26 thoughts on “Paham Komunisme Sudah Mati

  • October 3, 2005 at 10:58 am
    Permalink

    Democracy is the new “Communism”

    Dalam arti apa mas Toni?

    Demokrasi memang sebuah sistem pemerintahan yang sangat populer, terutama karena memberikan peran pemerintahan kepada rakyat, tapi demokrasi tidak dapat dibandingkan dengan komunisme.

    Reply
  • October 3, 2005 at 11:08 am
    Permalink

    Sebetulnya seperti inilah yang anti demokrasi. Saya setuju dengan pembatasan sesuatu yang sudah berbentuk “action” (misal terorisme), tapi saya nggak setuju dengan perilaku kelompok orang yang menghalangi “pemikiran”.

    Freesex itu ngga bagus, tapi kalau sekedar ngalamun jorok kan ya gpp toh (analogi yang ngawur) :D

    Reply
  • October 3, 2005 at 11:40 am
    Permalink

    Sebetulnya seperti inilah yang anti demokrasi

    Kalau menurut saya, seperti ini bukan bentuk dari demokrasi, melainkan bentuk dari kebebasan berpendapat yang dikenal dengan free speech. Tetapi free speech adalah pilar penting dalam demokrasi.

    Jadi, menurut saya sangat legal orang berpendapat sekularisme salah, sekularisme benar, freesex salah, freesex benar. Selama pemerintah tidak menghalangi orang berpendapat demikian, bagi saya belum ada indikasi anti kebebasan pendapat.

    Reply
    • September 28, 2010 at 4:42 pm
      Permalink

      dan itu artinya bahwa saya bebas berpendapat kalau istrimu adalah istriku juga?? hartamu adalah hartaku dan saya bebas mengatakan kalau anda itu kebablasan paham…. begitu maksud anda???

      Reply
  • October 3, 2005 at 12:14 pm
    Permalink

    Mungkin aku memberikan analogi yang salah. Cuman aku melihat sebenarnya democracy is another concept yang berada salam satu dataran dengan communism (hell, I don’t know much about both).

    Analogi yang saya ungkap muncul karena, slightly aku pikir, democracy will get old and somehow considered as bad practise.

    Mungkin sudah waktunya saya harus membaca kedua paham tersebut :D. Demokrasi, yang saya lihat (dengan pikiran jelek) akhirnya adalah superiority regime. Siapa yang kuat (pemerintah, atau rakyat, atau golongan tertentu) itulah yang akan menang. Communism, AFAIK, propose all win and all suffer vision (regardless the history said only bad things happen).

    Reply
  • October 4, 2005 at 11:09 am
    Permalink

    Cuman aku melihat sebenarnya democracy is another concept yang berada salam satu dataran dengan communism (hell, I don’t know much about both).

    Komunisme dan demokrasi itu tidak seperti apple and oranges. Lebih mirip dengan apple and jengkol. :P Demokrasi adalah sistem pemerintahan dimana rakyat berpartisipasi dalam pemerintahan. Komunisme adalah sistem sosial politik, yang seperti Toni bilang, bisa disederhanakan menjadi paham ‘all suffer all win’.

    Sebuah negara komunis bisa saja mengaku negara Demokrasi, karena masuk akal kedua nya berjalan bersama. Cuman sayangnya, karena sifat dasar komunisme, selama ini negara komunis berakhir menjadi Totalitarian. ;)

    Demokrasi memang bukan sebuah sistem pemerintahan yang sangat baik, tetapi yang terbaik yang kita miliki. Tapi mengumpamakan demokrasi sebagai sistem yang menguntungkan majority agak sedikit terlalu sempit.

