Dari teman:

VALENTINE adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari ‘kasih sayang’ kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol..sebarkan pada semua..moga kita diberkati Allah swt…

Lagi-lagi pesan berantai. Saya jadi bingung lho, bukan karena pesan tersebut berbahasa Melayu, melainkan karena setahu saya Valentina dirayakan untuk mengenang St. Valentine dan kisah cintanya Legenda versi ini sepertinya lebih populer karena sudah dimuat dimana-mana, dari majalah Kawanku sampai buletin Jum’atan. Lucunya kedua legenda ini sangat berbeda dan malah bertolak belakang. Biasanya itu adalah ciri-ciri sebuah hoax.

Dan benda apa yang faktanya berbeda dan saling bertolak belakang?

Hoax bu guruu!!!!

Setelah browsing sedikit, ternyata kerajaan Islam Spanyol jatuh pada Februari 1492, walaupun begitu tidak pernah ada catatan yang jelas apakah kesandungnya tepat tanggal 14 Februari. Jika dikombinasikan dengan kombinasi argumen yang maksa, pesan berantai tadi dapat divonis sebagai hoax.

Selanjutnya dari Wikipedia diketahui bahwa asal muasal perayaan Valentine sudah dimulai pada jaman Romawi. Hari raya ini disebut dengan Lupercalia dan dirayakan tiap 15 Februari untuk menyembah dewa kesuburan dan hutan yang bernama Faunus. Upacara ini dipimpin oleh sejumlah pendeta romawi yang disebut Luperci. Tradisinya, seekor anjing dan dua ekor kambing akan disembelih, untuk kemudian kulitnya digunakan sebagai busana para pendeta Luperci. Setelah itu para Luperci akan berkeliling kota dan para gadis akan menghampiri mereka untuk dipecut. Konon, pecutan ini dapat menjaga kesuburan perempuan.

Untuk mengalihkan tradisi politeisme Roma ini, pada tahun 496 M, Paus Gelasius I meresmikan tanggal 14 Februari sebagai jamuan bernama St. Valentine Day. Tidak jelas kenapa nama Valentine dipilih, selain karena tercatat ada tiga orang santo yang bernama Valentine, hubungan antara St. Valentine dengan ‘kasih sayang’ tidak begitu jelas. Diduga nama tersebut dipilih karena adanya legenda tentang St. Valentine yang memiliki kisah cinta yang tragis. Pada tahun 1969, gereja menghapus tanggal 14 Februari sebagai hari raya karena kisah St. Valentine diduga hanya sebuah legenda.

Langkah Paus Gelasius I sedikit mirip dengan televisi swasta kita yang mengislamkan tayangan mistis agar lebih diterima masyarakat. Bedanya, kalau Paus Gelasius I mengangkat tradisi kuno yang tidak jelas menjadi kegiatan agama yang positif, televisi swasta kita mengangkat acara mistis tidak jelas menjadi acara dakwah yang terlihat positif :)

Anyway, kita bisa menyimpulkan kalau kisah St. Valentine hanya sebuah legenda. Apa itu legenda? Legenda adalah hoax yang sudah tua. Dan setidaknya sekarang ada alasan untuk tidak dituduh kafir kalau kita merayakan kasih sayang di hari Valentine. Tapi berkasih sayang bisa setiap hari lho.

Valentine Hoax
Tagged on:

24 thoughts on “Valentine Hoax

  • February 13, 2006 at 8:50 pm
    Permalink

    Duluaaann aahh..;)

    “Happy valentine everyday”..

    Be blessed n take care..:)

    Reply
  • February 14, 2006 at 1:45 am
    Permalink

    saya juga dapat tuh si hoax. yg jelas 14 feb aku merayakan hari pertunangan, saat misua berlutut mengatakan ; will u marry me? hehe..

    Reply
  • February 14, 2006 at 10:40 am
    Permalink

    itulah yg tumbuh di negeri ini..hanya untuk berkasih sayang saja kita di bilang kafir..lalu kapan masyarakat negara ini bisa saling mencintai?kapan negara ini bisa beradab?

    btw,..

