coret1

Usai dinyatakan lulus ujian nasional, ribuan—atau mungkin puluhan ribu—anak SMA berpesta. Mereka merayakan prestasi tersebut dengan mencoret-coret baju hingga arak-arakan di jalan.

Yang mereka lupakan, lulus SMA adalah sepotong kecil yang remeh dalam hidup. Sehabis itu, sebagian besar dari mereka harus kuliah, mengikuti praktikum, kerja lapangan, hingga membuat skripshit. Yang langsung kerja-pun harus memulai rutinitas baru seperti mematuhi perintah juragan yang ngeselin dan mengerjakan rutinitas yang menjemukan.

Kelulusan SMA adalah pintu ke jenjang baru yang sebetulnya biasa-biasa aja, atau bahkan lebih tidak menyenangkan.

Merayakan Kelulusan
Tagged on:

35 thoughts on “Merayakan Kelulusan

  • June 15, 2009 at 1:54 pm
    Permalink

    Itulah ironi mas Herman…

    Untuk itu Bajigur! mengangkat “ironi” sebagai tema edisi depannya. Mungkin mas tertarik untuk menyumbang pemikirannya, monggo sowan ke “dapur” Bajigur!… :)

    Reply
  • June 15, 2009 at 2:04 pm
    Permalink

    sayang bajunya dicoret-coret. padahal bisa disumbangin ke yang membutuhkan…

    Reply
  • June 15, 2009 at 2:04 pm
    Permalink

    Apakah Bung Momon juga memikirkan hal yang sama saat lulus SMA dulu? Kalo dipikir sekarang mungkin pas SMA adalah saat yang “menyenangkan” dibandingkan sekarang? :D

    Reply
  • June 15, 2009 at 2:06 pm
    Permalink

    Wah waktu lulus SMA dulu, pikiran saya was-was terus, gak bisa tenang, kuatir gak keterima di Universitas yang bagus. Setelah keterima, was-was juga, wah ini pasti pasti kuliahnya sulit :))

    Reply
  • June 15, 2009 at 2:12 pm
    Permalink

    waktu SMA dulu, saya dkk cuma ngobor ngalur ngidul, lalu pulang, ndak ada jalan2 n coret2an.

    btw, mereka sekarang ini SMU kan? bukan SMA

    Reply
  • June 15, 2009 at 2:13 pm
    Permalink

    bajuku dulu aku sumbangkan ke panti asuhan,.. trus aku arak2 annya pake kaos bebas… dan aku dulu prihatin, wong kelulusan kuliah pun ndak aku rayakan, konden sendiri make up an sendiri… aku bangga pada diriku yg dulu… eh itu yang depan mirip nico ya…

    Reply
  • June 15, 2009 at 2:13 pm
    Permalink

    Dulu baju SMA-ku ndak kusumbangkan, sayang, banyak kenangan di baju itu.

    Reply
  • June 15, 2009 at 2:22 pm
    Permalink

    inget zaman lulusan dulu. Ditilang polisi :)

    Reply
  • June 15, 2009 at 2:23 pm
    Permalink

    dulu abis kelulusan langsung pulang….
    *sungguh anak baik-baik*

    Reply
  • June 15, 2009 at 2:55 pm
    Permalink

    Lulusan SMP 5 tahun lalu dengan bodohnya aku merayakannya dengan pulang ke rumah jalan kaki.

    Padahal ada 6 km lebih. :|

    Lulusan SMA 2 tahun lalu… Errr… anuuu…. :D

    *pelukis abstrak wannabe di seragam sekolah*

    Reply
  • June 15, 2009 at 3:08 pm
    Permalink

    biasanya abis lulus malah bingung….dan nganggur :(

    Reply
  • June 15, 2009 at 3:26 pm
    Permalink

    mon, pas lulus sarjana kamu nyoret2 apa? :D
    *siap-siap*

    Reply
  • June 15, 2009 at 4:03 pm
    Permalink

    Orang yang telah melewati masa nya lah yang bisa berfikir kelucuan dan kebodohan yang telah dan dilakukannya. Sedang yang dalam masa nya … kebanyakan hanya berfikir untuk beberapa saat mendatang. Semua terasa indah pada saat nya … *..hayah

    Reply
  • June 15, 2009 at 4:46 pm
    Permalink

    Kelulusan SMA adalah pintu ke jenjang baru yang sebetulnya biasa-biasa aja, atau bahkan lebih tidak menyenangkan.

