Hari ini kemajuan mundur satu langkah. UGM yang semestinya menjadi tempat lahirnya pemikiran-pemikiran baru, harus membatalkan rencana diskusi Irshad Mandji. Perguruan tinggi itu takut, mungkin takut mahasiswanya diserang, atau parah lagi dianiaya. Lagipula, bukan pertama kalinya FPI dan kelompoknya memakai kekerasan.

Saya memang mengharap UGM lebih berani, walaupun kenyataannya tidak. UGM memang institusi yang lebih besar daripada FPI, akan tetapi UGM tidak cukup kuat untuk meminta polisi mengamankan UGM.

Diskusi Manji itu kemudian diadakan juga di LKiS Yogya. Dan belum lama dimulai, gerombolan Majelis Mujahiddin Indonesia menyerbu diskusi itu. Mereka memecahkan kaca perpustakaan dan menginjak-injak makanan sambil meneriakkan “Allah Maha Besar”. Adik saya yang berada di sana tidak bisa keluar karena dikepung.

Di telepon, adik saya menangis sambil mengatakan “Aku sedih banget negaraku dirusak orang-orang kayak gini.”

Malam itu pendopo LKiS, Irshad Manji hanya bisa duduk bersila menundukkan kepalanya, sementara preman-preman bertabir agama itu memaki-maki, merasa bahwa kebenaran adalah milik mereka. Dan malam itu juga, Jogja yang selama ini menjadi oase dari hingar-bingar intoleransi, akhirnya kalah oleh gelombang radikalisme.

***

Kita semua sudah muak dengan ini. Walaupun topik lesbian bukanlah flagship dari pemikiran Irshad Manji, tetapi dalam beberapa hari ini diskusi telah disederhanakan menjadi itu. Pandangan Manji soal ijtihad (atau mungkin yang sedikit lebih kontroversial seperti jilbab) tidak pernah disentuh dalam perdebatan. Manji telah direduksi menjadi seorang lesbian pembawa penyakit.

Tapi apa yang salah dengan lesbian menyuarakan pendapatnya? Ini Indonesia. Menjadi lesbian, banci, straight adalah pilihan, dan pilihan mereka harus dilindungi negara, seperti negara harus melindungi penduduknya yang ingin beribadah di masjid, bekerja dengan upah layak, belajar di sekolah yang terbaik. Kita boleh berargumentasi bahwa pilihan menjadi lesbian adalah salah, tapi tolong pertahankan ketidaksetujuan itu dalam diskusi saja. Memakai ancaman dan kekerasan justru membuat FPI terlihat menyerah, karena tidak memiliki counter-argument yang cerdas.

Dan jangan lupa, argumentasi berdasar penafsiran atas kitab suci selalu bisa salah, seperti Manji yang juga bisa salah memahami Al-Quran. Manusia hanya bisa mencari kebenaran, namun tidak pernah bisa mendapatkan sepenuhnya kebenaran.

***

Bagaimana menghentikan ini?

Pertama kita harus melihat Indonesia sebagai negara hukum, di mana aturan yang berlaku adalah hukum yang memfasilitasi seluruh warganya, bukan agama tertentu. Tindakan yang salah di mata hukum agama, tidak harus salah dalam hukum Indonesia. Kita bukan negara agama.

Kedua, kita harus membiasakan diskusi publik yang sehat, bukan diskusi yang bermain tuduh, serang sisi pribadi, dan main plintir-kiri-dan-kanan seperti yang biasa dilakukan petinggi FPI. Diskusi seperti FPI yang sangat menyederhanakan masalah memang memudahkan orang untuk berpihak, namun justru membuat pilihan yang kita ambil menjadi tidak sustainable karena tidak didasari pemikiran yang mantap dan mendalam.

Ketiga, kita harus menunjukkan bahwa FPI adalah kelompok kecil. Polisi dan pemerintah selalu dalam posisi sulit karena menindak FPI justru beresiko melukai umat islam. Faktanya adalah, FPI tidak mencerminkan umat Islam Indonesia secara keseluruhan. Mereka yang mendukung tujuan FPI juga tidak harus mendukung kekerasan FPI, karena tujuan FPI dan kekerasannya adalah dua hal yang terpisah. Kita boleh mendukung tujuan FPI, tetapi tidak boleh mendukung semua kekerasan yang mereka lakukan.

***

Para ekstermis ini selangkah lebih maju daripada kelompok moderat dalam menguasai pemikiran publik. Tapi masih belum terlambat, masih ada waktu untuk mencegah sebelum terlambat. Jika ancaman masa lalu Indonesia adalah rezim diktator dan ancaman masa kini adalah korupsi, maka ancaman masa depan Indonesia ada pada intoleransi dan radikalisme agama. Dan kita masih bisa mencegah itu benar-benar terjadi dengan mengubah sekeliling kita terlebih dahulu dulu.

Kita tidak berharap FPI dan pendukung loyalnya akan berubah, tapi kita bisa berharap masyarakat moderat menyelamatkan Indonesia dengan mencegah mereka terjebak dalam kesesatan FPI, MMI, dan kawan-kawannya.

Saya yakin setelah ini saya akan dimaki-maki kafir, murtad, pendukung homoseks, zionis, dan seterusnya dan seterusnya. Tapi tidak masalah. Dituduh kafir, murtad, maupun homoseks (yang saya bukan ketiganya) tidak membuat pemikiran saya menjadi salah. Pribadi saya tidak ada hubungannya dengan pendapat saya, dan itu adalah pelajaran pertama tentang diskusi yang sehat.

***

Baca Juga

Pembatalan Diskusi Irshad Manji di UGM

99 thoughts on “Pembatalan Diskusi Irshad Manji di UGM

  • May 10, 2012 at 9:11 am
    Permalink

    FPI mungkin perlu dihadirkan ke pentas dunia, seperti KONY 2012.

    Reply
  • May 10, 2012 at 9:34 am
    Permalink

    Eh! Ndoro, idenya itu brilian!!! Pingin nggarap jadinya.

    Reply
  • May 10, 2012 at 9:43 am
    Permalink

    UGM yang semestinya menjadi tempat lahirnya pemikiran-pemikiran baru, harus membatalkan rencana diskusi Irshad Mandji.

    #pemikiran” baru yang meghina agama? pemikiran baru yang menghalalkan homoseksualitas? apakah itu mksdu anda?

    Tapi apa yang salah dengan lesbian menyuarakan pendapatnya?

    #menurut anda tidak ada yang salah dengan lesbian??? astaghfirullah, harusnya dinasehati biar nggak lesbian lagi.

    Kita boleh berargumentasi bahwa pilihan menjadi lesbian adalah salah, tapi tolong pertahankan ketidaksetujuan itu dalam diskusi saja. Memakai ancaman dan kekerasan justru membuat FPI terlihat menyerah, karena tidak memiliki counter-argument yang cerdas.