    “Happy Valentine all :D”

    Reply
  • February 14, 2006 at 11:15 am
    Permalink

    menurutku masalah kejelasan history itu ndak penting… Toh aku yakin valentine membantu kita untuk mengingatkan bahwa dunia ini butuh kasih sayang, membantu mengingatkan kita bahwa kita sekarang berada hanya karena adanya kasih, bahwa kasih sayang itu something to be valued in this life. So at least at 14th february we were reminded to give our love and think for a while about love in sincere way..at least..apakah ini buruk…??

    Reply
  • February 14, 2006 at 2:08 pm
    Permalink

    dian selamat ya! pasti sangat romantis tuw yak :p

    Reply
  • February 14, 2006 at 2:22 pm
    Permalink

    wah.. ampun deh..sama orang2 yang suka maksa nyambung- nyambungin fakta yg kadang nggak relevan… apalagi yg dibawa masalah agama…
    btw.. suka bgt gw sm blog ini.. hhehhe..

    Reply
  • February 14, 2006 at 4:14 pm
    Permalink

    Maap, saya tidak kenal sama orang yang kirim hoax. Cuman dulu waktu jumat’an (beberapa tahun lalu) lembar jumatnya berbicara sejarah tentang valentine. Dan memang ada sesuatu yang bertentangan dengan agama Islam (saya selalu menyimpan brosur-2/tulisan-2 yang sensitif, tapi saya harus mencari-2 lagi tuh ditumpukan-2 entah disebelah mana dan sekarang lagi sibuk). Seharusnya, jika kita mengaku orang yang beriman dan berpegang pada tali agama (yang tidak mau ya silahkan), kita harus lebih peka dalam menyikapi sesuatu yang berkaitan dengan agama. Agama adalah way of life, lentera dan petunjuk hidup. Jangan seperti versi orang barat, agama adalah candu atau racun sehingga nggak suka urusannya dihubungkan dengan agama. Silahkan aja, kalau kita menganggap beragama adalah suatu judi dan akhirat adalah suatu hoax saja, lebih baik saya percaya agama daripada tidak. Kalau saya mati, saya punya pegangan agama sementara orang yang menolak tidak punya pegangan. Saya nggak mau ambil resiko jika nanti memang benar ada siksa akhirat. Tapi jika memang tidak ada siksa, sayapun tidak rugi yang nonsense juga tidak rugi. Tapi jika asumsi saya benar, saya untung yang nonsense tadi buntung. Sekian…

    Reply
  • February 14, 2006 at 4:43 pm
    Permalink

    well-written story.. ^^D
    yg jelas.. mengasih sayangi tu kuduna emang tiap hari…

    *gag pernah ngerayain valentine_hohoho, penting gag c?*

    Reply
  • February 14, 2006 at 5:33 pm
    Permalink

    Mmm gini Mon, let me explain from a muslim’s point of view. Ajakan utk tidak merayakan valentine itu bisa dimengerti begini: dalam islam, ada ajaran yg mengatakan bahwa jika kita meniru golongan tertentu maka kita termasuk golongan mereka. dan tentu saja seorang yang mengaku muslim, ideal nya memiliki pribadi muslim yang lurus sesuai ajaran nya sendiri.

    Jadi tanpa hoax tadi pun, seorang muslim tidak disarankan untuk merayakan valentine. gitu… Tapi gak berarti ngerayakan valentine dilarang lho. Kan penduduk Indonesia beragam banget, gak semuanya muslim.

    Oya, di Australia sini valentine gak smp heboh2 amat. Banyak jg orang2 tua yang ngucapin selamat valentine kepada istri/suami nya. Di TV sama sekali ga nyinggung apa2 soal valentine, cuma radio doang.

    Anyway, hoax tadi kelewatan bgt ya, sama sekali tidak membuat suasana damai.

    Reply
  • February 14, 2006 at 11:13 pm
    Permalink

    A –> Muslim, pro Valentine
    B –> Muslim, anti-Valentine

    Kemungkinan2:
    1. B terlalu fanatis
    2. B memahami betul ajaran Islam
    3. A menganggap Valentine ga ada hub. sm agama
    4. A belum memahami ajaran Islam dengan baik

    Menurut kamu?

