Jam 8.14 pagi
Penduduk memindahkan mayat pemuda itu. Mereka menutupnya dengan koran. Di sudut ruangan, Pak Diman terduduk sayu, tampangnya pucat pasi. Sesekali ia memperhatikan kain batik warna hijau yang tergantung pada terali besi pada jendela sel polsek. “Kain itu! Kain itu tidak ada tadi malam!” hentak pak Diman.
15 menit sebelumnya
Pak Diman berjalan tergopoh-gopoh ke luar. Dengan nafas tersengal-sengal dia menghampiri rumah pak Syukri yang dekat kantor polisi, dan berteriak “Tahanan itu mati! Gantung diri!!”
3 menit sebelumnya
Pagi yang dingin itu membuat tulang-tulang rematik Pak Diman kedinginan. Dia membuka gembok kantor polisi desa Sukasana. Jam menunjukkan jam 8 kurang 10 menit. Lalu, dengan langkah pelan dia meraih sapu di sudut ruangan dan mulai menyapu. Ketika melihat sosok yang tergantung di dalam sel tahanan, jantungnya kehilangan satu denyutan dan disusul dengan sebuah denyutan yang sangat kencang. “Dia bunuh diri,” teriak Pak Diman dalam hati.
8 jam sebelumnya, 11.58 malam
Hamid menarik nafas terakhir, lalu loncat, dan seluruh ingatan tentang orang-orang yang pernah dia sayangi mulai hilang perlahan-lahan. Pandangannya lama-lama menjadi kabur dan suram. Udara singup yang tersisa tinggal sedikit, dan terasa sangat sangat menyesakan. Sudah terlambat untuk tidak melakukan hal ini, tapi hidup ini terlalu pahit untuk dijalani.
10 menit sebelumnya
Tangan dekil itu mengakhiri kisahnya, lalu mengulungkan sebuah kain panjang yang dililit. Hamid menerimanya dan mulai mengikat kain itu di sekeliling lehernya. Untuk sesaat sosok dekil itu tersenyum ganjil, tapi wajahnya tetap pucat.
40 menit sebelumnya
Orang dekil itu duduk bersila di pojok sel. Dia melihat Hamid sudah bangun dan melempar sebuah tatapan aneh yang menyiratkan kisah-kisah pahit. Dia memperkenalkan, “aku… saipul,” ujar orang itu. Dengan nada yang ragu-ragu dan terpatah-patah oraing itu memulai ceritanya, “Aku dikurung… karena mencuri ayam… malu aku mas…,” sementara Hamid mendengarkannya dengan seksama.
1 menit sebelumnya
Hamid terbangun. Gerak-gerik sunyi diantara kesenyapan malam itu membuatnya tidak jenak. Ada orang lain: sebuah sosok kurus sudut ruangan. Kulitnya nampak pucat dan rambutnya tipis tidak teratur. “Kapankah dia masuk?” bisik Hamid dalam benaknya.
1 jam sebelumnya, 10.07 malam
Hamid terjaga dari tidurnya di sel polisi itu. Dinginnya begitu menusuk.
Dari matanya yang masih kabur ada gerak-gerik aneh dibalik kegelapan sel tahanan. Tapi badannya terlalu lelah sehingga tak lama kemudian ia pun kembali tertidur.
80 menit sebelumnya, 8.46 malam
Sudah hampir jam sembilan malam. Pak Diman menutup pintu masuk polsek. Wajahnya nampak tidak tenang, tapi pintu itu akhirnya ditutup dan dikunci sebelum dia menatap jeruji jendela sel tahanan. Setelah semua lampu mati, satu-satunya cahaya cuma dari lampu neon di luar Polsek. Kini, Hamid satu-satunya orang di situ. Sungguh tidak terasa dia sudah interogasi 5 jam lebih. Luka akibat dihajar warga masih terasa pedih. Tetapi rasa penat di sekujur badannya sudah tak tertahankan dan tak lama kemudian dia terlelap dalam kegelapan dan dingin yang menusuk.
60 menit sebelumnya, 7.45 malam
Pak Polisi Sutarman memasukkan pemuda itu ke dalam sel kosong kantor polisi, badannya babak belur ditutupi perban dan obat merah ada dimana-mana. Hamid namanya, umurnya baru 18 tahun, dia dikeroyok warga karena tertangkap mencuri ayam milik Wak Mansur. “Apes betul aku hari ini,” pikir si Hamid. “Kurang ajar si Udin ninggalin aku,” gerutunya.
Pak Polisi Sutarman menutup sel tahanan, “Interogasi kita lanjutkan besok saja,” ujarnya. Sesaat, bapak tua penjaga nampak terbelalak melihat jendela sel. Bapak tua itu, Pak Diman, bilang: “Nak Polisi, saya pulang agak nanti, saya mau bersih-bersih dulu.”
8 jam sebelumnya, 13.00 siang
“Maling!! Maling!!” teriak penduduk desa Sukasana. Mereka menangkap seorang anak muda, belum 18 tahun, dan menghajarnya sampai babak belur. Untung tak lama kemudian Pak Polisi Sutarman dan Pak Polisi Wijayana datang mentertibkan situasi.