    Benar juga Mas Herman, tapi bagaimanapun saya gembira sekali berhasil Lulus dan meninggalkan SMA yang mana keadaan saya di sana terlanjur menyedihkan :D

    Setelah keterima, was-was juga, wah ini pasti pasti kuliahnya sulit :))

    hahahaha, sama Mas seperti pemikiran sama, saya juga akan kuliah di tempat kuliah Anda dulu (TE UGM) :D
    kapan-kapan saya boleh tanya ya Mas tentang kuliah ke Anda? hehehe :D

    Reply
  • June 15, 2009 at 6:42 pm
    Permalink

    Mon, aku wis lali. Dulu kita melakukan apa pas lulusan SMU?

    Reply
  • June 15, 2009 at 8:58 pm
    Permalink

    wah saya gak ikutan coret coret loh mas, konvoi juga gak ada di jakarta kayaknya

    Reply
  • June 15, 2009 at 9:21 pm
    Permalink

    Gawat, saya lupa kelulusan kemarin saya berbuat apa. Apa ini pertanda alzheimer dini?

    Reply
  • June 15, 2009 at 11:03 pm
    Permalink

    Dari satu depresi kecil menuju Depresi besar, dan dirayainnya gede2an :))

    Reply
  • June 16, 2009 at 6:10 am
    Permalink

    Hidup itu seperti sebuah permainan BDSM :)
    Semakin lama semakin menyenangkan jika menyakitkan ;)

    Reply
  • June 16, 2009 at 7:58 am
    Permalink

    Pas saya lulus malah kelabakan, bingung nyari kerjaan.. ;))

    Reply
  • June 16, 2009 at 9:07 am
    Permalink

    Ah..ketika itu saya masih naif dan lugu. Jadi tetap corat-coret bersama teman-teman. Sebuah luapan kegembiraan yang dituang dalam “grafiti” walaupun tidak terlalu positif memang.
    Tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah…

    Reply
  • June 16, 2009 at 10:01 am
    Permalink

    dulu di Muhi semua baju kudu disumbangin Mon, jadi… tetep sembunyikan satu baju buat dicorat-coret tapi gak dipake, hihi…
    hah anak-anak SMA itu tak tahu kalo masa SMA masa paling santai dan menyenangkan dalam hidup :D

    Reply
  • June 17, 2009 at 10:00 am
    Permalink

    @ Dimas

    dibanding esema, saya jauh lebih santai pas kuliah. dulu ndak kepikiran kopi-peist tugas gara2 masih sering jadi playmaker. barulah setelah kuliah bisa menikmati apa itu enaknya menerima umpan dari para kreator serangan :D

    Reply
  • June 17, 2009 at 11:33 am
    Permalink

    Pas nikah juga was-was….Punya anak ntar was-was lagi

    Halah..diisi was-was mulu hidupnya :D

    Reply
  • June 18, 2009 at 2:33 pm
    Permalink

    kapan-kapan saya boleh tanya ya Mas tentang kuliah ke Anda?

    Dan Momon pun dapat fans cowok baru.

    *jemaah Paskiyah*

    Reply
  • June 18, 2009 at 9:23 pm
    Permalink

    maklum Mon … masih muda. Pendidikan kita belum menyertakan “patternless wisdom” kayak kita … atau kamu? heheheheh

    Reply
  • June 18, 2009 at 9:46 pm
    Permalink

    ya mas, kenapa tho koq nggak di sumbangin aja tu baju biar ada manfaatnya, dari pada perayaan kelulusan yang terkadang meresahkan masyarakat

    Reply
  • June 19, 2009 at 11:10 am
    Permalink

    seneng-seneng dulu sebelum mumet kuliah, suntriss karena skripshit dan puyeng nyari kerjaan :))

    Reply
  • June 21, 2009 at 12:52 am
    Permalink

    kelulusan SMA diseret paksa sama kakak ke Aceh. Hajimbret, pulang dari Aceh dicap anti-sosial.

    Reply
  • June 26, 2009 at 6:15 pm
    Permalink

    waduch???
    bju nya di corat-coret mirip ma kuburan band…
    he………

    Reply
  • June 26, 2009 at 6:18 pm
    Permalink

    waduch???
    bju nya di corat-coret mirip ma kuburan band…
    he………

    Reply
  • April 26, 2011 at 5:15 pm
    Permalink

    However, if you are like me, I take extra precautionary methods to avoid any potential problems. We all know food is cheaper when you buy in bulk.

    Reply
  • April 14, 2012 at 10:56 am
    Permalink

    Memang.. dulu aku juga merayakan kelulusan dengan mencoret” baju, itu karena terbawa arus teman. Tapi sekarang saya sebagai tenaga pendidik juga menghimbau serta melarang siswa untuk melakukan hal-hal seperti corat-coret baju agar diberikan pada adik kelasnya, agar lebih bermanfaat.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.