melihat dari kasus2 yg terjadi di IPDN. Tetapi juga melihat ksus yang terjadi di sekolah2 lainnya. Dengan begitu budaya kekerasan di Indonesia bisa hilang.
Buat semua ALUMNI IPDN, saya rasa mereka juga tidak ingin terus2an menyiksa juniornya. Karena itu sangat tidak enak. Mari sama2 kita hilangkan sistem ini.
Sy salah satu dosen yg mengajar disana mengakui adanya kasus kekerasan, tp utk dosen yg melakukan fresex sy kok ga yakin klo itu bener2 ada, ya. Knp sy blg ga yakin, krn sy dosen IIP yg mengajar di Jatinangor jd ga tau kesehariannya.Kyaknya IPDN atau STPDN memang lbh baik ditutup drpd menghabiskan anggaran negara,lalu Depdagri bentuk sekolah kedinasan baru yg totally different baik sistem & kurikulumnya dr ST/IPDN.LAgian,sekolah itu emg aneh & lucu bgt, mana ada kurikulum istilahnya pemadatan, kelulusan dipercepat, nilai E bisa ikut wisuda.Sy sdh sgt gerah di Jatinangor, jadi sekalian sj dibuka disini.
sy sdg mgkUti tes ipdn th ni.
Apkah ad prbhn dLm kUriklm??
th lalu kn sdh tdk mnRma capraja..
HALAHHH LU2SAN IPDN PALING2 CMA JDI CAMAT/BUPATI. NGAPAIN PKE KMILITERAN2 SGALA…. klo qseee ank kampus skul pelayaran…. jdi wajarlaaah pke kmiliteran coz ini smua adalah binaan dari angkatan laut. orang pelayaran udah bnyk yg sukses jdi prwira kapal. memang segi dri kehidupan dilaut slalu bnyk ke2rasan.klo kmpus laen ngpain tuuuch demo… apa seee untungna demo????
hahaha…lucu bgt ya,ank playaran .Makax jgn asal kasi komentar dunkz,liat tuch teman lo ada yang mati lagi.Mank kmu pake kekerasan untuk apa,untuk angkat jangkar ya.So soan lg,lo dgn AL ya jauh bedala,lo kan cuma di laut aja cari ikan.
haii…Rotweilerr mana rasa almamater kamu sbg skolah kdinasan,,sesama skolah kdinasan ko saling ngejek..Liat kan skrg,di tv lg bahas kmatian taruna playaran,,g bsa di pungkiri,sklh kdinasan manapun di indonesia masih mnyimpan apa arti kekerasan bagi taruna yang pendidikan di skolah kdinasan.
msuk IPDN jangan cengeng ya.
to….Anonymous
saya gak tahu kenapa komentar kamu pedas gtu….mungkin dulu maw masuk ipdn tapi gak diterima ya….jangan suka melihat kejelekan orang lain.menurut saya instropeksi aja diri kamu sendiri ya…sudah baik kah prilakumu sehari2..kalu sudah merasa suci baru kamu boleh beri komentar kepada yang lain….ngerti kan???
salam praja
dunia pemerintahn keinginanku,apakah saya bisa bergabung di kampus ipdn,syarat2 apa saja?
visi&misi ipdn
perubahan nama kampus,apakah benar terjadi?
dan akan dirubah lagi,ketika ada kasus?
hahahaha..
ngapain cape2 daftar ipdn??
udah ngeluarin duit banyak buat masuk..
ehhh, pas masuk malah jd ‘rusak’ di dalam..
kluaran dari pendidikan malah sakit2an n ga perawan lagi..
huakakakak..
kasian bgt yg mau masuk d sana..
IPDN = Institut Penghabisan Duit Negara
aseekkk..
bukan nyah negara malah tambah maju, malah jadi hancur akibat ulah praja yg tidak bermoral!!
Tukang KKN..
Pas masuk IPDN aja, udah KKN, main sogok..
Apalagi ntar klo dah kluar (krja PNS) malah jadi koruptor!!
kasihan negara kita!!
dahhh..dahh ..kasih kesempatan buat para Praja IPDN tuk berubah ….lagian gagah kok IPDN pake seragam ala militer tuh..kakak sepupu ku aja gk apa2 tuh dia dah lulus dri IPDN….maju terus Praja IPDN…..pji tuhan aku semga aku menyusul jadi Praja IPDN…aminnn