20 menit sebelumnya
Pemuda itu menyelinap. Temannya, si Udin, sudah di depan. “Lumayan, kalau hari ini bisa dapat curian aku bisa ntraktir minum anak-anak,” bisik Hamid dalam hati, sambil tersenyum riang. “Si Wati pasti tambah suka sama aku kalau aku bisa mentraktir anak-anak geng-ku.”
20 tahun yang lalu
Pagi itu Pak Diman masuk ke dalam kantor polisi. Dia hendak melihat kondisi anak malang gitu. Yang ia dapati sungguh diluar dugaan, pemuda malang itu mengakhiri hidupnya dengan gantung diri memakai sebuah kain batik. Jantung Pak Diman berdegap kencang, ia segera bergegas keluar dan berteriak memberitahu warga desa berita buruk itu.
12 jam sebelumnya, jam 9 malam
Anak muda itu nampak sayu. Matanya kosong, wajahnya penuh sesal. Polisi memegangnya dan memapahnya menuju sel. Bajunya dekil, badannya penuh luka-luka dikeroyok penduduk karena tertangkap mencuri ayam. Tapi dia tidak punya pilihan, karena adiknya sakit dan biaya obatnya mahal sekali.
Ketika sel hendak ditutup, pak Diman, pegawai kebersihan di situ, berkata “Sebentar nak polisi, saya beri selimut dulu. Kasihan sel ini dingin sekali,” sambil menyelimutkan sebuah kain batik berwana hijau pada si pemuda. Saipul namanya.
gak serem, tapi seru. kayaknya harus diberikan sesuatu yang mencekal.. yah biar serem.. kayak yang chatting si pangeran_dewa itu..
hehehhe serasa 24. the following takes place between 8.14 and 9 pm
waduh sempat bingung, yang gantung diri ternyata memang dua orang ya? keren mon! ayo2 ditunggu serialnya ha ha
wah, menurutku menarik bgt alurnya mundur, he3… :) Tapi koq cerita horor sih? Padahal kalo dibikin yang misteri, misale pembunuhan gitu (bukan hantu2an) menurutku lebih seru loh… :) >> pada dasarnya memang saya gak suka horor sih, he3… :D :D
Sepertinya jam pak diman/kantor polisinya batere nya dah jelek, di 1# section “3 menit sebelumnya” ada kalimat “Dia membuka gembok kantor polisi desa Sukasana. Jam menunjukkan jam 8 kurang 10 menit.”
padahal kejadiannya “08.14 WIB” – “15 Menit Sebelumnya” – “3 Menit Sebelumnya” seharusnya menjadi jam 07.56 alias jam 8 kurang 4 menit.
jangan2 bukan bunuh diri, pak diman yang membikin alibi sendiri, karena dia punya waktu sekitar 6 menit untuk membunuh mereka, ntah gimana cara pembunuhan itu terjadi… diserahkan ke penulis lagi
tanggal 11 juli kemaren, ada pembuangan mayat dijalan sepi, 20 meter dari kantorku, dikabarkan dengan dada ternganga bekas tusukan pisau berukuran tebal. konon direktur disebuah perusahaan di jakarta… pembuangan itu sendiri kabarnya diberitahukan ke keluarga korban setelah para pelaku membuang mayatnya tersebut
hantunya saipul hibernasi 20 tahun dengan membawa kain batiknya? nice :D
nice to read…;)
nice post…
Pengalaman pribadi? ;)
Iya e, lihat ruang tahanan, bikin takut.
Mas Herman bikin lagi dong 10 TOP things, niy saya ada ide 8 Top Reasons:
8 Reason why I love this blog
1. Mas Herman (sepertinya) tidak mendukung poligami
2. Mas Herman (sepertinya) tidak mendukung UU anti pornografi dan pornoaksi
3. This blog always makes me laugh when I’m stress out at work (uppss did I say work, I mean lunchtime… errr I mean after office hour, boss are you reading this? It’s after office hour ok?)
4. The presentation is good
5. Blog tidak bersifat menggurui
6. Blog cukup sopan (as much as I love whodoyouthinkheare, lets face it, sometimes it’s kinda rude)
7. Saya juga merasa terganggu dengan mbak2 Giordano
8. Membuat saya terpacu untuk membuat up-date diblog sendiri (walaupun sekarang beralasan tidak punya waktu, mas herman kerja-nya apa siy? Sepertinya menyenangkan banyak waktu luang)
Ada yang lain?
Halo mbak mita :D salam kenal
dicari
agen/distributor di seluruh indonesia
tnpa resiko rugi gratis biaya pandaftaran
ket kirim e-mail/yahoo messenger ke vrp_165@yahoo.co.id
untung bacanya pas sore2, kalo engga bisa mrinding terus ampe pagi;)
bagus karangannya…salam kenal yach.
wah, ternyata kisah horor to… menarik, alur nya kreatip
very intriguing indeed :)
jadi si saipul itu kembali dari kematian dan menghantui si hamid? gitu? biar hamid sekalian bunuh diri juga? gitu ya?
*berusaha keras mencerna isi cerita*
Mungkin maksudnya gitu sih :D
perlu 3 kali mengulang dan baca comment dulu. Alot…jenial….cerdas…tp pendek. saya terbiasa baca agatha cristy…koleksi saya udah 100 an buku…plus 20 an edisi inggrisnya…terkapar mbaca yang ini….selamat