Halle Berry dan pacarnya, Gabriel Aubry, mesra sekali betul?

Belum lama ini Mbak Halle bilang kalau dia tidak akan menikah. Dia akan melanjutkan hubungannya dengan Mas Gabriel seperti pasangan yang sudah menikah, tetapi tidak di bawah institusi pernikahan. Dia sudah capek pernikahannya bubar terus gara-gara dia menikah. Selain itu, konon Halle ingin mengadopsi anak sendiri, terlepas nanti punya anak secara biologis atau tidak.

Institusi pernikahan memang mencapai puncak keefektifannya pada jaman jahiliyah dulu. Kala itu wanita dikawini dan dicerai secara kasual. Tidak ada instrumen hukum yang melindungi hak, harta, anak, dan perasaan wanita. Beberapa agama yang saya ketahui lalu mewahyukan beberapa aturan main dalam berkawin sehingga hak dan kewajiban kedua belah pihak terlindungi.

Di zaman modern seperti ini, dimana esensi segala hal harus selalu dipertanyakan dan hukum diterapkan gila-gilaan, lembaga yang bernama pernikahan memang menjadi pertanyaan. Hak-hak tiap orang dijaga dengan ketat dan penggunaan harta secara bersama-sama bisa diatur dalam perjanjian legal. Hak wali, bisa juga diatur dalam perjanjian tadi. Nanti, kalau di tengah jalan hubungan kandas, segala sengketa bisa dilanjutkan ke pengadilan. Lagipula, jaman sekarang banyak wanita powerful. Ditinggal pasangan, tidak lagi mengurangi kesejahteraannya. Siapa yang butuh lembaga pernikahan jika sudah memiliki instrumen-instrumen tadi?

Yah, Halle Berry memang kaya. Bintang Revlon dan menjadi Storm di X-Men pasti duitnya banyak. Gabriel Aubry yang pernah jadi model rumah mode Hugo Boss dan Versace tentu tidak kalah tajir. Tetapi untuk orang-orang yang melarat seperti kita, yang tidak punya banyak uang untuk membiayai pengacara, pengadilan, dan legal drafting—menikah memang jauh lebih praktis, dan lebih murah.

(Update: Per April 2010, mereka berdua akan pisah)

Halle Berry Yang Nggak Mau Kawin Itu
Tagged on:     

19 thoughts on “Halle Berry Yang Nggak Mau Kawin Itu

  • May 1, 2007 at 10:32 am
    Permalink

    pertamax!
    kalau kamu gimana mon, mau gak?

    Reply
  • May 1, 2007 at 11:13 am
    Permalink

    indeed, bener, mon.

    menurutku fungsi institusi itu sekarang juga paling cuma memberi status hukum sama (calon) anak ama menyatukan aset.

    Reply
  • May 1, 2007 at 4:52 pm
    Permalink

    kalo menurutku, menikah itu lebih kearah membuat kita menjadi manusia dalam arti sesungguhnya lha nek “campur” tanpa nikah opo bedane ama kucing saya misale ???

    Reply
  • May 1, 2007 at 7:20 pm
    Permalink

    takut status krn gono-gini.. :(
    saking kayanya..

    Reply
  • May 1, 2007 at 7:32 pm
    Permalink

    kawin apa nikah?? :) :) :)

    Reply
  • May 1, 2007 at 8:01 pm
    Permalink

    welehhh… saya mo kawin aja susah :D

    Reply
  • May 1, 2007 at 8:43 pm
    Permalink

    hihihi..di mbak tika mbahas pernikahan, di mas herman bahas kawin, hihihi…pertanda apakah ini?
    *senyum2 sendiri*

    Reply
  • May 1, 2007 at 10:20 pm
    Permalink

    kecuali di belanda. kumpul kebo trus bubar, pasangan kumpul kebonya kebagian harta juga.

    saya sih juga gak pengen nikah, cuma…kalo horny gimana donk ?!

