Jika anda sedang nangkring di kamar hotel atau rumah yang langganan televisi satelit, coba tilik saluran E Entertainment. Saluran yang khusus meliput keglamoran Hollywood non-stop menampilkan sosok-sosok keren dan juwita dalam pendaran cahaya kemahsyuran.

Sajian semacam ini membuat tertekan. Sederhana saja, orang macam saya ini tidak akan pernah sekeren mereka apalagi berjodoh dengan Anne Hathway ataupun Catherine Heigl. Saya berhak atas setiap potong rasa iri, tertekan, dan minder.

Kemudian—demi tayangan yang lebih nyata dan membumi—pindah saluran ke Al-Jazeera, hingga layar kaca ganti mempertontonkan bom bunuh diri di Pakistan dan konflik di perbatasan Irak-Turki. Kemudian, gambar-gambar keji ini beralih ke pemadangan penduduk yang hidup tak layak akibat konflik yang tidak pernah berhenti. Padahal, bisa jadi para penduduk ini tidak ingin macam-macam. Jangankan demokrasi; siang hari yang tenteram dan perut yang tidak terlalu lapar, mungkin lebih dari cukup.

Maka muncul kebingungan dan kesedihan, kenapa keinginan sekecil itu seperti sesuatu yang mustahil.

Saya tidak mempermasalahkan kontras keduanya yang demikian menyala, melainkan rasa tidak enak, baik ketika menonton E ataupun Aljazeera. Apa gunanya televisi jika terus menerus membuat hati iri, susah, dan tidak tenang? Mungkin juga, hak untuk tenteram adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan.

E dan Aljazeera
Tagged on:

26 thoughts on “E dan Aljazeera

  • February 26, 2008 at 1:45 am
    Permalink

    makanya aku gak pernah klik tuh E channel, mon. mendingan nonton hgtv hehehe tapi sama juga eh. iri ngeliat designersnya kok bisaaa ngedekor rumah jd begitu keren and rapi.

    Reply
  • February 26, 2008 at 2:44 am
    Permalink

    *keukeuh sama Sumi Yang dan Metro Xin Wen-nya*

    Reply
  • February 26, 2008 at 3:32 am
    Permalink

    Eh, mon. Apa hati kita ini sudah benar2 tumpul ya melihat kekejaman perang yang terus2an muncul di televisi itu?
    Atau rasa simpati cuma tinggal kasihan saja, dan kekejaman itu tetap saja terjadi.

    Reply
  • February 26, 2008 at 5:50 am
    Permalink

    bukankah internet sebenarnya juga punya efek yang sama mon ? :D

    ** percobaan komen ke-4 **
    mon, jadi kapan pindah ke wordpress ? hehe..

    Reply
  • February 26, 2008 at 6:46 am
    Permalink

    kayaknya setiap nonton tv hampir selalu dibuat iri deh saya…tertekan…depresi…oh, kenapa perasaan2 itu yg membuncah…?

    Reply
  • February 26, 2008 at 6:55 am
    Permalink

    untuk mendapatkan apa-apa yang tersaji di E Entertainment orang lantas melakukan apa-apa yang tersaji di Al-Jazeera.

    Reply
  • February 26, 2008 at 7:32 am
    Permalink

    Kalo ga ada Aljazeera,.. maka tak ada E entertainment..

    hukum positif – negatif…
    yin dan yang…

    dalam model yang salah kaprah..

    Reply
  • February 26, 2008 at 7:50 am
    Permalink

    antobilang:
    Eh, mon. Apa hati kita ini sudah benar2 tumpul ya melihat kekejaman perang yang terus2an muncul di televisi itu?
    Atau rasa simpati cuma tinggal kasihan saja, dan kekejaman itu tetap saja terjadi.

    justru, kalau aku, sudah mulai tumpul dengan kesengsaraan orang Indonesia. Bukan karena tidak pedulu, melainkan karena sudah terlalu sering melihatnya. Gimana yah?

    pepeng:
    bukankah internet sebenarnya juga punya efek yang sama mon ? :D

    mbuh ya, di internet aku jarang tersentuh seperti kalau liat aljazeera.

    mbilung:
    untuk mendapatkan apa-apa yang tersaji di E Entertainment orang lantas melakukan apa-apa yang tersaji di Al-Jazeera.

