Bagi saya yang pada tahun ’98 masih SMA, tidak banyak rincian kejadian masa-masa reformasi yang dapat saya ingat. Awalnya harga pangan naik dan jadi langka, kemudian wacana kebobrokan orde baru terangkat, demonstrasi dimana-mana, dan ditutup dengan mundurnya Soeharto dari kursi kepresidenan.
Kurang lebih, hanya itu kejadian yang dapat saya ingat.
Tapi saya ingat betul semangat yang membahana pada waktu itu. Wacana perubahan begitu mendidih membakar darah di nadi-nadi. Itu adalah semangat kemenangan dan kemerdekaan.
Sayangnya, bersama dengan waktu, setiap orang harus kembali ke hidupnya untuk menjalankan roda-roda rumah tangga. Semangat itu harus disimpan dan ditaruh di lemari, sehingga tanpa kita sadari, banyak yang lupa semangat itu. Setelah 10 tahun setelah reformasi, negara ini justru sering tergoda untuk berjalan mundur mengabaikan demokrasi, melupakan sejarah, dan mengamini korupsi dan koruptor.
Oleh karena itu blog ini didirikan dan dipelihara supaya menjadi catatan kejadian reformasi serta rekaman semangat luar biasa itu, supaya kita tidak lupa kalau kita punya mimpi bersama untuk menjadi besar dan agung.
NB: Ada yang ingin sharing cerita?
Hehehe, pertama…
Mon, bener waktu itu kita masih SMU. Yang aku inget, waktu itu kamu sering disuruh pulang sebelum waktunya karena ada demo… naik taksi pula…
Iya yan, orangtuaku memang sangat menyayangiku.
tahun 98, aku nyaris kejebak kerusuhan andai pulang lebih sore dari pasar baru jkt. padahal waktu pulang jam 3, belum ada tanda-tanda, eh jam 4 persis di sekitar stasiun kereta mangga besar udah mulai kebakaran
jam 4 mas hedi dah nggak di stasiun?
yang saya ingat saat bulan mei itu, sekolah diliburkan karena ada kabar kerusuhan. pulang cepet, dan semua serba ketakutan.
wis pokoke tegang banget lah…aku punya sedikit cerita di blogku. yang jelas waktu itu, aku juga lagi pdkt sama cewe yg cuaakeeepp tenan…
thn 98, kuliah semester 3. smpt inget ada longmarch dr kampus tembalang ke dprd, sempet inget juga pd demo ke wisma gubernur itu, sempet inget ada lempar2an batu, sempet inget pula aku di ungsikan gr2 perawakan mirip cina, pokoknya full of demo deh
kalo saya sih tahun ’98 masih SMP.. masih ra weruh sama dunia politik.. untungnya saya tinggal di bandung yang sangat jarang terjadi kerusuhan..
seperti mengocok minuman bersoda dalam botol dan lantas tutup botolnya dibuka sekaligus.
ahhh, masih SMA toh waktu itu.. Duhhh, saya passs banget lagi tuga akhir, jadi ngak ada kegiatan.. Akhirnya thn 98 itu saya benar2 ikut TURUN kejalan, bersama teman2 dari UI.
Yg saya ingat memang euforia kampanye anti pemerintahan waktu itu benar2 sudah sampe ke tulang2 kami rasanya. Dan yg membuat kita2 rada mangkel (karena waktu itu anak2 Trisakti juga mengeluarkan petisi TRITURA, yg salah satunya adalah, TURUNKAN HARGA VELG, dsb hahaha.. EDAN..). Tapi ndak semua kok mas yg seperti itu, karena banyak juga tuh yg benar2 turun kejalan karena semangat reformasi yg waktu itu betul2 sudah berkobar2.