    #apakah diskusi irshad mandji mengundang perwakilan dari orang” yang kontra dengan pemikiran irshad mandji??? selama ini dalam acara seminar, diskusi dsb yg diadakan orang” liberal nggak pernah cover both side.. gmn klo diskusinya diadakan terbuka dan mengundang perwakilan dari FPI, MMI, atau INSISTS??? sampaikan hujjah dengan cerdas dan tanpa amarah di acara tersebut

    Reply
    • May 10, 2012 at 9:54 am
      Permalink

      1. Apa masalahnya jika menghina agama? Apakah iman Anda berkurang karena agama Anda dihina?

      2. Tidak ada yang salah menjadi lesbian jika dilihat dari kaca mata negara. Negara justru harus melindungi.

      3. Kalau FPI dan MMI ingin mengkritik Manjdi melalui diskusi, kenapa tidak datang dan ikut diskusinya aja. Itu acara terbuka kok, adik saya aja bisa masuk. Yang terjadi kan MMI datang, marah2, dan menteror. Dan mereka marah bukan karena tidak diundang diskusi, tapi karena tidak mau ada pemikiran seperti Manji. FPI, MMI, dsb tidak tertarik untuk diskusi.

      Reply
      • May 14, 2012 at 8:05 pm
        Permalink

        Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh;
        Saya bukan bagian dari FPI, MMI atau organisasi sejenis; namun saya tertarik dengan artikel ini. Secara keseluruhan saya mengapresiasi bahwa artikel ini cukup cerdas. Dan saya tidak bermaksud menyanggahnya;
        Namun, ketika ada jawaban Bung Herman, saya sangat kecewa!

        1. Penghinaan terhadap agama Islam itu tidak ada hubungannya dengan kadar iman seorang muslim. Tetapi, bagi ummat Islam, penghinaan terhadap agama Islam tidak dapat ditolerir! Kaum Muslim wajib membela agama Islam di manapun tempat dia berpijak! Jadi tidak perduli di Indonesia sekali pun!

        2. Menjadi lesbian atau homosek, dilarang dalam Islam. Apalagi jika ada yang melakukannya secara terang-terangan dengan memakai hukum Islam sebagai landasan perbuatannya, jelas sudah mengusik nilai-nilai iman kaum muslim, serta menghina hukum Islam. Argumentasi Islam yang dipakai para lesbian dan homo itu sangat dangkal, dan justru mereka yang sesungguhnya ngotot mau menang sendiri. Mereka ibarat, anak TK ketika diberitahu bahwa kita hidup di galaxi Bimasakti di antara milyaran bintang, mereka jadi bingung, dan menganggap Bumi tempatnya berpijaklah yang nyata, alam semesta hanya halusinasi.

        Soal hukum di luar Islam yang melindungi eksistensi lesbian dan homo, itu sisi yang berbeda!

        3. Yang ini, saya tidak menanggapi, sebab tidak tahu permasalahannya.

        Maaf, terima kasih.
        Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

      • June 25, 2012 at 6:10 pm
        Permalink

        Kawan, Jawaban Petanyaanmu:
        (1) Apa Salah Menghina Agama?
        Jawaban petama:
        Dalam Islam, di Al-Qur’an tertulis :
        “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah: 190)”

        Kemudian: “Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya.” (QS. Al-Taubah: 36)

        Memerangi Agama ALLAH SWT dan Rasulullah, Sama Dengan Memerangi Umat Muslim di Seluuh Dunia. Penghinaan Agama dan Penyesatan termasuk di dalamnya.

        (2) Tidak ada yang salah menjadi lesbian dalam kacamata negara, Justru harus dilindungi.

        Jawabannya:
        Itu di Negara mana..?
        Di Indonesia Menggunakan PANCASILA Sebagai dasar negara, Dimana Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil dan BERADAB”

        Apakah Homoseksual Itu Perilaku beradab?
        Bukankah Itu perilaku Biadab, Yang Binatang Saja Tidak mau Melakukannya..?!

        Atau Hal biadab seperti itu, normal bagi Anda..?

        (3) Mengapa MMI dan FPI tidak datang saja Untuk Diskusi..?

        Jawabannya:
        Seperti pertanyaan pertama tadi. Penistaan agama yang di lakukan si Lesbi, dengan menggunakan attribut Islam yang berusaha dikotori sudah tergolong peperangan. Namanya Perang pemikiran (Ghazwul Fikri) yang menyesatkan.

        Dari Abu Said Al-Khudry Radiyalallahu ‘Anhu

        berkata, Bahwasanya Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassam

        bersabda : “Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, apabila tidak mampu maka dengan lisannya, apabila tidak mampu maka dengan hatinya demikian itu selemah-lemah iman “ ( HR. Muslim )

        ISLAM Itu agama yang toleran, Tapi TIDAK Untuk Penistaan Agama.

        Kalau Mengenai ibadah seseorang, orang lain mungkin tidak bisa diatur. Tapi kalau sudah menyesatkan orang lain, wajib bagi muslim yang lain untuk mencegah. Karena kalau tidak, maka orang tersebutlah yang akan menerima akibatnya di akhirat.

    • May 10, 2012 at 2:03 pm
      Permalink

      Ryan,
      Rasulullah dulu juga pembawa pemikiran baru, dan menghina agama yang sudah ada sebelumnya dan diancam mau dibunuh karena pemikirannya.

      Reply
      • May 14, 2012 at 8:28 pm
        Permalink

        #dianutami: Sebaiknya dalam masalah ini Anda tidak beranalogi pada kiprah Rasulullah SAW. Itu berbeda dengan kenyataan yang sekarang!
        Semasa Islam disiarkan oleh Rasulullah SAW, orang-orang kafir yang menentang dengan dalih agama yang sudah mereka yakini dari nenek moyang mereka, yakni agama yang serba jahiliyah. Tahukah Anda, bahwa pada masa itu penentang Rasulullah lebih senang membunuh anak perempuan yang dilahirkan oleh isteri mereka?! Mereka bermabuk-mabukkan, berjudi dengan taruhan isteri dan anak-anak perempuan mereka?!

        Saya tidak akan mendukung siapapun yang melarang dengan kekerasan sesosok manusia mau membuat agama baru. Atau mereka beragama apapun bagi saya no problem. Bila Tuhan menghendaki seluruh makhluk menjadi Islam, adalah sangat mudah!

        Dalam konteks ini, Islam tidak menganjurkan memakai kekerasan untuk memberantas lesbian/homo. Namun tidak ada satu ayatpun dari hukum Islam yang melegalisasi perbuatan tersebut. Jadi, bila ada yang ingin secara terbuka membebaskan komunitas lesbian/homo dengan dalih-dalih Islam, sudah tentu harus berhadapan dengan komunitas yang menentangnya!

        Salam sahabat…

      • June 25, 2012 at 6:14 pm
        Permalink

        Satu Lagi…

        banyak kisah dalam Al-Qur’an tentang Azab bagi yang Homoseks, membiarkan kemungkaran,dsb…

        Apa belum puas dengan BENCANA yang di kirim ALLAH SWT..?

