Amplop surat ijin tidak masuk sekolahMenulis surat ijin ternyata lebih susah dari yang saya kira.

Tadi pagi, adik saya mengeluh pusing-pusing dan mual sehingga tidak dapat masuk sekolah. Kebetulan Ibu saya sedang ke luar kota dan Bapak saya sudah berangkat, sehingga saya terpaksa membuatkan surat ijin sakit untuk wali kelas adik saya. Dengan time-constraint yang cukup ketat pula: harus sampai di sekolah sebelum jam 10.00 karena guru yang mengajar jam 10 sangat galak.

Sungguh sebuah timing yang sangat tepat. Sudah jam 8.00 dan kuliah saya mulai 1 jam yang lalu. Berarti telatnya nambah 30-40 menit.

Ok…. Sebelum mulai menulis ada beberapa goal yang ingin saya capai dalam surat tersebut:
1. Surat ijin harus singkat dan padat. Kalau perlu impersonal dan tidak terlalu banyak menggunakan kata-kata pemanis supaya terkesan profesional dan… impesonal. Saya tidak ingin terkesan seperti wali kelas dari tahun 70-an.
2. Surat ijin harus sebisa mungkin menggunakan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi harus tetap mudah dipahami.

Hal pertama yang saya lakukan tentunya mengganti font dari Times New Roman menjadi Myriad supaya nampak lebih menarik tapi tetap terkesan profesional. Dan tidak seperti aturan menulis surat klasik yang diajarkan sewaktu SD, semua tulisan saya buat rata kanan, termasuk tanggal dan tanda tangan.

Oiya, semua paragraf tidak saya justify.

Setelah itu saya mulai memikirkan hal yang paling penting. Isi surat. Wakz! Walaupun ibu say selalu menulis diari, proposal, dan surat menggunakan komputer, khusus untuk surat ijin sakit ibu saya tidak pernah menggunakan komputer! Makanya udah saya cari pake instant search Google Desktop tapi nggak keluar. Padahal adik saya termasuk sering ijin.

Dengan hormat,
bersama surat ini saya memberitahukan bahwa Dian Paramita, siswa kelas III IPS…

Oiya, seharusnya kelas III IPS ditulis kelas 3 IPS, karena kalau ditulis dengan angka romawi berarti diucapkan: ‘kelas ke-tiga IPS’.

Dengan hormat,
bersama ini saya memberitahukan bahwa Dian Paramita, siswa kelas 3 IPS tidak dapat mengikuti pelajaran pada Kamis, 15 September 2005 karena sakit..

Hmmm… kok sepertinya nada yang saya gunakan menyebalkan sekali ya? Lagipula adik saya terkesan seperti obyek. Untunglah adik saya yang tertatih-tatih memberi surat ijin buatan ibu saya:

Dengan hormat,

bersama ini saya, orang tua dari Dian Paramita, siswa kelas III IIS, memohonkan ijin untuk tidak dapat mengikuti pelajaran pada hari Kamis, 15 September 2005 karena sakit.

Hahahaha, ternyata Ibu saya melakukan kesalahan standar menggunakan angka romawi untuk menunjukkan kelas. Tapi yang parah tentunya penggunaan kata ‘memohonkan’, yang terdengar tidak baku. Mungkin seharusnya seperti ini:

Dengan hormat,

bersama ini saya, wali dari Dian Paramita, siswa kelas 12 IIS, bermaksud mengajukan permohonan ijin untuk tidak dapat mengikuti pelajaran pada hari Kamis, 15 September 2005 karena sakit.

Wah sempurna! Tapi tentunya saya tidak cukup berpuas diri, sehingga saya mulai menjelaskan kepada adik saya bawha suart ini dibuat dengan tata bahasa yang lebih baik dan tipografi yang lebih berkelas.

Sayangnya adik saya tidak begitu tertarik dan malah terlihat bosan ketika saya mulai menjelaskan penggunaan angka romawi yang tepat.

Sialan.

Petulangan Surat Ijin
Tagged on:

17 thoughts on “Petulangan Surat Ijin

  • September 15, 2005 at 2:43 pm
    Permalink

    mon, ad lu kelasnya tuh sebenernya kelas berapa sih, kok ada III IPS, 3 IPS, III IIS, 12 IIS ???

    cow/cew ?? :D

    baru tau soal angka romawinya, perlu nanya polisi eyd nich

    Reply
  • September 16, 2005 at 9:40 am
    Permalink

    :)), sudah siap jadi wali rupanya :p

    Skill tambahan tuh, bisa dicantumkan diresume: bsia membaut surat ijin dengan bahasa dan tipografi yang baik.

    :p

    Reply
  • September 16, 2005 at 2:26 pm
    Permalink

    Lha penggunaan angka romawi yang tepat itu berdasar dari postigan di Polisi EYD.

    :P

    Reply
  • August 29, 2006 at 2:54 pm
    Permalink

    Hehe…lumayan lucu juga, nemunya ga sengaja pula…wakakakaaka…..lam kenal yeee

    Reply
  • August 29, 2006 at 2:55 pm
    Permalink

    Heehehe..lumayan lucu juga, nemunya ga sengaja pula, lam kenal yeee…

    Reply
  • May 15, 2007 at 4:21 pm
    Permalink

    Coba baca lagi suratnya pelan2.
    To my perception, yg minta ijin utk ngga masuk malah yg bikin surat (aka. ‘wali’-nya murid). :p

    Pelajaran Bahasa dpt brp Mon?
    Gimana ntar kalo pas nulis sekeripsih?
    (^^)v

    Reply
  • October 1, 2008 at 10:56 am
    Permalink

    kenapa surat izin nya gak lengkap???????
    hmmm… :P

    Reply
  • February 21, 2009 at 1:04 pm
    Permalink

    segi santunnya itu dari mana???????????

    Reply
  • April 15, 2009 at 6:59 pm
    Permalink

    ah lagian kalo mau nulis surat gituan gk susah kok,tinggal colong surat dokter aja dari puskesmas terdekat hahaha…

    Reply
  • July 23, 2009 at 10:49 pm
    Permalink

    Asu, surate ra mutu…..

    Reply
  • October 4, 2009 at 8:26 pm
    Permalink

    Setiap kali mw izin dskolah q susah… Mw nulis x aza.. Paur d alpakeun hrus ma ortu

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.