    Reply
  • October 5, 2005 at 10:59 pm
    Permalink

    Gendjer-gendjer neng ledokan pating keleler/ Gendjer-gendjer neng ledokan pating keleler/ Emake thole teka-teka mbubuti gendjer/ Emake thole teka-teka mbubuti gendjer/ Oleh satenong mungkur sedot sing tolah-tolih/ Gendjer-gendjer saiki wis digawa mulih.

    lagi dengerin gendjer – gendjer.mp3

    Reply
  • October 7, 2005 at 11:51 am
    Permalink

    aku punya 2 biji mp3-nya lilis suryani (yg jaman kabluk tuh..) : gendjer-gendjer sama jendral sukarno.

    serem kalo dengerin lagunya.
    serasa tempoe doeloe..

    Reply
  • October 19, 2005 at 6:38 pm
    Permalink

    Mbak Tika, dapet dari mana
    tuh mp3 Gendjer-gendjer.
    Mau nih :-)

    Reply
  • December 23, 2005 at 1:20 pm
    Permalink

    terlepas dari siapa yang benar dan yang salah, menurutku kita hidup layaknya sebgai penikmat, capek bgt nentuin itu salah, ini yg bener. Life is not just about black and white. Hidup, ya hidup aja, hehe, pragmatis bgt ya???

    Reply
  • March 29, 2006 at 9:04 pm
    Permalink

    Siapa yang harus bertanggung jawab atas pembunuhan massal 1965 atas 500.000 jiwa (menurut sumber yang pernah dirilis di media) atau 2.000.000 jiwa (menurut sumber di internet) massa Partai Komunis Indonesia, saudara2 kita sendiri dan simpatisannya ??? Peristiwa G 30 S PKI kudeta militer ataukah pemberontakan ???
    Berapa puluh tahunkah dosa ini akan tertebus ??? Akan ikut siapa mereka dan anak cucunya yang masih hidup membisu ???

    Reply
    • September 28, 2010 at 4:48 pm
      Permalink

      PKI (Komunis) membantai rakyat indonesia yang tidak sepaham dengan ideologinya dan mereka ganti di bantai oleh aparat negara gabungan bersama rakyat, ormas dan elemen mayarakat yang keluarganya tewas terbantai oleh aksi komunis.

      anggap saja impas, karena saling membalas. hehehe…

      besok apa lagi

      Reply
  • October 9, 2006 at 11:20 pm
    Permalink

    kita sering terjebak kata demokrasi. Amerika dengan gaung demokrasi melakukan pembantaian terhadap rakyat irak, membuat miskin palestina, melakukan rencana pembunuhan di tahun 1960-an terhadap beberapa
    kepala negara karena tidak sejalan dengannya. Dalam sejarah ada tiga kelompaok yang paling banyak menyengsarakan manusia :1. kelompok yang mengatasnamakan agama (lihat sejarah gereja di abad pertengahan, lihat perang salib, konflik yahudi-islam, poso, irlandia utara antara khatolik dan kristen), kelompok militer, dan kelompok pemodal (hidup cuma mengejar keuntungan materi). Dan kita harus jujur abahwa apa yang ada sebagai sebuah fakta. Meski itu pahit.Dan sejarah ketiga kelompok di atas, adalah sejarah kekerasan, apapun bentuk konsep kebenarannya. Darah tetap saja mengalir…………

    Reply
  • October 10, 2006 at 7:47 am
    Permalink

    Kita juga sering terjebak dalam isu anit-demokrasi. Bisa jadi, anda memilih negara yang salah sebagai contoh demokrasi yang gagal.

    Reply
  • June 18, 2008 at 10:37 am
    Permalink

    mengapa harus “heboh”?”gendjer-gendjer” hanya sebuah lagu yang sangat manusiawi dijamannya…tak ubahnya seperti lagu “gossip jalanan”-nya slank di jaman sekarang,ketika para penikmat “surga”indonesia terusik dengan makna lagu tersebut…
    kita begitu terusik ketika mendengar kata PKI atau komunis, tetapi ketika kita mendengar kata FPI atau berbagai bentuk gerakan radikal yang mengatasnamakan islam, KENAPA kita bisu??padahal jelas-jelas keduanya membuat terusik
    SAMA-SAMA SEPERTI PREMAN….
    both of this movement is FAGGOT!!
    WE ALL UNITY IN DEVERSITY!!THAT’S DEMOCRACY…

    yoga…

    Reply
  • October 8, 2008 at 12:20 pm
    Permalink

    Wah itu sih judul yang salah, bung. Komunis itu sebuah ideologi. Ia tidak akan pernah mati dan selalu tersimpan dalam hati para pendukungnya. Sekarang memang komunis hilang, tetapi itu hanya mati suri. Komunis akan bangkit apabila waktu dan kesempatannya tepat. Mungkin sekarang komunis sudah bangkit walaupun masih bersifat gerakan bawah tanah.