        Atau Tunggu Keluarga Kita Yang Jadi Korban, Baru Mau membela Agama ALLAH SWT..??

        Naudzubillah…

    • May 10, 2012 at 2:06 pm
      Permalink

      Semoga Anda masuk surga. Amin yaa rabbal alamin.

      ALLAHU AKBAR!!!
      HIDUP FPI!!!

      Reply
      • May 10, 2012 at 2:09 pm
        Permalink

        Itu komenku di atas buat reply ke Ryan yaaa.
        Tapi koq tampilannya begini? Ah kurang keren theme blogmu Mon :D

    • May 22, 2012 at 10:26 am
      Permalink

      No 2 itu khan ditulis Herman: apa yg salah dg lesbian menyuaran pendapatnya. Kok dibalas dg si Ryan menurut anda tdk ada yg salah dg lesbian? Lho piye toh iki…the point khan seorang lesbian yg MENYUARAKAN PENDAPATNYA. Bukan menjadi lesbiannya. Siapa aja berhak donk menyuarakan pendapat.

      Reply
      • May 22, 2012 at 10:27 am
        Permalink

        Halah ini reply buat si Ryan kok larinya disini. Senasib ama Rusa :D

      • June 25, 2012 at 6:17 pm
        Permalink

        Tidak Semudah Itu di Indonesia.

        ini bukan barat.

        Semua diatur NORMA AGAMA, ADAT, dan BUDAYA.

        Pemerintah tidak akan bisa berbuat apa2 jika 1 dari 3 Hukum digunakan dalam mengambil keputusan di Negara Ini.

  • May 10, 2012 at 9:49 am
    Permalink

    FPI sangat tidak sesuai dg ajaran Islam!

    Reply
  • May 10, 2012 at 9:49 am
    Permalink

    @ mas Ryan. Selama ini kan diskusi2 semacam diskusi buku Irshad Manji diadakan terbuka? Artinya siapa pun termasuk orang FPI, MMI, Anda boleh datang dengan santun untuk berdiskusi dengan kepala sehat dan dingin. Nyatanya kan tidak? Anda lihat sendiri mereka datang, marah2, menghujat, mengamuk, mengancam yang datang. Jangan diputarbalikkan..

    Reply
  • May 10, 2012 at 9:51 am
    Permalink

    Menarik: “Para ekstermis ini selangkah lebih maju daripada kelompok moderat dalam menguasai pemikiran publik.”

    Kemarin saya berpikir, apakah para penentang sudah baca bukunya? Saya sih belum baca, tapi misalkan diberitahu bahwa buku itu menyesatkan pemikiran, tidak serta merta saya menentang.

    Buat saya Indonesia boleh dengan FPI. Yang gak boleh itu kalau mereka memaksakan kehendak. Ketidaksetujuan harus dibuktikan dengan argumentasi, apalagi ini menyangkut buku dan penulisnya pun bisa diundang — atau kebetulan datang.

    Kembali kepada kutipan di atas, saya heran kenapa kaum terpelajar ada yang ikut demo itu. Pengertian terlepelajar adalah pernah/masih sekolah, bisa baca tulis (dan berhitung), dan pasti bergaul dengan bacaan — apalagi kalau ada sabda “Iqra!”

    Reply
  • May 10, 2012 at 10:00 am
    Permalink

    Begitu penulis, sering pakai kata ‘kita’, untuk menguatkan pendapatnya, seakan-akan pendapat itu milik kita. FPI dan ormas Islam selalui dilabeli dengan kebodohan. Apa memang anda2 lebih pinter dari mereka?
    Anda menyebut kalangan anda moderat. Sesungguhnya anda2 juga ekstrimis pada sisi yang berbeda. Gak kerasa kan?

    Reply
    • May 10, 2012 at 10:05 am
      Permalink

      Sebetulnya sederhana saja. Kalau pakai “kami” maka saya akan meng-exclude pembaca yang sepedapat dengan saya.

      Kedua, saya tidak pernah membodohkan FPI. Saya tidak merasa lebih pintar, tapi menurut saya tindakan FPI salah.

      Ketiga, andai saya ekstremis, yang pasti saya tidak menggunakan kekerasan seperti FPI kan?

      Reply
    • May 10, 2012 at 10:12 am
      Permalink

      Setuju dengan Mas Suket, para liberalis ini sangat ekstrim, dengan konsep liberalnya.
      Kedoknya adalah merangkul semua, membela minoritas, padahal ujungnya kepentingan kelompok juga.
      Benarlah bahwa liberalis ini menerima dan merangkul semua ide, asalkan yang sesuai dengan mereka :)
      Apa urgensinya diskusi Manji, jelas-jelas umat Islam menolak. Kok maksa dan harus sekali? dengarkanlah pendapat orang lain. Jangan memaksakan kehendak begitu.

      Reply
      • May 10, 2012 at 10:16 am
        Permalink

        Mbak Adinda, anda salah. Liberalis memang harus merangkul semua, kecuali yang membatasi kebebasan berpendapat.

        Selain itu, tidak ada pemaksaan bagi orang lain untuk mengikuti diskusi Manji. Semua datang karena ingin. Lagipula, kalau tidak urgent, apakah harus dilarang dan diteror MMI?

      • May 10, 2012 at 10:26 am
        Permalink

        @Adinda :
        – menurut anda, apa yang salah dengan “merangkul semua, membela minoritas” ?
        – “padahal ujungnya kepentingan kelompok juga.”
        maksud anda kelompok mana?
        – “Apa urgensinya diskusi Manji, jelas-jelas umat Islam menolak”
        memangnya FPI mewakilkan semua umat Islam? atau anda mewakilkan semua umat Islam, jadi kalau anda tidak suka, otomatis semua umat islam yang jutaan jumlahnya juga harus tidak suka?
        – “Kok maksa dan harus sekali? dengarkanlah pendapat orang lain. Jangan memaksakan kehendak begitu.”
        apa gak kebalik tuh?? yang maksa siapa? kalo gak mau dengerin ya udah gak usah dateng, gak usah baca. memangnya yang nulis buku itu maksa2 semua orang ngebeli bukunya?

      • May 10, 2012 at 10:47 am
        Permalink

        @pikir2:

        Santailah, namanya juga diskusi, ya gak? :)
        ya tentu saja kelompok liberalis dengan misi mereka meliberalkan negara ini

        kok jadi bawa2 FPI? saya tdk nyebut nama mereka sama sekali, bahkan kejadian di jogja ini juga bukan FPI melainkan MMI. Tentu saja saya bawa umat Islam, karena saya muslim.
        Panutan kami umat muslim jelas, Qur’an dan Hadist, disana terdapat aturan SANGAT JELAS mengenai dilarangnya homoseksualitas dan liberalisme/pluralisme.
        Yang dianjurkan adalah toleransi terhadap perbedaan, bukan permisifisme terhadap penyimpangan, tolong dibaca dan dibedakan ya?

