Jika anda sedang nangkring di kamar hotel atau rumah yang langganan televisi satelit, coba tilik saluran E Entertainment. Saluran yang khusus meliput keglamoran Hollywood non-stop menampilkan sosok-sosok keren dan juwita dalam pendaran cahaya kemahsyuran.
Sajian semacam ini membuat tertekan. Sederhana saja, orang macam saya ini tidak akan pernah sekeren mereka apalagi berjodoh dengan Anne Hathway ataupun Catherine Heigl. Saya berhak atas setiap potong rasa iri, tertekan, dan minder.
Kemudian—demi tayangan yang lebih nyata dan membumi—pindah saluran ke Al-Jazeera, hingga layar kaca ganti mempertontonkan bom bunuh diri di Pakistan dan konflik di perbatasan Irak-Turki. Kemudian, gambar-gambar keji ini beralih ke pemadangan penduduk yang hidup tak layak akibat konflik yang tidak pernah berhenti. Padahal, bisa jadi para penduduk ini tidak ingin macam-macam. Jangankan demokrasi; siang hari yang tenteram dan perut yang tidak terlalu lapar, mungkin lebih dari cukup.
Maka muncul kebingungan dan kesedihan, kenapa keinginan sekecil itu seperti sesuatu yang mustahil.
Saya tidak mempermasalahkan kontras keduanya yang demikian menyala, melainkan rasa tidak enak, baik ketika menonton E ataupun Aljazeera. Apa gunanya televisi jika terus menerus membuat hati iri, susah, dan tidak tenang? Mungkin juga, hak untuk tenteram adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan.
makanya aku gak pernah klik tuh E channel, mon. mendingan nonton hgtv hehehe tapi sama juga eh. iri ngeliat designersnya kok bisaaa ngedekor rumah jd begitu keren and rapi.
*keukeuh sama Sumi Yang dan Metro Xin Wen-nya*
Eh, mon. Apa hati kita ini sudah benar2 tumpul ya melihat kekejaman perang yang terus2an muncul di televisi itu?
Atau rasa simpati cuma tinggal kasihan saja, dan kekejaman itu tetap saja terjadi.
bukankah internet sebenarnya juga punya efek yang sama mon ? :D
** percobaan komen ke-4 **
mon, jadi kapan pindah ke wordpress ? hehe..
kayaknya setiap nonton tv hampir selalu dibuat iri deh saya…tertekan…depresi…oh, kenapa perasaan2 itu yg membuncah…?
untuk mendapatkan apa-apa yang tersaji di E Entertainment orang lantas melakukan apa-apa yang tersaji di Al-Jazeera.
Kalo ga ada Aljazeera,.. maka tak ada E entertainment..
hukum positif – negatif…
yin dan yang…
dalam model yang salah kaprah..
antobilang:
Eh, mon. Apa hati kita ini sudah benar2 tumpul ya melihat kekejaman perang yang terus2an muncul di televisi itu?
Atau rasa simpati cuma tinggal kasihan saja, dan kekejaman itu tetap saja terjadi.
justru, kalau aku, sudah mulai tumpul dengan kesengsaraan orang Indonesia. Bukan karena tidak pedulu, melainkan karena sudah terlalu sering melihatnya. Gimana yah?
pepeng:
bukankah internet sebenarnya juga punya efek yang sama mon ? :D
mbuh ya, di internet aku jarang tersentuh seperti kalau liat aljazeera.
mbilung:
untuk mendapatkan apa-apa yang tersaji di E Entertainment orang lantas melakukan apa-apa yang tersaji di Al-Jazeera.
well said :D
ya dah mon, ganti jalan sesama aja
liat E channel? gak pernah..karena gak mau ngimpi ke bulan deh…gak bakalan nyampe…
tapi liat al-jazeera juga gak tahan….dan bersyukur kehidupanku sedikit agak beruntung dibanding sodara2 di timteng itu…
makanya jangan nonton tv aja, mon! banyak jalan2 aja, biar bisa ngeliat realitas.
pertanyaannya: trus kalo udah ngeliat banyak hal, ngapain? :p
kehidupan yang tidak adil ini, sampai kapan mau dipertahankan?
bukan mengajak bunuh diri. tapi mengajak memperjuangkan pertumbuhan dan pemerataan.
(kaya penataran P4 saja!)
makanya nonton sinetron aja . .nonton kok saluran luar
E chanel disini ga bisa bos, kalo langganan dimana ya ?
Dukung saya untuk menang di kompetisi SEO tingkat dunia di seocontest2008
gara2x elo, td malam aku klik E channel hihihik jd penasaran. soale selama ini aku cuma liat iklan sepintas “celebrity expose”
perasaan ttg selebriti doank. apanya yg bikin iri ? td malam ttg heath ledger. masak iri mau overdosis juga ? wkekkekke
seteleh itu fashion police. ttg baju yg dipakai di oscar. aneh2x gitu gaunnya hihihik
mendingan nonton orangutan island deh di animal planet
dah lama mas saya mati in TV
itu foto …
hebring betul …
1. Salam.
2. Nice post.
3. Namanya juga Chanel TiVi, kalau boleh saya kutip seperti yang di ungkapkan oleh Andra Hirata dalam bukunya ‘EDENSOR’, “CINTA ITU CHANEL TV” kalau tidak suka/cinta lagi, tinggal ganti chanelnya. (Nyambung ngak ya… hehehe..’
Doh, saya ndak pernah nonton E channel. Bukan saya banget. teteup channel favorit saya HBO, Natgeo, Discovery Channel sama Star World dududu…
Kekerasan ya?
Berat ya Mon?
Ya udah Mon, ganti ke JogjaTV aja.
Ada dosen pembimbingku tiap Hari Senin Jam 3 Sore : Pak Tri Kuntoro http://www.mastri.ugm.ac.id
* lg enggak sensi nih
Enak orang Jogya
Masih sempet nonton tv
Orang Jakarta mana bisa???
Jam 5 buru2 pergi kerja
Pulang2 jam 8-an…
Mana sempaaattt!!!
konon salah satu misi media adalah menyampaikan fakta. nah, E-Entertainment menyampaikan fakta tentang glamornya holiwud. sedangkan AJ menyuguhkan fakta kejamnya perang di timteng.
kalo tidak ada E dan AJ, berarti fakta-2 itu gak terungkap. gimana dong?
apa mau nonton sinetron terus menerus di SCTV sampai muak?
Waduh kalau nonton SCTV bisa bikin bodoh itu.
Tenterem itu juga jadi tambah terkesan berlebihan lagi, jika kemudian ada mantra yg entah mengapa ngetop banget, “Ambil remote control. Matikan. Atau pindah saluran lain”. Alamak. Kok jadi sesimpel itu yak?
Mon, bikin siaran TV sekelas al-jazeera yuk. Pasti kamu tau deh apa manfaatnya memberitakan yg ngeri2 nantinya. Tidak ada berita yang lebih baik selain berita buruk.
Puasa..puasa nonton tipi MOn:D