Dimulainya era film talkies—film bersuara—di pertengahan 20-an, mengakhiri karir para bintang film bisu. Emil Janning, aktor pertama yang memperoleh Oscar, terpaksa pensiun karena logat Jermannya susah dipahami penonton. Demikian juga nasib Douglas Fairbanks, Mary Pickford, Gloria Swanston yang ikon Hollywood masa itu. Walaupun logat mereka baik-baik saja, tapi penonton menghendaki bintang baru untuk talkies.
The Artist menceritakan puncak karir George Valentin (Jean Dujardin) di Hollywood dan bangkitnya era talkies. George yang parlente dan ramah, menarik hati Peppi Miller (Bérénice Bejo), seorang gadis muda yang sedang memulai karirnya di Hollywood. Saat studio Hollywood gandrung dengan talkies dan berhenti membuat film bisu, nasib karir George ada di film yang ia produksi sendiri. Dan film bisu George rupanya tayang perdana pada malam yang sama dengan film talkie Peppi.
Uniknya, The Artist juga disajikan tanpa dialog, alias bisu. Dialog hanya dijelaskan dalam teks yang sekali dua kali muncul dan selebihnya adalah musik silent. Sang sutradara, Michel Hazanavicius memang sudah lama bercita-cita membuat film bisu. Sebagai pemanis film yang charming ini adalah Uggie, sebagai Jack, anjing terrier George Valentin yang pintar.
Walaupun memiliki premis yang mirip dengan Sunset Boulevard, The Artis lebih optimis dan sesekali romantis. George Valentin tidak sekadar tokoh putus asa seperti Norma Desmond di Sunset.
Pada saat indera pendengaran kita diredam karena ketiadaan dialog, maka indera-indera lain semakin terasah mengapresiasi apa yang dirasakan tokoh-tokoh “bisu” di The Artist. Pada saat yang bersamaan, saat indera kita terbuka lebar, maka indera yang tertutup itu akan mengabaikan jawaban atas pertanyaan penting film ini.
Tepatnya mengapa George tidak dapat atau tidak mau berpindah karir ke film talkie?
Update: The Artist memenangkan Oscar untuk film, sutradara, aktor, dan musik terbaik.
wow belum pernah nih nonton film bisu.. apakah sudah beredar ya atau dimana dvd dijual di indonesia. mau merasakan sensasinya..
Karena ga sabar dengan film yang banyak diperbincangkan di beberapa penghargaan film dunia, terpaksa daku donlot (jangan ditiru ya) buat nonton. Ya walaupun udah pasti bakalan aku tonton juga begitu sampai tayang di Indonesia.
Dan….ternyata film ini emang layak ditonton. Cerita memang simpel, tapi kekuatan sinematografi dan akting pemainnya jempolan banget. Serasa nonton film bisu jaman dulu banget, ga keliatan kalo ini dibuat pada 2011. :))
Jadi buat yang penasaran, film ini layak banget ditonton.
baru nyadar, belakangan isi postinganmu movie review semua. :D
anyway, aku blm nonton film ini sih. jadi penasaran bgt soalnya sering bgt diceritain oleh atasa2nku :|