        “kalo gak mau dengerin ya udah gak usah dateng, gak usah baca”. Ya memang kami GAK DATENG DAN GAK BACA :)
        Lagian saya gak ada disana juga dan kita tahu bahwa media skrg sarat kepentingan dan jarang ada yang murni (cover both sides) dalam pemberitaan, ada baiknya tidak menelan bulat2 dan tabayyun dulu. Okesip? :)

      • June 25, 2012 at 6:20 pm
        Permalink

        Tambahan buat adinda.

        Manji itu Mencemari AGAMA KAMI [ISLAM], Kalau Anda [Herman] Islam Juga pasti Tahu Hukumnya Kalau Ada Yang merusak Kebenaran Agama Ini Kan..?

  • May 10, 2012 at 10:04 am
    Permalink

    Maaf mau urun nulis…saya cuma menggaris bawahi, saya umat islam yang ingin mengatakan FPI sama sekali bukan berasal dari golongan Islam yang saya kenal, mereka tidak ubahnya seperti Teroris, Koruptor, Geng bermotor, Pencuri, Perampok dll…sama sama golongan yang merusak negara….Menurut saya…

    Reply
    • May 14, 2012 at 10:45 am
      Permalink

      Sejujurya, saya dualisme u/ hal ini.
      Di satu pihak saya ga akan bisa melakukan yg spt dilakukan teman2 FPI. Tapi di lain pihak, saya ga bs menolak hal yg dilakukan tsb.

      Perbedaan umat adalah rahmah. Harus ada umat yg melakukan hal2 yg dilakukan FPI, tapi tentu tidak semua umat pnya karakter spt itu.

      Keep up FPI. Kalau ndak ada Anda, … hal2 yg keterlaluan, bisa tambah keterlaluan di Indonesia.

      Reply
  • May 10, 2012 at 10:13 am
    Permalink

    mas herman kelihatan lebih ketakutan karena adiknya di tengah kekacauan diskusi, hal ini mengakibatkan pendapatnya mjd bias. lebih gampang menjustifikasi kelompok mmi.

    Reply
    • June 25, 2012 at 6:21 pm
      Permalink

      Iya Benar, Kelihatan Banget takutnya.

      Sampai menutup Mata dalam menjudge.

      Reply
  • May 10, 2012 at 10:24 am
    Permalink

    FPI dn MMI itu bkn orang terpelajar, mikir cm bs pake otot bkn otak. Mknya gk bs d ajak diskusi, gampang kehasut udah kayak anak SD ! Bisanya cuma menuduh dn anarkis. Mana ada ISLAM yg sprti itu !

    Reply
  • May 10, 2012 at 10:31 am
    Permalink

    @Adinda : “Apa urgensinya diskusi Manji, jelas-jelas umat Islam menolak”

    mba FPI yak? Saya islam loh, tp saya gak ad nolak2 n resek kayak gt loh, pikiran saya gk sepicik mba sih.. Gk usah bawa2 umat islam kalik buat ngebela. Yg maksa itu MMI n FPI kalik ampe nyerang maksa bubarin diskusi kaya gt. Ngerasa jadi TUHAN kali mereka bs2nya menghakimi

    Reply
    • May 10, 2012 at 10:55 am
      Permalink

      @Lisya :

      “mba FPI yak? Saya islam loh, tp saya gak ad nolak2 n resek kayak gt loh, pikiran saya gk sepicik mba sih..”

      Wow, Anda Tuhan nuding2 saya FPI dan picik? :)
      Anda ada disana dan tau persis kejadiannya?

      Saya juga tidak mendukung kalau memang ada kekerasan semacam itu. Tapi muslim punya sikap yg jelas dalam menyikapi penyimpangan, standarnya adalah Quran dan Hadist, bukan otak anda :)

      Reply
      • May 10, 2012 at 2:20 pm
        Permalink

        @ Adinda:

        Boleh nanya gak mbak? Mbak belajar islamnya di mana?

        BTW Udah hatam belum baca Al Quran dan terjemahannya? :OO

      • June 25, 2012 at 6:25 pm
        Permalink

        Benar itu Mbak Adinda.

        Hanya Islam KTP lah yang membiarkan Kemungkaran Mengerogoti Agama Suci Ini.

        Ini Bukan Masalah Melegalkan Tindak Kekerasan, Namun Apa Dengan Diskusi “EFFEK PERUSAK” Yang ditimbulkan Buku Itu, Akan Pupus..?

        Dari 1 pembaca, Nanti pindah dari mulut ke mulut.

        Maka 1 dari 10 saya yakin akan terpengaruh.
        Lama2, Semua Bakal kena kan…?

  • May 10, 2012 at 10:36 am
    Permalink

    Setujuuuuu sama artikel ini !! FPI dan MMI itu BUKAN lah cerminan ORANG2 ISLAM ! Mereka hanya PREMAN BERKEDOK AGAMA !!

    Reply
    • May 14, 2012 at 10:48 am
      Permalink

      bukan cerminan.
      Namun salah satu anggota tubuh.

      Cobalah yg spt FPI ga ada…
      … ga akan ada awareness yg diseriusi u/ penyakit masyarakat. Sekedar national awareness, sudah sangat mencukupi.

      Reply
  • May 10, 2012 at 10:55 am
    Permalink

    @adinda : gak dateng gak baca?? Berati loe asal tuduh dong jeung ? Ihh fitnah ni yeee… Makanya baca dong kalo itu buku BUKAN TENTANG HOMOSEKSUALITAS . Pinterrr bangeeett siihh kamuuhh

    Gak pernah diajarin ya? Kalo di islam gak bole fitnah, buruk sangka dn asal tuduh. Apalagi anarkis? :)
    Kasian kamu pahamnya ngaco

    Reply
  • May 10, 2012 at 11:01 am
    Permalink

    “mbok, beli sop dagingnya. 15000 ya, dagingnya banyakin”!

    “Wah, maaf, mas. Bukannya saya nolak rejeki, tapi kasihan pembeli yang lain, nanti kehabisan daging. Kalo mau ya biasa saja, 10000″, sama seperti lainnya”

    Ini kejadian nyata yang saya alami pagi ini, ketika mau sarapan.
    Dari kejadian di atas, kalian akan berada dipihak mana, penjual atau saya atau pembeli lain yang masih antri??

    kejadian ini tidak ada hubungannya dengan tulisan diatas, namun jawaban hati kecil kalian memberikan cerminan, manusia seperti apa kalian. Dan ini akan berpengaruh terhadap cara kalian menghadapi masalah.

