Langkah kaki Anita menyibak pelan debu tipis di pekarangan rumahnya. Suaminya, masih di ujung kamar makan, menggosok senjata tajam koleksinya. Badik, tapi bagi Anita cuma senjata tak berguna.

Tapi itu tidak penting: ketakutan bertahun-tahun kepada suami dan kerinduan dinamika kota, sejenak terusik oleh sebuah kertas putih yang menari-nari di ujung jauh kebun ilalang permai. Kertas itu masih menari dengan angin hingga akhirnya Anita mendekat ke sumur kering dan menangkap tarian sang kertas. Ada tulisan di kertas itu.

“KAMI ALIEN PLANET GASTRONOMO.
KAMI INGIN MENGENAL BUDAYAMU.
KIRIM KE SUMUR”

Kata ‘Alien’ memecut sel-sel otak Anita yang sudah lama mati-rasa sejak ia dipinang suaminya. Tinggal di pedalaman sungguh membosankan: kosakata ‘alien’ terakhir ia dengar 10 tahun yang lalu, dan membacanya di secarik kertas putih misterius seperti meneguk segelas air sejuk di siang yang paling terik.

Sejenak ia pandangi sumur itu sekali lagi sementara kertas putih masih tergenggam erat, kemudian kaki-kaki kecilnya melangkah—kali ini lebih cepat—ke rumahnya. Dari garasi, dia ambil ember tua, tali panjang, dan setumpuk koran kemarin; kemudian kembali bergegas ke sumur tua tadi.

Tali ia ikat ke ember, koran masuk ke ember, dan ember dikerek masuk ke sumur kering. Karena tali tak cukup panjang untuk menyentuh dasarnya; maka ia jatuhkan saja benda-benda itu hingga lenyap dalam gelapnya lubang sumur. Lalu Anita lekas pulang, sambil menyembunyikan senyum simpulnya. Proyek kecil ini mengasyikkan!

···

Asyik sekali, hingga Anita tidak lagi menghiraukan Murtaji, suaminya, pemabuk, yang selalu sinis sejak 3652 hari terakhir.

“Senyum-senyum mikirin siapa!? Hendri yang di kota!?” gertak Murtaji sambil memukul meja makan dengan jemarinya yang kasar.

“Enggak mas…” balas Anita pelan, sambil menundukkan kepalanya. Hendri itu mantan pacar, pacar yang membuat patah hati. Tapi Hendri sudah tidak penting sejak 10 tahun yang lalu. Sekarang ‘proyek kecil’ jauh lebih seru!

···

Saat fajar subuh hampir terbit betul, Anita bangun untuk segera melihat sumurnya. Langkah-langkahnya menelusuri padang hijau yang berkilauan sinar pagi. Dan di dekat sumur, sehelai kertas menari-nari digoyang angin yang tidak pernah ada. Anita memungutnya.

“BUDAYA KALIAN MENGERIKAN DAN MENAKJUBKAN
KENAPA BANGSAMU SELALU RICUH?
KIRIM KE SUMUR

ALIEN GASTRONOMO”

Ember dan tali yang kemarin, kini teronggok di dekat sumur.

Senyum simpul terburai di wajah Anita. Akan tetapi subuh sudah mulai basi, dan Anita harus cepat pulang untuk menyeduh telur setengah matang dan kopi pahit sebelum suaminya—yang cuma pegawai kasar—bangun.

Sarapan pagi hari itu, yang disajikan adalah telur matang dan kopi manis karena Anita sibuk berpikir cara menjawab pertanyaan Alien Gastronom. Proyek kecilnya.

···

Seperti biasa, sore hari Murtaji selalu mandi kurang lebih 10 menit lamanya. Anita hapal betul itu. Maka diam-diam dia mengutip uang Rp 10.000 dari dompet Murtaji , memasukannya ke amplop, dan lari sekencang mungkin ke sumur di ladang hijau. Cepat-cepat ia lempar amplop dan koran ke sumur, dan lalu kembali ke rumah terbirit-birit.

Murtaji cemberut melihat istrinya duduk tersengal-sengal di dapur.

Bersambung ke bagian dua

Cerita diilhami dari cerita lain yang saya ndak tau dari mana. Ilustrasi pinjam dari sini.
Kisah Penunggu Baru Sumur Tua
Tagged on:

13 thoughts on “Kisah Penunggu Baru Sumur Tua

  • February 17, 2008 at 6:15 pm
    Permalink

    Kisah penunggu baru sumur tua.
    Lanjutane: Kisah penunggu lama sumur baru. :D

    Reply
  • February 17, 2008 at 7:19 pm
    Permalink

    keren. ayo mon ditunggu bagian keduanya

    Reply
  • February 17, 2008 at 10:23 pm
    Permalink

    ga dibikin blog khusus aja?

    Reply
  • February 18, 2008 at 12:14 am
    Permalink

    nunggu kelanjutannya aja deh commentnya ….

    .::he509x™::.

    Reply
  • February 18, 2008 at 2:39 am
    Permalink

    para koruptor dimasukkin ke sumur itu aja, mon. eh tapi dipastikan dulu,didasarnya ada blade

    “3652 hari terakhir”
    pembaca disuruh divide sendiri ??!

    Reply
  • February 18, 2008 at 7:54 am
    Permalink

    Menarik.. menarik..
    Ditunggu bagian berikutnya :D

    Reply
  • February 18, 2008 at 7:55 am
    Permalink

    …. nunggu bagian dua

    Reply
  • February 18, 2008 at 9:30 am
    Permalink

    huh….pake bersambung! penasaran neh!

    eh, tapi mon…karena dikasih informasi sepotong-sepotong, Alien ngertinya budaya kita emang rusuh abis. padahal banyak hal2 lain yang indahnya juga luar biasa.

    nah, kayak gini nih yang gw alami sekarang. comment panjang lebar hanya dari satu edisi tulisan. padahal mungkin di sambungannya, akan ada penjelasan. makanya mon, ngasih info jangan kek anita, jangan sepotong2 :p bisa timbul fitnah ntar…hahaha

    Reply
  • February 18, 2008 at 11:55 am
    Permalink

    ngebayangin alien sama sumur tuanya 8-|

    Reply
  • February 18, 2008 at 1:41 pm
    Permalink

    lah… alien dalam sumur?!
    UFO nya mana…?

    Reply
  • February 18, 2008 at 6:15 pm
    Permalink

    alien donyan juga ngumpet…di sumut tua pula hehe…ditunggu lanjutannya mas

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.