    Reply
  • February 15, 2006 at 1:28 am
    Permalink

    Sebenernya disadari atau tidak, kita merayakan hari kasih sayang itu tiap hari lho :) – Nice to have found your blog. Kind regards from Monrovia :)

    Reply
  • February 15, 2006 at 7:45 am
    Permalink

    #Om, irfan, meski argumentasi om benar sebenarnya bukan itu yang jadi dasar tulisan saya. Tetapi keterangan pada lembar jumat tersebut (sayang saya lupa). Tapi saya cukup suka dengan obyektifitas tulisan #om aswad. Cuman sebagai muslim seharusnya tidak saling berdiam diri atau sungkan, tapi saling memberitahu dan mengingatkan untuk kebaikan. Aku pikir, komentar aku di atas sebelumnya cukup logis..

    Reply
  • February 15, 2006 at 9:04 am
    Permalink

    Islam adalah akidah dan syariah, didalamnya mengatur seluruh kehidupan manusia tidak ada satupun kehidupan yang tidak diatur oleh islam, setiap muslim wajib mengikatkan seluruh perbuatannya dengan hukum syara’, diharamkan ia melakukan perbuatan tanpa mengetahui status hukumnya, sebagaimana kaedah fikih, mengatakan “al aslu fi al af’al ataqiyudu li al hukmi syar’i yang artinya “Asal (pokok/hukum) perbuatan itu terikat dengan hukum-hukum syara” Dan sesuatu yang tidak jelas itu bi’dah tentu saja bi’dah adalah sesuatu tang WAJID ditinggalkan atau boleh kita sebut HARAM. Allah SWT: ” Dan jangan lah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawaban (Al Isra’ : 36)

    Insya Allah bermanfaat … amiin

    Reply
  • February 15, 2006 at 10:23 am
    Permalink

    Jawaban mbak Ajeng (atau mas?:D) itu lah yang harusnya jadi dasar ajakan utk tidak merayakan valentine. Sumber2 yg dikutip sangat akurat.

    Hoax yg dikutip Herman itu adalah soal yang lain. Ajakan utk menolak valentine karena menganggap itu adalah hari jatuhnya kekuasaan islam di spanyol, walopun mungkin niat nya bisa dihargai, tapi kan memakai argumen yg kurang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bumbu2 cerita yg ditambahkan itu malah justru memecah suasana damai. Lain dgn argumen nya mbak Ajeng, itu sangat bisa diterima dan tidak berpotensi merusak hubungan antaragama.

    Reply
  • February 15, 2006 at 11:14 am
    Permalink

    Terima kasih atas poin-poin yang valid yang diutarakan mas2 dan mbak2 :)

    Saya rasa penting juga untuk melakukan ajakan dengan menggunakan argumen yang sahih. Mengajak untuk tidak merayakan valentine dengan alasan kedua hoax diatas, seperti kata mas irfan, memang tidak bertanggung jawab, malah menurut saya sedikit membodohkan.

    Tapi di lain sisi, valentine sendiri bukan sebuah acara agama. Valentine yang kita kenal sekarang sebenernya merupakan produk budaya Amerika (dibawa oleh imigran Inggris pada jaman imigrasi besar-besaran di Amrik). Apakah kita juga tidak dapat merayakan valentine karena itu budaya dari Amerika. Bagaimana dengan budaya mengenakan celana jeans? Budaya pers yang kritis terhadap pemerintah? Budaya egaliter? Apakah itu juga termasuk daerah abu-abu karena dari budaya barat?

    Apa kita pilih yang baik-baik saja? Tapi yang baik itu kayak apa sih? :)

    Btw, saya juga termasuk orang yang menganggap valentine itu pointless, tapi saat ini saya sedang bermain devil’s advocate.