    Reply
  • May 10, 2012 at 11:02 am
    Permalink

    @Adinda : “Tapi muslim punya sikap yg jelas dalam menyikapi penyimpangan, standarnya adalah Quran dan Hadist”
    Hay kita ini idup dinegara pancasila, anda hidup brdampingan dgn org yg brbeda2 agama. Standar alquran n hadist, tp melakukan anarkis dn penyerangan, main tuduh. Udh bgtu anda masih mmbenarkan. Apa itu benarrr dalam alquran dn hadis. Kl mau yg gt2 sih hidup dhutan ajaa deh, balik k jaman purba. Ud taun 2012 woy

    Reply
    • May 10, 2012 at 11:06 am
      Permalink

      @lisya :
      “Hay kita ini idup dinegara pancasila, anda hidup brdampingan dgn org yg brbeda2 agama”.

      Manji dan tmn2 liberal pakainya nama Allah & agama Islam, my dear…
      kalau seandainya mereka pakai agama lain, “GODOT”, misalnya… percayalah kami pun tak sudi repot2 mengurusinya ;)

      Reply
      • May 14, 2012 at 10:49 am
        Permalink

        I got your point.
        Totally agreed mbak Adinda.

      • June 25, 2012 at 6:29 pm
        Permalink

        Setuju Mbak Dinda…!

        MANJI Memakai Agama ISLAM.

        Dan MElanggar Pancasila “Kemanusiaan Yang Adil Dan BERADAB”

        Keadilan Hanya Untuk Orang Yang Beradab.
        HOMOSEKS itu lebih BIADAB dari Binatang (Binatang Saja Nggak Mau Homoseks)

  • May 10, 2012 at 11:07 am
    Permalink

    @Adinda : Si embak ini padahal gak ngerti benar isi dari buku itu, bacaaa aja ngga.. cuma DENGER2 KATANYAA bukunya bgtuuu…
    Woy santee mba, mknya jgn babibuta asal buruk sangka dong.. Dosa loh mba dlm islam :))

    Sama aj kalo ad kasus polisi asal tuduh org ngebunuh, tanpa dselidikin dulu. Apa bnr ky gt? ;)

    Sgala sesuatu itu gk bs asal DENGAR2 aja mbak’e, harus dselidiki dulu baruu nuduh!
    Ini maen ceplos bgni bgtu ajaa

    Reply
  • May 10, 2012 at 11:14 am
    Permalink

    Memang dy org islam juga. Banyak ko org islam yg liberal. Memangnya kalau menjaga akidah dengan membawa parang dan melakukan kekerasan, masih relevan jaman sekarang? Mrk cm diskusi ko, bknnya mau perang ko lebay bgt sampe dgituin.

    Reply
    • June 25, 2012 at 6:33 pm
      Permalink

      Mereka Mau Diskusi (a.k.a Perang Pemikiran/Ghazwul Fikri/Cuci Otak) Supaya Islam Tidak Lagi Dijalankan Dengan Benar.

      Kalau Nggak Nyinggung Tentang Islam, Kami Juga Nggak Gitu Amat.

      1 Lagi. ISLAM itu CUMA SATU…!

      Nggak Ada Islam Liberal, Islam Moderat, Islam Modern, Islam bla…bla…

      Yang Ada ISLAM berdasarkan AL-QUR’AN dan Hadist RASULULLAH SAW.

      Beda Dari Itu..? BUKAN ISLAM..!

      Reply
  • May 10, 2012 at 11:32 am
    Permalink

    kebebasan berpikir dan kebebasan berbicara di Indonesia merupakan barang mahal yang pernah diperjuangkan dari cengkeraman rezim orde baru. Bahkan bangsa Indonesia telah berhasil memasukan persoalan Hak Azasi Manusia dalam Undang-Undang Dasar 1945

    Reply
  • May 10, 2012 at 11:44 am
    Permalink

    buat mbak @adinda ini saya sertakan link untuk mendownload buku yg dibicarakan. monggo dibaca dulu biar pemikiran kita bisa terbuka.
    https://m.box.com/view_shared/3ca511fbf411fe8ba1ad

    saya disini ndak mau berpihak kemanapun. tapi sebelum kita mencemooh pihak lain monggo kita baca bersama2 buku yg bikin kita sesama muslim jadi berseteru.

    mohom benar2 dibaca ya. sampai tuntas! baru kita diskusi lagi.

    Reply
  • May 10, 2012 at 12:10 pm
    Permalink

    Saya ngerti sih maksudnya mba adinda, soal urgensinya dimana sampe mesti dibikin banget itu diskusi. Pdhl manji dan panitia tau persis keadaannya, konsekuensinya akan banyak yg protes. Bahkan sampe ekstrim merusak spt itu. Saya ga dukung FPI, dan saya juga ga simpatik sm yg liberal. Tapi diskusi untuk materi/penyampai yg sensitif seharusnya mesti dilihat seperlu apakah diadakan. Istilahnya nih, jd kaya orang mau ngompor2in doang. Ga diadain diskusinya kita gak meninggal satu2 kan?
    Agama jelas2 sudah bilang ga boleh, ngapain sih pake dibahas lagi? Walau saya tau bukunya ga cuma ngebahas soal itu, tp penyampainya siapa juga harus dilihat. Dan indonesia manusianya masih jauuuhh sekali dalam hal menerima perbedaan kalo soal agama. Para liberal yang katanya orang2 terpelajar itu harusnya melihat hal ini. Mau mengedukasi harus pelan2. Jangan terburu2, kan ga semua org dengan gampang menerima perubahan. Jujur, Saya yg tadinya simpatik jadi ilfil.

    Reply
    • May 10, 2012 at 12:32 pm
      Permalink

      Kalau mau menunggu Indonesia siap, jelas tidak akan siap kalau tidak pernah dimulai diskusinya.

      Lagipula ini bukan diskusi yang diadakan di tempat umum dengan speaker bertenaga besar sehingga menganggu ketentraman. Ini cuma diskusi kecil di tempat pribadi dan tertutup, yang memang ditujukan untuk mereka yang sudah siap dan tertarik.
      Tidak ada pemaksaan untuk ikut acara tersebut.

      Reply
      • June 26, 2012 at 8:25 pm
        Permalink

        lo tu otaknya dmana sih herman
        saya heran,
        kayaknya anda mendukung banget tuh ama irsyad manji?
        apa jangan jangan anda homo???

        yang jelas skrang
        kalau mau biadab dari binatang, jangan pernah bawa bawa islam. titik
        bikin aja agama baru,
        selesai perkara

  • May 10, 2012 at 12:35 pm
    Permalink

    we cannot fight stupid

    Reply
  • May 10, 2012 at 12:48 pm
    Permalink

    aku kok malah pengen menyoroti pernyataanmu tentang “UGM seharusnya lebih berani” di awal-awal itu ya Mon.

    Kasus kekerasan seperti ini apa ya ada konsekuensi hukumnya saat ini? Karena nggak ada kasus sejenis yang ditindaklanjuti secara hukum, aku nggak bisa mbayangin apa yang mungkin terjadi kalo’ kericuhan macam di LKiS terjadi di CRCS.

