No  Country For Old Men

Tidak salah ketika AMPAS menjatuhkan piala Oscar aktor terbaik untuk Javier Bardem. Dalam ‘No Country For Old Men’ dia memerankan Anton Cigurh; Hannibal Lecter generasi kita: dingin, cerdas, sadis, tapi playful.

Dan saya akan menjadi orang yang panik ketakutan andaikata bertemu Javier Bardem di jalan.

Ada yang mau berkomentar soal endingnya, dan juga maksud film ini?

No Country For Old Men
Tagged on:

30 thoughts on “No Country For Old Men

  • May 30, 2008 at 12:03 pm
    Permalink

    ratau nonton film mas.. :p

    Reply
  • May 30, 2008 at 12:35 pm
    Permalink

    ayo nonton nang amplas mon…..:(

    Reply
  • May 30, 2008 at 12:52 pm
    Permalink

    agak sadis,langsungtembak aja kalo ketemu targetnya

    Reply
  • May 30, 2008 at 1:10 pm
    Permalink

    Itu filmnya sejenis Enemy of the State atau gimana, Mon?

    *penasaran*

    Reply
  • May 30, 2008 at 3:38 pm
    Permalink

    jadi pengen nyoba nonton.. ntar deh kalo ada waktu senggang.. ^^

    Reply
  • May 30, 2008 at 5:25 pm
    Permalink

    ending film ini kaya’ yang sutradaranya bangun tidur di suatu pagi trus ntah kenapa mutusin “ah udah, bungkus aja filmnya!”.

    Reply
  • May 30, 2008 at 6:55 pm
    Permalink

    Mungkin yang bisa menandingi “kesunyian” film ini cuma Mystic River.

    Mungkin endingnya ingin menegaskan bahwa kejahatan tidak selamanya kalah?

    Tapi toh sebenarnya di film itu tidak ada aktor yang murni protagonis ya?

    Reply
  • May 30, 2008 at 8:17 pm
    Permalink

    Saya ndak ngerti maksud ceritanya mas
    Terlalu berat untuk otak saya

    Reply
  • May 30, 2008 at 9:19 pm
    Permalink

    maksudnya, biar film ini masuk deretan film yang kamu posting mon..

    Reply
  • May 30, 2008 at 9:49 pm
    Permalink

    Iyah, cukup dingin dan bikin aku takut dengan adegan yang akan dia lakukan.

    Reply
  • May 31, 2008 at 11:26 am
    Permalink

    mau kasih komen bingung mas..cempluk blm pernah nonton tuh pilem..maaf…

    Reply
  • May 31, 2008 at 2:09 pm
    Permalink

    maksud pelem? jelas sindiran (kalo bukan tamparan) untuk orang jaman sekarang yang sering cuek, dingin, tapi cerdas (katakanlah agak apatis dan juga skeptis).

    dengan tuntutan hidup yg makin berat, lambat laun banyak orang jenis ini bisa berubah jadi saiko (kalo ga mau dibilang scizophrenia).

    contoh kecil mungkin ga seekstrim anton cigurh. tapi di jalan kita bisa liat gimana org ugal-ugalan, petantang petenteng, tidak manusiawi…dsb.

    sori kepanjangan, mon :D

    Reply
  • June 1, 2008 at 3:05 pm
    Permalink

    blum sempat nonton mon, juga belum sempat baca bukunya. bukan sok sibuk sih, cuman film itu harus bersaing dengan film-film lain yang kubeli di glodok yang harganya makin murah aja, 5 ribu per keping. bonus 2 dvd andai belinya 10.

    (*bangganya jadi pembajak) :(

    Reply
  • June 2, 2008 at 2:24 am
    Permalink

    waduhh…
    kok saya kelewatan nonton yang ni ya??? Besok dah nyari DVDnya…

    Reply
  • June 2, 2008 at 8:50 am
    Permalink

    @hedi: yap yap. dan menurutku ada simbolisme, kalau penegak keadilan lampau tidak bisa mengimbangi kejahatan jaman sekarang.

    Reply
  • June 3, 2008 at 11:38 am
    Permalink

    film ini bagus. jenis thrileer yang aku suka. sayang endingnya agak mengambang dan menurutku gak jelas

    Reply
  • June 4, 2008 at 1:49 pm
    Permalink

    ga ngerti endingnya! bajakan sih jadi ga ada translate nya :P

    Reply
  • June 5, 2008 at 12:10 pm
    Permalink

    Udah jiper duluan mau nonton film ini,mas. Padahal dah niat nonton semenjak film ini dinominasiin di Oscar… Maybe I’ll find some perfect timing.