    Reply
  • February 15, 2006 at 3:21 pm
    Permalink

    #irfan Ana seorang muslimah jadi yah panggil aja mbak Ajeng member BlogFam juga id muslimah

    Reply
  • February 16, 2006 at 12:40 pm
    Permalink

    sejarah valentine adalah ketika Valentino Rosi juara Grandprix 500cc tahun 2000 dan mendapatkan ciuman sayang dari mamahnya. Akhirnya demi menghormatinya maka sejak tahun 2001 dirayakanlah valentinan sebagai peringatan kasih sayang ..itu setahu saya…

    Reply
  • February 16, 2006 at 7:00 pm
    Permalink

    Aih, mas agusto ini bisa aja, jangan-jangan hoax nih :), kalau soal jeans atau yang lain2x jawabannya bisa panjang dan mungkin sebaiknya di buat postingan baru aja. Saya sih ada jawaban, cuman gak berani jawab karena saya harus mengumpulkan banyak modal referensi2x supaya tidak dianggap ngawur. Mungkin ada rekan lain yang mau jawab, silahkan saja..

    Reply
  • April 13, 2006 at 8:44 pm
    Permalink

    mantap neh blog.menurut saya valentine jngan dihubung2kan dengan agama.Intinya yang kita ambil adalah bhwa kita harus mengasihi setiap saat & setiap waktu…Agama mana seh yang melarang pengikutnya untuk mengasihi…

    Reply
  • February 10, 2007 at 7:10 pm
    Permalink

    Sayang dong aah, k’lo ngasih kasih sayangnya cuma pada 1 hari aja..
    Padahal setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik, kita butuh cinta..

    Thanx yp, karena gw baca blog ini, jdi gw tau sejarah Valentine tuh gmn..

    Lagian gk sopan dong aah, k’lo ngerayain hari kasih sayang pada hari jatuhnya kerajaan Islam..
    Seolah” kita gk m’hargai apa yang sudah terjadi di masa silam..

    Reply
  • January 10, 2008 at 6:04 pm
    Permalink

    Ukhti fillah…
    Tanggal 14 Februari seakan-akan menjadi hari yang khusus bagi manusia secara umum, bahkan bagi seorang muslimah sekalipun. Dengan pengaruh dari berbagai media dan lingkungan, para gadis sibuk ikut-ikutan merayakan hari tersebut. Ada yang sibuk membuat coklat dan kue-kue untuk orang yang disayanginya, mengirimkan kartu, atau sengaja mengkhususkan membuat pengakuan cinta untuk lelaki pujaan hatinya. Na’udzubillah min dzalik. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan untuk dijauhkan dari perbuatan tersebut…

