Jogja tidaklah dibangun oleh ikon-ikon seperti Malioboro dan Tugu. Kota kecil ini dibangun oleh tokoh-tokoh kecil dengan kisah-kisah besar. Belumlah lengkap berjalan menapaki trotoar Jogja, tanpa melihat sosok-sosok sederhana itu melengkapi kompleksitas dinamika kota.

Oleh karena itu, kami meluncurkan situs Wajah Jogja, sebuah blog kecil tentang kisah para tokoh yang membuat Jogja lengkap. Ini adalah hadiah dari bloger Jogja, dalam rangka hari Blogger Nasional, hari ultah kota Jogja, dan hari Sumpah Pemuda. Sudilah Anda untuk mampir dan melihat-lihat, isinya memang belum banyak, tapi kami ingin terus mengisinya sampai ada 1001 naskah.

Gagasan ini mulai direnungkan sejak sebulan yang lalu. Waktu itu kami sedang memikirkan berbagai alternatif untuk memperingati Hari Blogger Nasional. Ada banyak wacana. Apakah membuat bakti sosial? Atau membuat pelatihan? Sekadar kumpul-kumpul rasanya kok sudah sering. Maka akhirnya kami memilih untuk membuat sesuatu yang merupakan keahlian para bloger: Menulis. Media selalu merupakan kekuatan blog, dan kita bisa mengeksploitasi kekuatan itu untuk membalas banyak hal positif yang telah diberikan Jogja.

Dan lahirlah Wajah Jogja, yang berisi cerita-cerita Jogja dari sudut pandang penghuninya. Situs ini resmi dibuka untuk khalayak umum bersamaan dengan Syukuran Hari Blogger tempo hari di Angkringan Umar Kayam.

Dari awal kami meletakkan Wajah Jogja sebagai proyek yang hidup. Artinya, ia akan terus bertambah, berkembang, dan memperbaiki diri. Dan proyek ini membutuhkan bantuan Anda supaya terus bernafas. Silahkan tulis kisah-kisah inspiratif dari tetangga, pedagang keliling, atau orang lewat. Jepret ekspresi paling keren mereka, lalu kirimkan ke wajahjogja@gmail.com.

Wajah Jogja
Tagged on:         

41 thoughts on “Wajah Jogja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.