    Reply
  • June 5, 2008 at 8:17 pm
    Permalink

    Anton Cigurh bener-bener sadis, tanpa eskpresi. Senjata utamanya bukan pestol tapi tabung gas yang diisi bola besi. Wah, bener2 tipe pembunuh bayaran kelas berat.

    Intinya mungkin tidak selamanya kejahatan akan kalah.

    Reply
  • June 5, 2008 at 8:35 pm
    Permalink

    iya, kayaknya emang mau bilang kalau kejahatan memang tidak selalu kalah.

    tapi tokoh antagonis sekaliber cigurh-pun bisa kalah oleh kecelakaan. nasib?

    Reply
  • June 14, 2008 at 11:30 am
    Permalink

    waktu saya ntn ini pas endingnya ketika si sheriff ngobrol ama istrinya, saya yakin itu ada keyword endingnya d sana…tp ga konsen ntnnya secara pada mulai keluar teater jd nga nangkep maksudnya :(

    pulang ke rumah, beli dvdnya, setel di komputer, kok 5 menit terakhir itu justru nga bisa d mainin ya? haih..

    jadi sampe detik ini kayanya saya nga tau maksud endingnya apa. agak setuju ama bayu :
    “ending film ini kaya’ yang sutradaranya bangun tidur di suatu pagi trus ntah kenapa mutusin “ah udah, bungkus aja filmnya!”.”

    beri daku pencerahan :(

    Reply
  • June 18, 2008 at 4:24 am
    Permalink

    aku suka sama film ini. keren banget. ritme penceritaannya membuat nyaman. nggak grusa-grusu. cara penyampaian dialognya pun mantap semua.

    hmm, kalau boleh menyimpulkan, film-film coen brothers itu semuanya tentang usaha yang sia-sia.

    (mungkin karena itu ya, jadi membuat nyaman. bahwa hidup kita nggak harus jadi sesuatu yang bermakna gitu? hehe)

    usaha sia-sia di film ini, ada kesia-siaan llewelyn–yang tamak–dalam mempertahankan uang dan hidupnya. tapi juga kesia-siaan si sheriff tommy lee jones dalam menepati janjinya ke carla jean. atau mungkin juga tentang kesia-siaannya mencoba untuk mengikuti ritme di masa dia tinggal.

    kalau pun misalnya (misalnya nih..karena pada filmnya enggak) coen brothers memilih memberi akhir cerita ke anton chigurh yang di film, tapi di dunia nyata pasti ada anton chigurh-anton chigurh dalam bentuk lain yang bakal berjalan terus dengan berbagai agendanya kan?

    yang emmbuat kita ngeri, kaget, nggak habis pikir dan bertanya-tanya tentang alasannya ‘beroperasi’. walaupun mungkin, alasan itu nggak ada.

    jadi, menurutmu mon, chigurh jadi mbunuh carla jean nggak? kalau dari tabiat2 sebelumya sih kayaknya iya. tapi gimana?

    Kayaknya sih membunuh ya Nar, soalnya abis keluar dari rumah Carla, Cigurh mengecek sepatunya (ada noda atau enggak) :D

    Yap yap, ritmenya enak bgt. Thrillnya juga dapet. Memang pantas dapat Oscar.

    Reply
  • June 18, 2008 at 4:27 am
    Permalink

    sorry, btw, udah nonton ‘there will be blood’?

    sama-sama saingan buat film terbaik oscar dan sama-sama dashyatnya. sama-sama nunjukin kekhasan para pembuatnya sih.

    Belum! Tapi udah lihat adegan pembukaannya di barbershop itu :D

    Reply
  • June 29, 2008 at 11:31 am
    Permalink

    walah ternyata sejenis thriller to??
    aku pikir drama yang nangisnangis… judulnya itu lo yang bikin drama banget… jadi penasaran…
    @isyana
    wah jadi penasaran juga ama filem “there will be blood”. cek di IMDB, ratingnya 8.4!! i hope it’s another awesome movie!!

    Reply
  • Pingback:No Country For OldMen « Slempitan Kaki™

  • June 25, 2009 at 2:00 am
    Permalink

    inti ceritanya; kerjain apa yg udah lu niatin sampe tuntas n’ pastinya jangan nyolong kali yeee…!!!!

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.