    well said :D

    Reply
  • February 26, 2008 at 8:37 am
    Permalink

    ya dah mon, ganti jalan sesama aja

    Reply
  • February 26, 2008 at 10:17 am
    Permalink

    liat E channel? gak pernah..karena gak mau ngimpi ke bulan deh…gak bakalan nyampe…

    tapi liat al-jazeera juga gak tahan….dan bersyukur kehidupanku sedikit agak beruntung dibanding sodara2 di timteng itu…

    Reply
  • February 26, 2008 at 2:49 pm
    Permalink

    makanya jangan nonton tv aja, mon! banyak jalan2 aja, biar bisa ngeliat realitas.

    pertanyaannya: trus kalo udah ngeliat banyak hal, ngapain? :p

    Reply
  • February 26, 2008 at 3:16 pm
    Permalink

    kehidupan yang tidak adil ini, sampai kapan mau dipertahankan?

    bukan mengajak bunuh diri. tapi mengajak memperjuangkan pertumbuhan dan pemerataan.

    (kaya penataran P4 saja!)

    Reply
  • February 26, 2008 at 7:26 pm
    Permalink

    E chanel disini ga bisa bos, kalo langganan dimana ya ?

    Dukung saya untuk menang di kompetisi SEO tingkat dunia di seocontest2008

    Reply
  • February 27, 2008 at 12:00 am
    Permalink

    gara2x elo, td malam aku klik E channel hihihik jd penasaran. soale selama ini aku cuma liat iklan sepintas “celebrity expose”

    perasaan ttg selebriti doank. apanya yg bikin iri ? td malam ttg heath ledger. masak iri mau overdosis juga ? wkekkekke

    seteleh itu fashion police. ttg baju yg dipakai di oscar. aneh2x gitu gaunnya hihihik

    mendingan nonton orangutan island deh di animal planet

    Reply
  • February 27, 2008 at 8:07 am
    Permalink

    dah lama mas saya mati in TV

    Reply
  • February 27, 2008 at 8:44 am
    Permalink

    itu foto …

    hebring betul …

    Reply
  • February 27, 2008 at 9:57 am
    Permalink

    1. Salam.
    2. Nice post.
    3. Namanya juga Chanel TiVi, kalau boleh saya kutip seperti yang di ungkapkan oleh Andra Hirata dalam bukunya ‘EDENSOR’, “CINTA ITU CHANEL TV” kalau tidak suka/cinta lagi, tinggal ganti chanelnya. (Nyambung ngak ya… hehehe..’

    Reply
  • February 27, 2008 at 10:48 am
    Permalink

    Doh, saya ndak pernah nonton E channel. Bukan saya banget. teteup channel favorit saya HBO, Natgeo, Discovery Channel sama Star World dududu…

    Reply
  • February 27, 2008 at 11:51 am
    Permalink

    Kekerasan ya?

    Berat ya Mon?

    Ya udah Mon, ganti ke JogjaTV aja.
    Ada dosen pembimbingku tiap Hari Senin Jam 3 Sore : Pak Tri Kuntoro http://www.mastri.ugm.ac.id

    * lg enggak sensi nih

    Reply
  • February 27, 2008 at 6:40 pm
    Permalink

    Enak orang Jogya
    Masih sempet nonton tv
    Orang Jakarta mana bisa???
    Jam 5 buru2 pergi kerja
    Pulang2 jam 8-an…

    Mana sempaaattt!!!

    Reply
  • February 29, 2008 at 5:31 pm
    Permalink

    konon salah satu misi media adalah menyampaikan fakta. nah, E-Entertainment menyampaikan fakta tentang glamornya holiwud. sedangkan AJ menyuguhkan fakta kejamnya perang di timteng.

    kalo tidak ada E dan AJ, berarti fakta-2 itu gak terungkap. gimana dong?

    apa mau nonton sinetron terus menerus di SCTV sampai muak?

    Reply
  • February 29, 2008 at 7:28 pm
    Permalink

    Tenterem itu juga jadi tambah terkesan berlebihan lagi, jika kemudian ada mantra yg entah mengapa ngetop banget, “Ambil remote control. Matikan. Atau pindah saluran lain”. Alamak. Kok jadi sesimpel itu yak?

    Reply
  • March 19, 2008 at 12:17 am
    Permalink

    Mon, bikin siaran TV sekelas al-jazeera yuk. Pasti kamu tau deh apa manfaatnya memberitakan yg ngeri2 nantinya. Tidak ada berita yang lebih baik selain berita buruk.

    Reply
  • April 2, 2008 at 5:40 pm
    Permalink

    Puasa..puasa nonton tipi MOn:D

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.