    Setelah mengetahui fatwa-fatwa yang ada pada artikel sebelumnya, ada baiknya kita juga mengetahui asal usul adanya hari valentine. Dengan demikian, insya Allah kita akan lebih berhati-hati dan tidak segan-segan untuk meninggalkan hari raya tersebut. Apalagi jika kita benar-benar ingin menjadi wanita muslimah sejati, yang sangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dan sangat takut dengan hukuman-Nya dan berharap keridhoan-Nya. Artikel berikut ini banyak menukil dari majalah As Sunnah dengan disertai berbagai tambahan dari penulis.
    Definisi Valentine’s Day
    Terdapat beberapa definisi yang terdapat di majalah As Sunnah edisi 11 tahun I untuk menjelaskan tentang hari valentine ini.
    Pertama,
    A day on which lovers traditionally exchange affectionate messages and gift. It is ovserved on February 14, the date on which Saint Valentine was matyred. (The Encyclopedia Americana, volume XXVII, hal 860)
    “Sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara tradisi saling mengirimkan pesan-pesan cinta dan hadiah-hadiah. Hari itu diperingati pada tanggal 14 Februari, suatu hari di mana St. Valentine mengalami martir.”
    Kedua,
    The date on the modern celebration, February 14, is believed to derive in the execution of a Christian martyr, St. Valentine, on February 14, 270. (The Encyclopedia Americana, volume XIII, hal. 464)
    “Tanggal 14 Februari adalah perayaan modern yang diyakini berasal dari hari dihukum matinya seorang martir Kristen yaitu St. Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M.”
    Ketiga,
    Valentine, St. priest and physician of Rome who suffered martydorn probably during the persecution under Claudius II in 269. his feast is on 14 Feb. The custom of sending valentines probably had its origin in a heathen practice connected with the worship of Juno Februalis at the Lupercalia(*) or perhaps in the mediaval belief the birds commenced to mate onf 14 Feb. (Everyman’s Encyclopedia, volume XII, hal 388).
    “St. Valentine adalah seorang pendeta dan tabib dari Roma yang (dianggap) martir sewaktu kaisar Claudius II pada tahun 269 M. Peringatan tersebut pada tanggal 14 Febuari. Kebiasaan dengan mengirim valentine-valentine berasal dari upacara penyembahan berhala yang dikaitkan dengan peribadatan Juno Februarlis di goa Lupercal, atau (bisa jadi) pendapat bahwa burung-burung kwain pada tanggal 14 Februari.”
    (*) Lupercalia merupakan upacara keagamaan (ritual) yang dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno yang dilaksanakan setiap tahun untuk menyembah dewa Lupercus, yang oleh mereka dianggap sebagai dewa kesuburan, dewa padang rumput dan pelindung ternak. Sebagai suatu upacara ritual kesuburan, Lupercalia juga dihubungkan dengan penghormatan dan penyembahan kepada dewa Faunus sebagai dewa alam dan pemberi wahyu. Upacara atau festival tersebut dipimpin dan diawasi oleh suatu badan kegamaan yang disebut Luperci dan para pendetanya disebut Luperci.
    Setiap upacara Lupercalia dimulai dengan mengorbankan beberapa ekor kambing dan seekor anjing yang dipimpin oleh para Luperci. Upacara tersebut dilakukan di dalam sebuah gua bernama Lupercal, berada di bukit Palatine, yang merupakan salah satu bukit di kota Roma. Setelah itu dua orang Luperci (dalam sumber lain dua orang pemuda) dibawa ke sebuah altar, kemudian sebuah pisau yang berlumuran darah disentuhkan pada kening mereka dan darah itu diseka dengan kain wool yang telah dicelupkan ke dalam susu. Setelah itu kedua orang tersebut diharuskan tertawa.
    Kemudian para luperci memotong kulit kambing yang dikorbankan dan dijadikan cambuk. Kemudian mereka berlari dalam dua geromboloan mengelilingi bukit Palatine dan tembok-tembok kuno di Palatine, mencambuki setiap wanita baik yang mengikuti upacara maupun yang mereka temui di jalanan. Para wanita yang menerima cambukan itu dengan senang hati karena menurut mereka cambukan itu dapat menyebabkan atau mengembalikan kesuburannya.
    Upacara Lupercalia ini terus berlangsung sampai pada masa pemerintahan Kaisar Constantin Agung (280 – 337 M). Kaisar Romawi ini adalah kaisar pertama pemeluk agama Nasrani. Lewat masuknya agama Nasrani itu dan berbagai jalan yang ditempuhnya, dia memegang peranan penting dalam hal merubah agama yang dikejar-kejar dan diancam sebelumnya menjadi agama yang dominan (bersifat nasional). Pengaruh agama nasrani semakin meluas di kerajaan Romawi dan Dewan gereja memegang peranan penting di bidang politik. Pada tahun 494 M, Dewan Gereja di bawah pimpinan Paus Gelasius I merubah bentuk upacara Lupercalia menjadi perayaan purifikasi (pemurnian/pembersihan diri). Dan pada tahun 496 M, Paus Gelasius I mengubah tanggal perayaan purifikasi yang berasal dari upacara ritual lupercalia dan tanggal 15 Februari menjadi tanggal 14 Februari.
