Kuliah Kewarganegaraan Jum’at kemarin, dosennya hebat. Walaupun beliau sudah tua dan sudah pensiun (sepertinya beliau adalah dosen Emiritus), tidak berarti beliau mikirnya kaku dan tertutup. Pak Wismono ini (saya lupa nama aslinya, jadi untuk sementara kita panggil pak Wismono), sangat terbuka dan egaliter. Tidak menjejali mahasiswa dengan pengetahuan tapi mengajak mahasiswa berpikir bersama. Beliau mengajarkan demokrasi, sekaligus menerapkan demokrasi di kelas. Sungguh sebuah dosen yang langka. Wuihhh, sepertinya satu semester kedepan saya bisa belajar banyak.

Sayangnya kuliah ini harus dirusak oleh dua mahasiswa aktivis yang ingin mengarahkan sesi diskusi minggu depan dengan tema pendidikan, padahal tema demokrasi dalam negara scopenya lebih luas dan untuk long-term manfaatnya lebih luas daripda sal pendidikan.

Dugaan saya mereka ingin menyerang rektorat UGM dengan diskusi soal kenaikan SPP dll. Menyebalkan.

Mas! Dunia ini gak segede daun pelor, masih banyak yang diurusi, bukan cuma UGM! Berpikir makro dong, ngapain coba kuliah S1 kalau m ikirnya masih mikro-mikro gitu!

Sekali lagi kejadian ini mengingatkan kenapa saya tidak respek dengan mahasiswa aktivis.

{ Dulu pas saya ketua KM saya bukan aktivis lho, saya sangat program-oriented dan student-welfare-oriented (dan union-publicty-oriented tentunya. Heck, dulu saya malah dituduh menyebarkan maksiat di KMTE oleh SKI. Padahal tidak ada yang pake obat terlarang atau melakukan seks bebas di KMTE. SKI memang aneh. }

Kuliah Kewarganegaraan
Tagged on:

5 thoughts on “Kuliah Kewarganegaraan

  • September 24, 2005 at 9:09 am
    Permalink

    hmm, ada typo dan ada ‘tag’ tanda baca yang tdak ditutup.

    *sengaja mengalihkan fokus dari isi post yang sebenarnya*

    Reply
  • September 24, 2005 at 10:58 am
    Permalink

    daun pelor ???
    daun kelor kaleee

    Reply
  • September 24, 2005 at 12:40 pm
    Permalink

    :))

    daun pelorrrr???hihihi…

    Iya!Gw juga gak suka!
    Menurutku mereka (aktivis-red)tuh sometimes sok aktif. Protes sana, protes sini, tapi substansinya dangkal banget.

    Demo di jalan, its okay. But sometimes mereka suka bikin macet jalan, yang notabene dipake banyak orang. Malah ganggu.

    Gimana kalo mereka tuh belajar aja yang bener, jadi orang pinter dan cerdas (gak cuma akademis absolutely), trus jadi orang sukses, dan rubahlah negara ini ke arah idealisme mereka.

    Pengen liat aja yang tiap hari tereak-tereak di jalan tuh, besok kalo jadi orang gede kayak apa. :>

    Reply
  • September 25, 2005 at 8:36 pm
    Permalink

    wah jadi tertarik pingin tau kasus maksiat Momon Gate :D

    Reply
  • December 6, 2011 at 10:49 am
    Permalink

    wah dosennya pasti ganteng dan keren dan gaul abis rasanya ingin diajar dosen yang kayak gitu, gak kayak dosen fisika saya pak TigaN Yanna

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.