“Repot sekali, mau naik motor aja harus di lajur kiri”, gerutu seorang pengendara motor yang baru saja ditilang Rp 30 ribu. Siapa sih yang iseng banget bikin aturan seperti ini?

Mari kita runut.

Di jaman Inggris kuno, para ksatria suka naik kuda. Berhubung para ksatria tidak kidal, maka pedang selalu dipegang tangan kanan dan perisai di tangan kiri. Nah, karena perisai dipegang tangan kiri, untuk melindungi dada ketika hendak naik kuda, mereka selalu dari naik-turun dari sisi kiri kuda. Selain itu, kalau lagi asyik kuda-kudaan lalu si ksatria diserang, berduel di sisi kiri jalan jauh lebih enak. Kebiasaan ini lama-lama diundangkan dan menjadi aturan formal. Adat ini juga diadopsi oleh negara-negara Eropa lain.

Di Jepang ada sejarahnya sendiri. Di jaman Edo, samurai Jepang punya adat untuk berkuda di kiri jalan untuk mencegah dua samurai yang saling berpapasan brantem gara-gara kedua pedang mereka bersenggolan (PMS?). Akan tetapi, pada masa itu penduduk non-samurai tetap saja berkuda di sembarang sisi jalan. Pembakuan aturan berkendaraan di sebelah kiri baru muncul setelah kereta api dari Inggris mulai masuk ke negeri mungil seribu gempa nan-kaya itu.

Amerika lain lagi. Karena semula koloni Inggris, orang Amerika berkuda di kiri jalan. Akan tetapi, saking sakit-hatinya sama Inggris, penduduk Amerika berusaha menanggalkan citra koloni Inggris. Antara lain, mereka memutuskan untuk berkuda di kanan jalan. Pindah ke kanan konon juga untuk menghormati Perancis yang telah membacking perang melawan Inggris.

Perancis?

Jadiii… bangsawan Perancis itu aslinya juga berkuda di kiri jalan. Tetapi setelah revolusi Perancis, untuk melawan kemapanan, orang Perancis banting haluan ke kanan jalan. Napolen yang pada masa pemerintahannya mengekspansi Perancis ke negara-negara Eropa turut menyebarkan kebiasaan ini. Walhasil, negara yang disatroni Perancis seperti Belanda juga ketularan berkendaraan di kanan jalan.

Kalau orang Belanda berkanan-jalan, kenapa kita berkiri jalan? Ternyata, walaupun Belanda memang dikuasai Perancis pada tahun 1795, sejak tahun 1602 Belanda (yang waktu itu masih di sebelah kiri) sudah menjajah Indonesia dan terlanjur menularkan kebiasaan berkiri jalan. Rupanya benar juga kalau old habit die hard.

Fyuff… sekian, factoid hari ini kita cukupkan sampai sini.

Kenapa kita berkendaran di kiri jalan?
Tagged on:

14 thoughts on “Kenapa kita berkendaran di kiri jalan?

  • January 10, 2007 at 12:55 am
    Permalink

    nice entry, mon! :D aku usul untuk mengusut “kenapa kita berjalan(an) di kanan jalan” pada factoid berikutnya.

    kalau gak salah sebagai pejalan kaki kita harusnya berjalan di sisi kanan jalan (karena berlawanan dengan arah kendaraan). bener gak ya? hayoo.. fakta atau mitos?

    Reply
  • January 10, 2007 at 1:28 am
    Permalink

    ooo… jadi pabrikan tali kekang kuda di inggris memang dari dulu udah pake stelan stir kiri -tercerahkan-

    Reply
  • January 10, 2007 at 7:50 am
    Permalink

    tumben ini serius man.. :p

    Reply
  • January 10, 2007 at 8:36 am
    Permalink

    alhamdulillah ya kita makai aturan jalan di sebelah kiri… coba kalau di sebelah kanan… pasti bingung ya mon? Eh, berarti orang2 Cina+Amerika+sebagian besar eropa sekarang hebat2 ya… nyetir di kanan jalan tetep bisa? Mereka memaksakan diri po yo?

    Reply
  • January 10, 2007 at 11:25 am
    Permalink

    Motor jalur kiri dan lampu dinyalakan, sudah diterapkan di Sby sejak setahun lalu. Dulu di Jatim sempat heboh. Sekarang, ketika Jkt diterapkan motor jalur kiri dan lampu dinyalakan, nasional yang heboh hehehe padahal sekarang di Sby sering ga konsisten sampai mesti diiming2i hadiah malah dari Jawa Pos. Setelah program selesai. Ya tetap aja seperti semula. Amburadul lagi hehehe. Thanks ya info sejarahnya. Jadi nambah pengetahuan nih.

    Reply
  • January 10, 2007 at 1:07 pm
    Permalink

    hummm..
    bukannya dari dulu di jalanan benernya udah gitu ya? cuma emang belum dibakukan aja di peraturan yang resmi..

    Reply
  • January 10, 2007 at 1:37 pm
    Permalink

    Mon, Napoleon Bonaparte itu kidal .. tentaranya disuruh baris di kanan

    Reply
  • January 10, 2007 at 3:46 pm
    Permalink

    Ah Sir Mbilung itu bisa aja, perihal Napoleon kidal itu kan masih menjadi dispute di kalangan historian. Eh iya nggak sih. Ketoke gitu sih. :P

    Reply
  • January 11, 2007 at 2:13 pm
    Permalink

    kalo menurut gw kenapa motor harus di lajur kiri karena mobil diperkirakan lebih cepat daripada motor. sebel juga kalo bawa mobil di lajur kanan trus di depannya ada motor jalan pelan. tapi kalo bawa motor pengennya di lajur kanan karena sebel sama motor di depan yg jalannya pelan. serba salah. :D

    Reply
  • January 17, 2007 at 12:53 pm
    Permalink

    hmmm, sumbernya dari mana? kok beda ya sama yang pernah saya dengar.

    versi yang pernah saya dengar dulu itu indonesia mengemudi di kiri jalan karena inggris pernah menguasai indonesia. karena itu raffles mengubah aturan mengemudi di kanan jalan menjadi di kiri jalan. tujuannya supaya seragam dengan koloni inggris lainnya (malaya, singapura, serawak).

    waktu belanda kembali menguasai indonesia, dia gak mengubah aturan itu. akibatnya indonesia sekarang mengemudi di kiri jalan.

    Reply
  • January 18, 2007 at 2:12 pm
    Permalink

    Dari sini mas. Suriname dan Indonesia, yang sama-sama jajahan Belanda, mengadopsi kiri jalan. Awalnya saya juga menduga kalau Indonesia ikutan di kiri jalan karena Raffles, tapi penjelasan di artikel tadi cukup masuk akal.

    Kalau ada informasi tambahan ataupun sanggahan, dapat ditamahkan disini mas.

    Reply
  • October 1, 2007 at 8:25 am
    Permalink

    mas mohon ijin tuk memuat isi artikel ini di situs yg saya kelola, trims..

    Reply
  • February 3, 2011 at 9:49 pm
    Permalink

    karena kalau ndak diperintahkan jalan sebelah kiri, semua maunya jalan sebelah kanan shg yang di kiri kosong…

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.