    Keempat,
    The St. Valentine who is spoken of as the apostle of Rhaetia, and venerated in passau as its first bishop. (Encyclopedia Briatannica, volume XIV, hal. 949).
    “St. Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup yang pertama.”
    Kesimpulan dari keempat definisi tersebut adalah Valentine’s day dirayakan untuk mengormati dan mengkultuskan st. Valentine yang dianggap martir yang mati dibunuh pada tanggal 14 Februari 269 M (sumber lain menyebutkan 270 M) dan juga dianggap sebagai seorang utusan dan uskup yang dimuliakan. Pengambilan istilah itu juga dikaitkan dengan Lupercalia, upacara keagamaan orang Romawi Kuno dan juga bahwa burung-burung kawin pada tanggal tersebut.
    Nah, saudariku… Apakah engkau tahu apa itu martir? Martir adalah orang yang dianggap mati sebagai pahlawan karena mempertahankan kepercayaan (agama). Kini engkau tahu agama apa yang dipertahankan olehnya. Wallahul musta’an. Ya ukhti… bagaimana kita bisa turut serta pada hari yang ditetapkan untuk menghormati orang yang mempertahankan agama yang bukan Islam (ini bukan berarti kita dibolehkan untuk menetapkan hari khusus untuk kematian orang-orang yang mempertahankan agama Islam!).
    Dan bila dikaitkan dengan upacara Lupercalia, maka ini juga sangat jauh dari syari’at Islam, bahkan penuh dengan kesyirikan yang merusak tauhid. Lihatlah bagaimana upacara tersebut dilaksanakan untuk menyembah dewa-dewa. Padahal tidak ada yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Belum lagi keyakinan batil tentang pengaruh cambukan yang dapat menyebabkan atau mengembalikan kesuburan. Padahal tidak ada yang kuasa untuk memberi kesuburan pada seseorang sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, “Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Asy-Syuura [42]: 50)
    Ketahuilah saudariku, tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali meninggalkan jauh-jauh kebiasaan turut serta merayakan hari Valentine ini. Apakah kita hendak turut serta pada acara yang ditetapkan oleh Nasrani untuk mengkultuskan sang uskup yang mati sebagai martir? Padahal kita ketahui orang-orang Nasrani tidak akan senang sampai kita mengikuti agama mereka. Maka senanglah mereka ketika kita turut berbaur dalam hari raya mereka. Karena Rasululllah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut.” (HR. Abu Dawud). Atau… apakah kita hendak mendukung pula upacara Lupercalia yang penuh muatan syirik dan kemaksiatan? Na’udzubillah mindzalik.
    Cukupkanlah diri kita dengan apa yang telah diturunkan Allah dalam Al-Qur’an dan yang diajarkan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya. Karena kasih sayang di antara sesama muslim jauh lebih indah dimana Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan orang mukmin di dalam saling mencintai, saling mengaishi dan saling menyayangi adalah bagaikan satu jasad, jika salah satu anggotanya menderita sakit maka seluruh jasad merasakan (penderitaannya) dengan tidak bisa tidur dan merasa panas.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka engkau tidak perlu ragu-ragu untuk meninggalkan hari raya tersebut. Bertaubat adalah langkah yang utama dan mulia jika ternyata di hari yang lalu kita menjadi bagian dari perayaan tersebut. Semoga kita terus diberikan hidayah taufik oleh Allah untuk menjalankan amalan sesuai tuntunan syari’at. Aamiin.

    Reply
  • January 26, 2008 at 11:53 pm
    Permalink

    Kok pada ributin Valentine…
    Ngaca..ngaca….
    Yang Pro atau yang kontra Valentine…
    Mendingan Loie lihat tuh di palestine…
    Kebiadaban Israel sepanjang hari smapai saat ini…
    Kekejian Amerika terus terjadi di Iraq, Afghan, Pakista, dll…
    Sementara rakyat ex-Soviet terus dikejar-kejar Si Ganas Rusia…
    Dimana Valentine-nya…
    Kok mereka malah menebar kekejian…
    Dimana kasih sayangnya yang sering mereka gembor-gemborkan…

    Reply
  • August 12, 2008 at 10:21 am
    Permalink

    hrsnya kasih sayang universal, kyk imlek ngsh angpao, hr raya idul ngsh zakat. Kalo valentin ngsh coklat tu pun cm sm pcr atw sjenisnya. Bs ngga dbikin lbh pduli sosial drpd pribadi.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.