    Idealnya memang kampus sebagai lahan diskusi akademik. Tapi permasalahannya di sini sudah tidak murni akademik lagi. Ada gejolak sosial, dan yang jelas ancaman beberapa ormas “menyerbu” UGM. Digaris bawahi ya: beberapa, nggak cuma satu. Yang termanifestasi di LKiS emang cuma satu kelompok.

    Tindak kekerasan seharusnya mendapatkan konsekuensi hukum yang setimpal, lepas dari permasalahan mengapa itu terjadi dan melebar ke masalah isu lesbi itu tadi. Selama tidak ada kejelasan hukum, sulit mengharapkan diskusi semacam Manji ini digelar. Apalagi, temperatur kasus Manji ini agak berbeda.

    Aku rasa, simpul kejadian ini tidak bisa dilihat secara sepotong. (Aku kok kayak jadi penggemar teori konspirasi gini yak).

    Reply
  • May 10, 2012 at 1:11 pm
    Permalink

    MMI salah. Negara yang membiarkannya lebih salah lagi. Pembiaran oleh negara berarti kejahatan tersistematis oleh negara. Indonesia yg digembar-gemborkan negara hukum demokratis, ternyata memprihatinkan begini faktanya.

    Reply
  • May 10, 2012 at 1:26 pm
    Permalink

    Menurut saya loh ya, mau FPI, Liberal atau apalah namanya itu terserah..selama tidak melanggar wilayah orang lain, kesalahan dr FPI/MMI adl mereka memaksakan kehendak dengan kekerasan..dan menurut saya..keimanan kita tidak terletak pada pendapat orang lain, buku orang lain, tindakan orang lain atau agama orang lain, dsb nya…kalo iman kita sudah kuat..bahkan iming2 surga dan neraka pun tidak akan menggoyahkan…

    Reply
    • June 25, 2012 at 6:42 pm
      Permalink

      Ingat Hadist:

      Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu Hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.
      (Riwayat Bukhori dan Muslim)

      Peserta Diskusi Manji [Yang Islam] Itu Saudara Kami Juga..!

      Kalau Kami Nggak Peduli, Maka Kami Tidak Beriman..!

      Ada Sebuah Riwayat Tentang Seseorang Yang Penuh Ibadah Hidupnya, Malah Masuk Neraka Hanya Karena Tidak Peduli Dengan Tetangganya.

      Kami Nggak Mau Seperti Itu.

      Masihkah Tidak Mau Peduli..?

      Reply
    • May 10, 2012 at 1:38 pm
      Permalink

      Begini Din, kalau menurutmu diskusi itu tidak Urgen kan tidak lantas diskusi itu tidak boleh diadakan.

      Reply
  • May 10, 2012 at 1:36 pm
    Permalink

    setuju dengan Arka ttg temperaturnya…
    Negara kita ini sudah sedang panas, masyarakatnya (yg liberal yg ‘lebih terbuka’ maupun yg nggak) sama2 sedang berjuang mengatasi keruwetan sosial dg banyaknya konflik antar golongan, ekonomi, hukum, pendidikan, politik dan lainnya…. ngundang Manji saya liat memang nggak appropriate, bukan saatnya.
    Terasa seperti memang memancing sesuatu. Seperti mengetes sesuatu.
    Indonesia yg kita cintai ini bukan obyek percobaan menurutku.

    Reply
    • May 10, 2012 at 1:40 pm
      Permalink

      Seperti yang aku selalu katakan Din, kalau dibilang tidak siap, maka tidak akan pernah siap. Harus selalu ada awal untuk membuka pemikiran baru.

      Logika belum siap ini lama-lama jadi alasan untuk menahan pemikiran yang berbeda.

      Reply
      • May 10, 2012 at 1:46 pm
        Permalink

        menurutku sih siap tidak siap, kalo’ ada aparat yang bisa mencegah kekerasan fisik aku rasa dialektika bisa didorong di ranah akademik. Pembiaran terhadap kekerasan ini menurutku yang janggal.

      • May 10, 2012 at 1:50 pm
        Permalink

        Betul ka. Kurasa itu yang hilang saat ini.

  • May 10, 2012 at 1:56 pm
    Permalink

    tapi emang beda tempat berdiri, yang keliatan juga beda sih Mon. Aku memotret tentang pembiaran kekerasan, Didin memotret tentang urgensi, Kamu memotret beberapa hal, dari masalah kekerasan sampai pembentukan opini, Komentator yang lain memotret isu yang dibawa Manji, Komentator yang lain lagi memotret bahwa Manji seorang lesbi. Wilayah yang dipotret sama, tapi karena angle-nya berbeda-beda, temuannya ya macem-macem.

    Reply
  • May 10, 2012 at 3:26 pm
    Permalink

    Panutan kami umat muslim jelas, Qur’an dan Hadist, disana terdapat aturan SANGAT JELAS mengenai dilarangnya homoseksualitas dan liberalisme/pluralisme.

    kalau soal homoseksualitas, mungkin saya pernah dengar dan tahu bahwa itu dilarang meskipun belum pernah ngaji banyak soal itu. tapi soal liberalisme dan pluralismenya, bagian manakah yang melarang?

    ngaji saya memang belum banyak dan belum jauh, atau mungkin terlewat beberapa ayat. jadi mbok saya diberi pencerahan.

    Reply
    • May 14, 2012 at 10:52 am
      Permalink

      Jelas dilarang.
      Sakjane yo case closed.

      Mung, … ya memang homo/lesbi akan merajalela, jadinya kekuatan disana sangat besar. Akibatnya, bisa berimbas kepada penetrasi ke pemikiran, “tidak ada salahnya dengan homo/lesbi. Itu hak hidup”

      nek sudah ngono, gawat.

      Reply
      • June 25, 2012 at 6:46 pm
        Permalink

        Membiarkan Hal Tersebut dan Menunggu Keluarga Kita Jadi Korban berikutnya (menjadi homo/lesbi).

        Apa Itu ADAT & BUDAYA Yang Diajarkan Di Indonesia..?

  • May 10, 2012 at 3:38 pm
    Permalink

    “Panutan kami umat muslim jelas, Qur’an dan Hadist, disana terdapat aturan SANGAT JELAS mengenai dilarangnya homoseksualitas dan liberalisme/pluralisme.”

    Saya juga penasaran sekali mengenai Qur’an dan Hadist yang melarang liberalisme/pluralisme. Melarang bagaimana ya? Liberalisme yang gimana yang dilarang? Bener saya gak ngerti, walaupun saya muslim nih, dan ini murni bertanya. Semoga ada penjelasannya soalnya bisa jadi banyak yg bingung gara2 itu :)

    Reply
    • June 25, 2012 at 6:53 pm
      Permalink

      Liberalisme/Pluralisme Itu bentuk Kemunafikan Dalam Islam, Karen Islam Hanya Satu.

      Qur’an:
      4:140. Dia menurunkan kepada kamu di dalam Kitab, “Apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah dinafikan, dan diperolok-olokkan, janganlah duduk bersama mereka sehingga mereka terjun pada hadis (pembicaraan) yang lain; jika tidak, kamu adalah serupa dengan mereka.” Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik, dan orang-orang yang tidak percaya, kesemuanya di dalam Jahanam.