    Reply
  • May 13, 2009 at 11:49 am
    Permalink

    Komunis itu bukan sebuah sistem, Melainkan Ideologi (gw setuju banget ma stalin tuh…)
    Komunis itu bisa menjadi sistem ketika orang-orang atau sekelompok orang dengan satu tujuan dan satu visi yang sama untuk membuat suatu negara komunis. Tapi kalau ketika komunis itu hanya sebuah Ideologi di pemikiran orang,, apakah kita harus membinasakan orang tersebut??? :-D 8-)

    Reply
  • May 15, 2009 at 11:01 am
    Permalink

    Kenyataanya masih ada negara yang berfaham komunis, walaupun sdh bkn komunis seperti gagasan marx dengan masuknya kapitalis ke negara tsb, tp mereka jak jua mengganti komunisme sbg dasar ekopol negara tsb. sprti vietnam, china, korut, kuba dll

    Reply
  • May 23, 2009 at 2:11 pm
    Permalink

    hanya orang IDIOT yang bilang komunis penyebab kebencian dan kekejian.

    yang paling keji sebetulnya orang-orang kapitalis yang dengan bangga tertawa di atas penderitaan orang lain untuk mencapai kesenangan pribadi.

    dan juga yang paling keji adalah orang-orang yang membunuh mengatas namakan agama.

    Reply
    • September 28, 2010 at 5:53 pm
      Permalink

      entah itu sosialis kek, kapitalis kek ato komunis kek what ever lah…. yang gw tahu di tahun 60’an PKI telah membantai rakyatnya sendiri… termasuk desa asalku dimana terdapat monumen pembantaian akibat kekejaman PKI. GO TO HELL PKI!!!

      Reply
  • July 2, 2009 at 11:41 pm
    Permalink

    mbak tika,aku prnah koc denger lagu gendjer-gendjer di filmnya SHO GIE!mbak prnah nnton filmna ngak???

    Reply
  • July 2, 2009 at 11:52 pm
    Permalink

    oya… ,, ..!!!!bang herman,abang2.. dan mbak2..yg laenna.tau ngak ato prnah denger sejarah dulu…,.., bnget,dimana komunis itu dibentuk dan terbentuk JAUH SEBELUM jaman”PKI”

    ????????……..,, . , ??

    Reply
  • September 21, 2010 at 2:58 pm
    Permalink

    You gave fantastic honest ideas here. I performed a research on the issue and discovered almost all peoples will agree with your blog. Do some preparatory work before the book club meeting.

    Reply
  • October 11, 2011 at 10:32 am
    Permalink

    faham atau ideologi buknlah yg terpenting untuk untuk menuju masyarakat yg sejahtera tetapi ikhtiar kita lah yg menentukan ,,,
    ketika kita d berikan amanah yg besar jalankanlah amanah itu dgn baik dan benar, karena menurut sy faham atau ideologi apapun itu adalah merupakan amanah untuk menuju kemakmuran bersama….

    Reply
  • October 14, 2014 at 8:57 pm
    Permalink

    ‘ This quotation prospects me to suspect that this individual was not unaccustomed to clash of
    clans hack tool no survey. Devices that we already have our face buried into
    everyday which will allow for an almost non stop gaming experience.

    I do NOT earn swag bucks by participating in Free Trials or buying things
    since some of the companies look a bit dodgy and it’s not worth the
    risk – I don’t want to spend holurs desperately trying to cancel a free
    trial before my credit card is charged a monthly subscription fee.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.