watchmenWatchmen dimulai dengan pembunuhan The Comedian, seorang superhero tua yang dulu pernah bekerja untuk pemerintah AS. Dalam dunia Watchmen, keberadaan superhero merombak total sejarah yang kita kenal. Amerika memenangkan perang Vietnam dan Nixon dipilih menjadi presiden hingga 5 kali.

Akan tetapi, keberadaan superhero juga tidak sepenuhnya diterima di masyarakat. Munculnya UU Keane melarang keberadaan superhero bertopeng, sehingga para manusia super itu harus pensiun atau bekerja untuk Pemerintah. Hanyalah Rorschach yang melawan dan memutuskan untuk bekerja undercover. Juga hanyalah Rorschach yang curiga kalau pembunuhan The Comedian adalah upaya untuk membinasakan para mantan superhero satu-persatu.

Film ini disajikan dengan kelam dan pahit. Kemampuan fantastis Dr. Manhattan atau Silk Spectre hanyalah bungkus dari pribadi-pribadi yang penuh cacat dan tidak sempurna. Melalui dialognya, Watchmen mempertanyakan keyakinan kita tentang benar atau salah, tanpa betul-betul menjawabnya. Bagi yang berharap menonton film superhero pasti akan kecewa, karena ini film tentang superhero, bukan film superhero.

Keluhan saya, alur Watchmen terasa menyesakkan karena begtu banyak plot dan subplot yang dijejalkan. Film ini tetap cantik seperti 300-nya sang sutradara Zack Snyder. Film ini juga masih memiliki filosofi yang dalam seperti adaptasi komik Alan Moore yang lain: “V For Vendetta”. Sayangnya semua itu mengalir begitu cepat dan deras sehingga tidak menyisakan sedikitpun waktu bagi penonton untuk menikmatinya.

Watchmen
Tagged on:

15 thoughts on “Watchmen

  • April 30, 2009 at 12:13 am
    Permalink

    film yg gelap sebenarnya menarik tetapi butuh beberapa kali untuk ditonton seperti V for Vendetta atau Ergo Proxy pada anime

    Reply
  • April 30, 2009 at 12:14 am
    Permalink

    Setuju sama didut. Keknya harus nonton Watchmen sekali lagi.

    Reply
  • April 30, 2009 at 12:36 am
    Permalink

    menurutku ada beberapa adegan yang sebenarnya tidak perlu. sayang aja durasinya panjang untuk krenek menek yang agak membosankan. tapi film ini memang bagus. tersirat pesan moralnya…

    Reply
  • April 30, 2009 at 12:40 am
    Permalink

    Benar, ada banyak adegan yang terasa tidak penting, hanya untuk menjaga agar film ini konsisten dengan komiknya. Padahal semestinya Snyder bisa mengemas ulang penuturan tanpa merusak esensinya.

    Reply
  • April 30, 2009 at 4:44 am
    Permalink

    loh, ini dr penciptanya V for Vendetta toh?
    duh, tp kalimatmu kemarin soal sulitnya menerjemahkan Watchmen jd film membuatku kehilangan selera buat ntn.

    Reply
  • April 30, 2009 at 5:34 am
    Permalink

    Nonton watchmen berasa nonton maraton sebuah serial sekaligus. Jadi kebayang di komiknya sekat antar seri-nya yang membawa kita naek, turun, naek lagi, turun lagi, begitu terus sampe film selesai. Hasilnya: capek.

    Oh ya Silk Spectre-nya mengingatkanku pada Xena the warrior princess versi serial tv dulu. Emang itu aktris siapanya Lucy Lawless sih?

    Reply
  • April 30, 2009 at 8:59 am
    Permalink

    12 edisi komik menjadi 1 film berdurasi 2.5 jam-an tentunya menyesakkan.. 2 kali menonton tidaklah rugi, meskipun saya untungnya bisa mencerna dengan sekali saja…

    Anyway, yang jadi Silk Spectre II itu Malin Akerman..

    Reply
  • April 30, 2009 at 11:38 am
    Permalink

    menurutku justru pas, bukan begitu cepat dan deras sampai tak bisa dinikmati.

    Reply
  • April 30, 2009 at 3:37 pm
    Permalink

    1/4 dari penonton pas saya nonton film ini di hari kedua premiere pada walkout. saya yang sebenernya capek dan bosen dengan alur tetep terpaku pengen tau endingnya, yang ternyata seperti yg dibilang Oelpha. capek dan tidak layak jadi film “hiburan”. :)

    Reply
  • April 30, 2009 at 4:05 pm
    Permalink

    hihi, mungkin dari deretan anak2 yg kopdar nonton Watchmen sabtu kemarin, yg benar2 enjoy nonton ini cuma saya dan goenrock..:D

    Sungguh mengamati adegan per adegan, detil. Cerita overall sih asyik utk dinikmati, karena memang kalau mengikuti graphic novelnya, setiap komiknya selalu menceritakan flashback salah satu tokohnya.

    Superhero yg tdk punya kekuatan ala Minutemen, predecessor Watchmen, sebenarnya memang terinsipirasi oleh komik-komik era Golden Age (tahun 1930-1950-an), yg memang berkostum norak. Cek referensi Golden Age versi DC dan Marvel utk komparasinya.

    Reply
  • April 30, 2009 at 4:14 pm
    Permalink

    untung nontonnya rame-rame sekalian kopdar, coba daku nonton dvd, dijamin udah daku matikan ketika setengah film berjalan :D

    tapi keren si pengambarannya, cantik dan elegan.

    Reply
  • May 1, 2009 at 9:48 am
    Permalink

    Ya itu, 12 seri komik jadi 1 film. Tentu saja ini bukan film superhero, apalagi film anak-anak.

    Reply
  • May 26, 2009 at 10:37 pm
    Permalink

    Ne Film sih keren. Tpi ga boleh buat anak2 neh. banyak Yg bokep. Kalo loe beli DVDnya, terus lw pas kalo bagian nyokapnya silkspectre lagi kasih komik bokep ke anaknya. Itu keliatan jelas bokepnya. Terus, kalau diperhatikan dengan seksama lagi. Pas Adrian berdiri di depan TV raksasanya (yg ada banyak layar). Kalo loe perhatikan baik2 di TV paling pojok kanan atas. Itu ada Film Bokep! Ada gambar Cewek telanjang, memamerkan **** **** nya. Dan cewek laen Menghisapnya. Selaen itu jga byk Adegan Seks, meski disensor. Dan juga byk SARA.

    Reply
  • July 6, 2009 at 1:38 pm
    Permalink

    eeeaaaaaaaaaaa ……………..
    banyak yg men cap buruk film ini ya ……

    buat gue sih keren kok ……..
    org banyak salah persepsi sih ya ….. mereka ngarep action, malah kental drama.

    hahahhaha ………… bagus kok bagus.

    **** dari 5.

    Reply
  • February 7, 2011 at 11:16 pm
    Permalink

    Really good site, where did you come up with the info in this summary? Im happy I found it though, ill be checking back soon to see what other articles you have.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.