      9:73. Wahai Nabi, berjuanglah terhadap orang-orang yang tidak percaya, dan orang-orang munafik, dan bersikapkeraslah terhadap mereka; tempat menginap mereka ialah Jahanam – satu kepulangan yang buruk!

      Reply
  • May 10, 2012 at 5:19 pm
    Permalink

    saya sebenarnya tidak terlalu suka dengan diskusi sperpti ini… ga jelas… bikin sewot sendiri…

    jadi biarkanlah… semoga suatu hari akan datang orang baik yang akan menyadarkannya…

    Tuhan tidak perlu di bela…. jaga diri sendiri saja agar yang Kuasa akan membela kita.. :)

    Reply
    • June 25, 2012 at 6:55 pm
      Permalink

      Ingatlah Sahabatku:
      Tolonglah agama Allah, Niscaya Allah akan menolongmu (QS Muhammad: 7)

      Reply
  • May 10, 2012 at 6:15 pm
    Permalink

    Mungkin memang jelas homoseksual dan lesbian jelas dilarang di Al – Quran dan Al – Hadist, argumen itu tidak usah dibantah. Tapi siapa yang memberi ijin untuk melakukan kekerasan? setau saya Islam itu agama yang damai dan setau sata Muhammad SAW gak terlalu suka kekerasan jika tidak terpaksa.

    Tapi mungkin saya salah

    Reply
    • June 25, 2012 at 6:58 pm
      Permalink

      Ini Apa:
      (Q.S. 66:9) Wahai Nabi, berjuanglah terhadap orang-orang yang tidak percaya dan orang-orang munafik, dan bersikapkeraslah terhadap mereka; tempat menginap mereka ialah Jahanam – satu kepulangan yang buruk!

      Penistaan Agama, Termasuk Kemunafikan.

      Tentang Homoseks:
      “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Lut itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (Hud: 82-83)

      Homo Itu Kafirnya Kaum Nabi Luth.

      Reply
  • May 11, 2012 at 12:21 am
    Permalink

    klo di sini perbedaan tampaknya tak terlalu dipedulikan, selama tidak ada kerusuhan dan kekerasan. karena akan menghambat kegiatan warga atau dampaknya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi :D

    Reply
    • May 11, 2012 at 5:45 am
      Permalink

      mengapresiasi perbedaan itu beda dengan tidak terlalu mempedulikan perbedaan.

      “karena akan menghambat kegiatan warga atau dampaknya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi” itu konklusi yang ditarik darimana ya?

      Reply
      • May 11, 2012 at 10:03 pm
        Permalink

        @ arka : di sini, maksudnya bukan di indonesia, di singapura hehe. maksudnya klo di apresiasi, saya ngga tau contoh mengapresiasi seperti apa, jadi menurut saya memang dibiarkan begitu saja, selama warga di sini tidak melanggar peraturan pemerintahnya.

        konklusi saya sendiri karena di sini mgkn dirancang sedemikian rupa supaya tidak ada konflik yg berujung ke demo atau kerusuhan, berimbas ke ekonomi.

      • December 8, 2012 at 8:47 pm
        Permalink

        Mengenai Bantingmurung atau bantimurung saya cari di golgoe yang ada itu Bantingmurung daeng heheheh tidak taumi iya kalau salahka. semoga pelestarian kupu yang kita maksud tidak terjadi betul daeng. kasihan itu tommi jadi daya tarik wisata disana kodong

  • May 11, 2012 at 4:00 am
    Permalink

    “Saya mungkin tidak sependapat dengan anda. Tapi saya akan mati-matian membela hak anda untuk mengeluarkan pendapat” ~Voltaire

    Kita tinggal di negara demokrasi dimana kebebasan mengeluarkan ide-ide dan pendapat dijunjung tinggi.

    Mungkin ada yang salah dengan statement saya barusan.

    Reply
    • June 25, 2012 at 7:00 pm
      Permalink

      Kawan benar. Tapi Kalau Menyinggung Agama Suatu Kelompok, Berarti Sudah Melanggar Demokrasi Kita (Pancasila)

      Reply
  • May 11, 2012 at 11:46 am
    Permalink

    Saya adalah muslim.

    Saya tidak setuju dengan tindakan FPI yang mengutamakan kekerasan.

    Tapi saya juga tidak setuju dengan Irshad manji yang membawa-bawa nama Islam dalam kegiatan diskusinya. Kalau mau diskusi tentang lesbi, ya tentang lesbi saja, gak usah disanding-sanding kan dengan agama, karena jelas-jelas dilarang.

    Saya cuma bisa berdoa.

    Terima kasih.

    Reply
    • May 14, 2012 at 10:53 am
      Permalink

      saya sama dengan Anda. Tidak bisa benar2 menerima FPI, tapi tidak bs juga benar2 menolak.

      Mari berdoa.

      Reply
  • May 13, 2012 at 12:08 pm
    Permalink

    Sebenarnya saya sangat menyayangkan kejadian pembubaran diskusi Irshad Mandji di UGM.
    Namun, kalau saya misalnya menjadi petinggi di UGM saya tentu akan berpikir ulang jika ingin mengadakan acara yang sekiranya ditentang banyak orang.
    Bukannya ingin menghambat diskusi dan kebebasan berpendapat, tapi terkadang kita juga harus berpikir apakah kegiatan tersebut akan meresahkan masyarakat atau tidak.

    Mungkin hal seperti ini akan terulang jika ada diskusi mengenai PKI di Yogyakarta, atau diskusi mengenai Kebaikan Adolf Hitler di tengah komunitas Yahudi. Mereka tidak akan dilarang berpendapat, namun pasti mereka akan ditentang oleh banyak orang dan bisa menimbulkan keresahan dan tidak mungkin akan ada kekerasan.

    Di satu sisi kita juga harus akui bahwa negara dan masyarakat Indonesia belum siap untuk beberapa hal yang sensitif dan sangat bertentangan dengan Islam. :)

    Reply
  • May 14, 2012 at 11:01 am
    Permalink

    Saya naif. Kadang2 terlalu naif. Namun ini point yg saya pahami :

    SATU
    Zina, homo dan lesbi dilarang. Agama samawi sepakat ttg hal ini. “Dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik” [Al-Anbiya : 74]

    Tidak akan ada penyatuan antara Islam dan Lesbianisme.
    Kasus Selesai.

    DUA
    Irshad Manji mengatasnamakan Islam u/ perkara tersebut. Kesimpulan? Sesat.
    Aduh, itu clear as your conscience bro.

    TIGA
    Namun, saat ini homo/lesbi meluas. Tidakkah kita harus memberi space u/ hal tsb?.
    Dari Jabir Radhiyallahu anhu , dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth” [HR Ibnu Majah : 2563, 1457. Tirmidzi berkata : Hadits ini hasan Gharib, Hakim berkata, Hadits shahih isnad]

    Tidak, tidak bisa.
    Hal itu harus diperbaiki.
    Meski kita akan kalah.