Selain peristiwa ditembaknya rekan mahasiswa dari trisakti itu, yg masih segar juga diingatan saya adalah penjarahan dimana2… Toko2 dirampok dan dijarah, dan yg paling memilukan adalah, Pemerkosaan terhadap gadis2 keturunan Thionghoa… AHHHH… LAKNATTTT… BIADABBB… BRENGSEKKK sekali bangsa ini… masih merinding loh kalo inget masa2 itu…
Yang namanya dihajar dangan rotan nyasar, dan digiring dengan truk ke polda sudah pernah tuh saya jalanin, hehehe.. Dan beruntung karena papa saya kenal banyak orang polda, saya gak diapa2in… yg kasihan justru teman saya yg lain. Ada sahabat kami dari UI yg “hilang” begitu saja karena dia dianggap terlalu VOKAL… katanya dia disekolahin keluar, tapi menurut sebagian teman yg lain, dia “dihilangkan”… begitulah cara kerja orde baru bukan…
Ahhhh, semoga tidak ada lagi kejadian2 seperti ini yach…
(btw, kok tiba2 gue berasa kayak nenek2 yg lagi ngedongeng tentang PERANG sama cucu2nya yachhhh, hahahaha…. Ampunnn, pualng ahhh, nanti silly tambah tua kalo disini terusss :D ).
Mas Herman,… Makasih ya udah di ijinin nyampah2 disini… lumayan, jadi inget2 algi kalo dulu saya juga sempat ‘nakal”2 dijalan, hehehe… :D
salam hangat,
Silly again :)
Saya semester 3 waktu kejadian 98 dan ikut lumayan aktif dalam peristiwa Gejayan.
Cerita lengkapnya ada di URL saya.
hallo Mon,
bagi cerita dikit.. kmrn malam hbs nonton TV, acara di Senayan, jadi prihatin. Cuma perayaan, pamer militer. Negara kita bukan negara militer. Kebangkitan bangsa bukan oleh militerisme, tp oleh kemanusiaan. Ada hormatku utk militer. Tp sayang, militer kita belum bs menghargai visinya sendiri. Tak berkutik di hadapan asing, congkak di hadapan anak bangsa. Dianggapnya kita bs lupa dgn segala perayaan itu. Tidak akan…!!!
best,
joyo neh ^^
1998, saat dulu Tugas Akhir. Penembakan di Trisakti bikin stres kita semua yg TA, semua khawatir, bisa-bisa besok ITB yg kena. N bisa-bisa kita semua gak ada berhasil lulus.
1998, pas kerusuhan. Saya yg di Bandung stres ngeliat penjarahan yg melewati area rumah saya di Tomang. Khawatir kalo terjadi apa2 dengan keluarga di rumah.
1998, ikutan long march (demo terakhir sblm Suharto turun) dari Ganesha ke Gedung Sate. Baru sekali2nya itu, demo dikawal Polisi dan ABRI. Biasa2nya mah baru sedikit keluar dari Ganesha, udah diserang balik.
1998 atau tepatnya 10 tahun yang lalu itu..?? Jogja rusuh, sepanjang jalan Gejayan dan beberapa ruas jalan lain di Jogjakarta terlihat aksi bakar-bakar, pecah kaca, sampai aksi penjarahan barang-barang dagangan pemilik toko di kawasan itu. Aksi seperti ini tidak hanya di jogja, Medan adalah kota pertama yang rusuh karena dipicu kenaikan harga BBM pada bulan itu. Bahkan kenaikan BBM waktu itu adalah kenaikan dengan prosentase terbesar (1993 harga premium Rp.700 dan langsung naik pada tahun 1998 sebesar Rp.1200) Sebenarnya kenaikan harga BBM ini menjadi pemicu tombol terakhir dari sekian banyak tombol kekecewaan terhadap kepemimpinan nasional dibawah Soeharto. Akhirnya Soeharto jatuh…
http://agungwasono.blogspot.com/2008/05/bertahankah-sby-sampai-2009.html
waktu itu aku masih sd di kampung pula jadi ga tau apa-apa. klo harga barang pangan mahal gak terlalu kerasa selain masih sd di tempatku pangan nanem sendiri. he..he..he..
hmm,, apakah semangat untuk berubah waktu itu akan hilang, usang dan terkubur dalam? ataukah semangat itu akan kembali keluar dari lemari dan mampu mewujudkan perubahan yang dulu dicita-citakan yang hingga kini belum terlaksana? mudah2an gak hanya akan jadi kenangan, tapi juga akan jadi tali pemersatu, dan pengingat bahwa kita semua punya satu tujuan bersama, jadi bangsa yang lebih baik