    ngacir ah…

    Reply
  • May 2, 2007 at 4:39 am
    Permalink

    Jadi menikah karena kaga tajir mon? Klo temenku bilang menikah itu malah bikin miskin klo sampe cerai kd di bagi2

    Reply
  • May 2, 2007 at 7:50 am
    Permalink

    buat gw pribadi, yg membedakan pernikahan dengan institusi lain ya cuma di masalah ‘sah di mata Tuhan’. dalam hal ini karena pernikahan gw dilakukan dengan tatacara agama yg gue anut, yg gw yakini sebagai ritual untuk mencapai tujuan ‘sah di mata Tuhan’ tadi.

    jadi buat gw, tanpa itu sih pernikahan ga ada bedanya dgn sebuah institusi di mana ada 2 orang manusia yg pengen ada ikatan di mata hukum. ibaratnya kalau perusahaan ya punya badan hukum dan terdaftar di kementerian kehakiman :D.

    Reply
  • May 2, 2007 at 8:14 am
    Permalink

    setuju ama norman, lha wong buaya aja setia je, mosok dengan alasan ga cocok, beda prinsip, ga jodoh jadi pembenaran gaya hidup ayam jago :D

    **mon, ada rencana ama tika ya?? kapan??**

    Reply
  • May 2, 2007 at 10:06 am
    Permalink

    norman:
    kalo menurutku, menikah itu lebih kearah membuat kita menjadi manusia dalam arti sesungguhnya lha nek “campur” tanpa nikah opo bedane ama kucing saya misale ???

    Eh, manusia yang sesungguhnya itu seperti apa sih?

    evy:
    Jadi menikah karena kaga tajir mon? Klo temenku bilang menikah itu malah bikin miskin klo sampe cerai kd di bagi2

    Lha iya dong, kalau udah miskin, kawin, lalu cerai, lalu gono-gininya dibagi… tambah miskin dong :))

    iway
    setuju ama norman, lha wong buaya aja setia je, mosok dengan alasan ga cocok, beda prinsip, ga jodoh jadi pembenaran gaya hidup ayam jago :D

    Berarti ada binatang yang setia dan tidak setia. Kita mau jadi binatang yang mana, tetap saja binatang to? :P

    Reply
  • May 2, 2007 at 4:02 pm
    Permalink

    “menikah jauh lebih praktis, dan lebih murah” ini maksudnya apa to?

    apakah pernikahan itu memang selalu berhubungan dengan harga-harga?

    aku kira, kebanyakan orang menikah karena mereka peduli nilai-nilai (?).

    aku pribadi sih, menolak keduanya. tak ingin menikah. lalu apa bedanya norman dengan kucing?

    komitmen.

    dan aku kira cukup hanya dilakukan di hadapan Tuhan.

    kau gimana mon?

    Reply
  • May 4, 2007 at 10:30 am
    Permalink

    yah komitmen dan uang adalah dua hal yang berbeda, perlu instrumen sendiri-sendiri untuk menjaganya.

    Reply
  • May 4, 2007 at 3:47 pm
    Permalink

    Manusia sesungguhnya itu adalah manusia seutuhnya. Yang seimbang antara raga, ruh, dan akalnya.
    Biasanya yang tidak seimbang antara ketiganya maka biasanya akan mempertanyakan apa gunanya lembaga pernikahan. Gak ada bedanya dengan binatang. Maaf loh. Ini yang saya pahami.
    :-)
    Piss ah….

    Reply
  • May 4, 2007 at 3:54 pm
    Permalink

    Betul mas dedaunan, setiap orang memang bebas menentukan manusia mana yang binatang dan mana yang manusia.

    Reply
  • May 12, 2010 at 4:32 pm
    Permalink

    I believed Halle Berry was in a great caring relationship with hopes of a long term marriage. Looks like there aren’t any happy marriages similar to mine any more – twenty years wed and still contented.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.