    Yep, kita akan kalah. Homo/Lesbi akan semakin merajalela. Itu sudah kenyataan yg disampaikan Nabi SAW.

    Apa yg bisa kita lakukan? Just make sure kita tidak di posisi “againts Nabi SAW”

    Itu saja Mon!

    Reply
    • May 14, 2012 at 11:04 am
      Permalink

      Tindakan FPI/MMI?

      As I said, kita satu tubuh.
      Dalam hatimu, meski sedikit, mungkin ada secercah pembenaran atas tindakan mereka. Namun, dirimu mungkin tidak akan sampai ke level kenekatan spt mereka. Karenanya dirimu menolak

      Aku sakjane menolak. Harusnya? Polisi/Negara yg menghentikan. Ups, tidak ada penghentian dari Negara?

      Ya sudah. FPI/MMi menjadi pilihanku.
      mau bagaimana lagi?

      * Berdoa spy FPI diperkuat. Amin

      dan diperlembut pada saat yg bersamaan :)

      Reply
  • May 14, 2012 at 1:24 pm
    Permalink

    Tapi, sesungguhnya, ada formula terkenal dengan cepat :

    1. Muslim
    2. Dukung gay/lesbi
    3. Tulis buku ttg itu
    4… Voila! Meroket sebagai seorang reformis!

    Reply
  • May 15, 2012 at 7:27 pm
    Permalink

    sehebat pemikiran manusia msh banyak dibarengi dengan hawa nafsu… jd tidak ada apa2nya dibanding nabi apalagi al-qur’an.

    Reply
  • May 19, 2012 at 11:44 pm
    Permalink

    Masalah moral masalah akhlak. Biar kami cari sendiri. Urus saja moralmu urus saja akhlakmu. Peraturan yang sehat yang kami mau.

    Reply
  • May 20, 2012 at 5:32 pm
    Permalink

    Pertarungan ideologi maupun keyakinan memang selalu sexy. Sampai bikin lupa bahwa ada kekerasan yang terjadi. Kalau kekerasan semacam ini terjadi, besok kalau ada aktivitas yang saya pandang tidak sesuai berarti saya bebas untuk mengerahkan massa untuk membubarkan. Saya tinggal bilang aktivitas tersebut tidak sesuai dengan keyakinan saya kan?

    Reply
  • May 22, 2012 at 9:25 am
    Permalink

    barangkali andalah preman yang bertabir keagamaan atau jangan-jangan ada suap dari irsyad mandji supaya mendapat legitimasi hukum yang sah di indonesi ini,,, na’odzubillah sungguh menyesatkan dan irsyat mandji itu penistaan terhadap agama…

    Reply
    • May 24, 2012 at 12:45 pm
      Permalink

      sudah baca Bukunya Irsyad Mandji?
      sudah ikut diskusinya?
      jangan pake dasar “katanya”

      Reply
  • Pingback:Batalnya Konser Lady Gaga dan Apa Yang Bisa Dipetik - Indonesiana - hermansaksono

    • June 25, 2012 at 7:05 pm
      Permalink

      Semua.

      TAPI Garis Bawahi Kata “DISINGKIRKAN”.

      Itu Disadarkan.

      Kasus Manji, dia sumber masalahnya, makanya di Usir.

      Kasus Lady Gaga, 9 Negara Menolak, Bahkan yang Mayoritas Christian.

      Sadarlah Kawan…

      Tidak memakai Kerudung..?
      Bukan Kerudun, Tapi Jilbab (Pakaian Yang menutup seluruh Aurat)
      Cewek Buka-Bukaan? Kena Banyak Kanker Kan..?

      Agama Itu Nggak Mengada – ada Lho..!

      Reply
  • July 7, 2012 at 1:19 am
    Permalink

    Islam itu sumber masalah karena Roh-Roh setan Goa hira sudah di imani, ajar setan cipataan nabi cabul mereka tidak mau dikritik…karena mereka telah mengetahui agama ciptaan Muhammad dengan penuh kedengkian kepalsuan karena islam bersumber dari kuasa-kuasa kegelapan.

    Islam itu teroris ciptaan nabi teroris bangsa Arab, tetapi kita tidak perlu takut dengan islam….mereka bisa tunjuk gigi hanya di Jawa.
    Kita harus berani seperti orang Dayak untuk melawan islam…..FPI aja ditantang untuk berperang melawan Dayak mereka diam dan takut. Kalau bagian Indonesia Tmur FPI diangkap ‘TIKUS-TIKUS ISLAM KELAPARAN’.

    SAAT KERUSUHAN MALUKU DAN POSO ISLAM DIBANTAI DAN MENJADIA MAKANAN ANJING HITAM. Sebagian dibuang disungai Poso ini kenyataan.

    Reply
  • July 24, 2012 at 1:27 pm
    Permalink

    Apa manfaatnya juga to mas buat UGM kalau ada Irshad Manji? Terlebih memang pemikirannya Irshad manji ini gak gak pas, model2 musdah mulia kalau orang lokal.

    Reply
  • August 26, 2012 at 5:09 pm
    Permalink

    Sangat menyedihkan ketika kelompok yang merasa dirinya benar menyerang dengan penuh kekerasan kelompok lain yang kritis padanya, dengan dalih: ” Kami membela kebenaran kami! Terlebih lagi dengan meneriakkan nama Tuhan!”. Dan lebih menyedihkan lagi, logika ini dibela oleh orang2 yang menganggap dirinya intelek. Silahkan anda tidak setuju, tapi kekerasan JELAS melanggar hukum. Inilah ciri khas kediktatoran idiologi yang menolak ide yang berbeda, awal dari runtuhnya akal sehat dan kemajuan peradaban! Apa bedanya dengan NAZI Jerman yang anti kritik, atau Stalin yang membunuhi orang yang beda ide, atau IDI Amin dan Polpot! Sudah saatnya kita lawan orang-orang sakit yang anti perbedaan ini karena Indonesia PASTI RUNTUH kalau PERBEDAAN ide dimatikan oleh kaum FACIST agama seperti MMI dan FPI dan para begundalnya di sini. Satu kata , LAWAN

    Reply
  • March 4, 2013 at 6:56 pm
    Permalink

    Kalau berdiskusi dengan keturunan ‘KELADAI-KELADAI LIAR ISMAIL ISLAM, KITA HARUS MENGENAL watak orang bodoh setelah mereka tak mampu pasti .PEDANG TERHAMBAR LEHERMU…?ini jalan pintas dari pemikiran Keladai liar islam Ismail

    Reply
  • August 7, 2016 at 6:24 am
    Permalink

    great, ripe, sedmri-y cheese. a very minor note: it might have been nice to see a display of the full payload at the end, and not have it obscured by the blue sheet, but this is very minor.

    Reply

Leave a Reply to Tyas Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.