Evey Hammond pernah menyaksikan sendiri keagungan sebuah gagasan. Dengan mata dan kepalanya ia menyaksikan orang membunuh atas nama sebuah gagasan, dan mati membelanya.
Tetapi kita takkan bisa mengecup gagasan, takkan mungkin merabanya, atau memegangnya… gagasan tidak bisa dilukai, ia tidak merasakan perih. Ia tak merasakan cinta.
Kita bisa membunuh orang karena gagasannya. Tetapi gagasan tidak bisa dimatikan, karena ia tahan sabetan pedang dan belaian peluru panas.
—V for Vendetta
Tentang Gagasan
weh lebih parah drpd di doktrin ya bro?
agama adalah suatu gagasan?
kata munir, “aku takkan pernah mati…”
hem….
itu berarti jagoan yang punya gagasan..
kalo kata sheila:
brilian, brilian, brilian…
Evey Hammond: Who are you?
V: Who? Who is but the form following the function of what and what I am is a man in a mask.
Ouwh..I love that movie
BUNUH!!
BUNUH GAGASAN!!!
MEREKA PERUSAK IDE!!!
PERSETAN DENGAN HAM!!!!
*eh, ide sama gagasan beda ndak mon?*
Muhammad, Jesus, Budha, Osama, Bush, Obama, Jusuf Kalla, Beny & Mice, Herman Saksono, Habib Riziq, Tika, semuanya pasti punya gagasan. tinggal bagaimana kita mengelola, memaknai, dan mengolahnya menjadi sebuah berlian. indah mahal dan disukai banyak orang serta menguntungkan.
betul. dan juga bisa diruntuhkah. :)
Baik komik atau film-nya, seluruhnya tetap merupakan satu diantara cerita terbaik yang pernah saya kunyah dalam hidup.
Filosofi film itu sendiri tidak seberat The Matrix, tapi lebih “membumi”. Entah kenapa, V for Vendetta itu ide-idenya mengingatkan pada filosofi Anarkisme :)
Film yang harus ditonton, IMO.
Betewe, itu quote favorit saya, Mon… dan agaknya cocok dengan kisah SKB belakangan ini :P
starworld minggu lalu.
@Alex:
V itu film favorit saya juga lho. :D Nilai-nilai dan paralelismenya sangat relevan dengan permasalahan yang dihadapi dunia. Saya juga udah baca komiknya, tapi kecewa, karena ternyata TERJEMAHAN, dan kebetulan terjemahannya tidak bisa seindah narasi bahasa inggrisnya.
Tetapi komiknya memang diakui mengusung konsep anarkisme. Entah, anarkisme? Kok menurut saya terlalu utopian ya?
apakah nanti agama-agama juga seperti yang diceritakan di film ini ya?
gagasanku, urip penak wae. halah.
wah… sip banget postingnya
kehidupan ini juga gagasan y?
benul, ndak bisa dipatahkan..hayoo sopo sing wani metahke gagasan ? :)
hahah.. saya merinding membaca ini karena saya baru saja menonton lagi film itu, lalu buka blog anda.
bagaimana dengan “1984”?
bahas tentang doublespeaknya dong :)
Bonar
hahah.. saya merinding membaca ini karena saya baru saja menonton lagi film itu, lalu buka blog anda.
bagaimana dengan “1984”? bahas tentang doublespeaknya dong :)
Jangan ah. Nanti saya di-unperson :D
Kalau di film “The Last Supper“, para mahasiswa psikolog itu “membenarkan” pembunuhan karena ide/gagasan seseorang itu dikhawatirkan “membunuh” lebih banyak orang lagi kalau dibiarkan.
Dan, akhirnya diantara mereka sendri perang argumen “siapa yg berhak” dibunuh. Sempat terlontar kalimat “Walaupun dibunuh, tapi bisa saja ide/gagasan nya itu dibuat oleh orang lain, mau bunuh berapa orang lagi kalau begini?” Yah, seperti itulah kira-kira!
Sama, V for Vendetta!
Saya suka Last Supper, sayang nontonnya telat. Akhirnya juga agak lupa, gimana sih?
seruuuu bgt.rugi klo ga baca ni postingan:)
salut deh……..slm knl smuya ya :)