Barack ObamaSiang nanti (9/11) Obama akan mendarat di Jakarta, untuk kemudian disambut dengan keramahan meriah ala Indonesia. Saya penasaran bagaimana Obama menikmati sambutan ini, ketika di tanah airnya, partainya baru saja kalah telak di pemilu paruh.

Partai Demokratik yang merupakan partai pendukung Obama, telah kehilangan 15% kursinya di DPR AS dalam pemilu paruh tanggal 2 November kemarin. Amerika Serikat memang mengenal pemilu paruh, di mana tiap 2 tahun sekali, isi DPR dan Senat dipilih ulang.

Pengamat menilai, kekalahan terburuk sejak 68 tahun terakhir ini disebabkan karena belum membaiknya keadaan ekonomi AS selama 2 tahun pemerintahan Obama, dan disahkannya UU Jaminan Kesehatan oleh Partai Demokratik. UU yang mereformasi sistem jaminan kesehatan AS ini menjadi amunisi kubu Republikan untuk menyerang partai Obama.

Kemarin malam, saya ngobrol dengan Bryan, mahasiswa Harvard yang sedang penelitian di Indonesia. Saya tentu penasaran, apakah dia juga kecewa, secara dia adalah relawan kampanye Obama yang diturunkan di negara bagian New Hampshire pada pemilu AS tahun 2008. Di negara bagian itu, Bryan pergi door-to-door mengajak calon pemilih untuk “mencontreng” Obama. Bryan pernah berseloroh kalau Obama “berhutang” kepadanya atas kemenangannya di New Hampshire.

Tapi tidak terlihat garis-garis kecewa sedikitpun di ekspresi Bryan. Dia cuma bilang, jika dengan peta politik baru ini kedua belah kubu bisa bekerja sama, maka hasilnya akan positif bagi negaranya. Saya mengartikan bahwa Demokrat harus lebih fleksibel dengan agenda ekonomi terkendalinya, sementara Republikan harus lebih lunak dalam mengusung faham pasar bebasnya.

Begitulah demokrasi, bukan sebuah hasil, melainkan proses. Proses tarik ulur untuk menemukan ekuiblirium yang pas, karena memang manusia tidak ada yang paling benar, sementara di lain sisi maunya banyak.

Di akhir pertemuan itu kami membahas istana Kura-Kura Ninja yang dihadiahkan oleh Sultan Brunei kepada putra mahkotanya sebagai hadiah ulang tahun. Saya mencoba mencari di Wikipedia soal itu, tapi tidak ada. Ya mungkin cuma kabar burung. Tapi di ujung artikel tentang Brunei ada satu baris yang menarik perhatian saya: “Bentuk negara: Absolut monarki”.

Saya bergidik.

Kekalahan Obama Sebelum ke Indonesia

19 thoughts on “Kekalahan Obama Sebelum ke Indonesia

  • November 9, 2010 at 12:08 pm
    Permalink

    kok bergidik?

    baru sadar kalo republik itu justru mendukung faham pasar bebas….

    Reply
  • November 9, 2010 at 12:33 pm
    Permalink

    keren ya?
    mungkin kalo di negara ini, si bryan skarang bisa2 lagi sibuk “kejar setoran” mbalikin modal wktu bantuin kampanye dulu :D

    btw, aku kira sampeyan akan gak cuma bergidik, tapi pengsan, kalo suatu saat, di wikipedia ada negara bernama indonesia, bentuk : khalifah islamiyah *emang ada?*

    :D

    Reply
  • November 9, 2010 at 1:39 pm
    Permalink

    kalau yogyakarta tidak menggabungkan diri ke RI juga absolut monarki

    Reply
    • November 9, 2010 at 1:47 pm
      Permalink

      Lebay ah, Yogya udah menggabungkan diri dengan RI sejak 1945. Masalah Jogja cuma di pilar eksekutifnya yang masih monarki.

      Reply
  • November 9, 2010 at 10:59 pm
    Permalink

    wew… panjang lebar dari obama, endingnya ke absolut monarki. iki mesti mengko okeh sing komen. hayo kita tunggu pantauan dari teman-teman yang mungkin gatel sama pernyataan ‘bergidik’ itu. solo-bandung.

    Reply
  • November 10, 2010 at 3:36 pm
    Permalink

    setuju kalau demokrasi itu adalah proses.

    kok sama dengan pencalonan bupati2 daerah yak ??, kalau sudah menang, para tim sukses dan bupatinya kejar setoran balikin modal…

    Reply
  • November 11, 2010 at 7:30 am
    Permalink

    Mungkin si Barry ke sini mau impor kader Demokrat buat kampanye di sono :D

    Reply
  • November 11, 2010 at 9:57 am
    Permalink

    Saya tentu penasaran, apakah dia juga kecewa, secara dia adalah relawan kampanye Obama yang diturunkan..

    Ho ho ho protes berat…Pemakaian kata “secara” yang tidak benar ! *melotot*

    Reply
  • November 12, 2010 at 11:32 am
    Permalink

    soal obama k indonesia, biarlah pakar2 dan hermansaksono yg berpendapat. yang jelas sy menikmati “kutukan” teman2 di jejaring sosial terkait si tifatul. sampe2 si gun, tmn sampean juga, pengen kasih nama kucing dg nama tifatul.

    Reply

Leave a Reply to okta sihotang Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.