Budiman berdiri diantara tiupan angin malam yang tak menganggunya. Jangankan angin, riuh sorak para atlit yang merayakan kemenangan mereka, tidak mengusik pikirannya. Sambil menatap langit remang-remang, hatinya tersenyum memikirkan kemenangan esok hari yang pasti ia raih—’pasti Sumilir akan sangat gembira melihatku pulang ke kampung membawa medali emas…’

Ki Sencaka menelusuri malam yang lebih kelam di hutan itu. Buraian hentakan gaduh dari tempat para manusia bercokol sungguh mengusiknya. Dengan gerakan anggun, Ia terobos dedaunan dan ranting kering sambil terus menelisik sumber keributan tadi. Karena ia tak pernah ingat dimana manusia selalu tinggal.

Budiman masih dapat melihat paras Sumilir yang ayu di benaknya, dan juga kemenangan yang pasti ia raih besok. Sedikit jumawa, tapi tak apa. Tidak salah dia dijagokan menang, latihannya yang sudah dimulai sejak lama pantas jika berbuah kemenangan.

Ki Sencaka menyentuh ujung hutan dan waspada sejenak, melihat sekeliling. Sebuah tiang, atau pipa, yang berdiri tegak di dekat rumah manusia menarik perhatiannya. Maka ia tempuh pelataran tak berumput itu, melewati belakang sesosok manusia, lalu naik, dan masuk ke tiang pipa itu.

Budiman tidak sadar kalau jam sudah menyentuh pukul 21. Waktunya tidur. Ia kemas wajah Sumilir ke dalam hatinya sambil tak lupa menahan gembira kemenangan untuk dirayakan besok siang. Ia masuk ke dalam rumah atlit.

Ki Sencaka bergeliat, berenang-renang, dalam kubangan air yang gelap. Tidak ada cahaya, kecuali sebentuk lingkaran yang memendarkan cahaya kuning dari atas. Dengan sebuah hentakan halus Ki Sencaka mengarungi kubangan hingga dapat mencapai sumber cahaya itu.

Budiman mencuci mukanya lalu menggosok gigi. Kemudian ia duduk di toilet karena tadi siang makan banyak.

Ki Sencaka terkejut ketika ada sesuatu yang menyerangnya dari liang sumber cahaya itu. Benda itu menjatuhkan benda padat yang bau, berkali-kali. Karena terusik, maka diseranglah benda itu.

Atlit PON Diserang Duburnja

Medan, MEDAN POS. Budiman (24), atlet kontingen Djawa Tengah, dipastikan tidak dapat mengikuti pertandingan tjabang lari djarak pendek karena digigit ular pada anusnja. Menurut Rohar Simuntung, atlit dari Palembang, dia mendengar djeritan keras dari kamar mandi Budiman. Ketika ditjek, ternjata Budiman sudah tergelimpang di lantai dengan dubur berlimang darah.

Menurut panitia, ular masuk ke toilet dari pipa ventilasi di djamban perkampungan atlit PON Medan. Hingga saat ini panitia belum menemukan ular jang menjerang atlit tersebut. (hmm)

Kasus Serangan di Perkampungan Atlit PON
Tagged on:

26 thoughts on “Kasus Serangan di Perkampungan Atlit PON

  • April 10, 2008 at 12:37 am
    Permalink

    pesan moral : selalu mengecek semua lubang sebelum dipakai..

    Reply
  • April 10, 2008 at 7:41 am
    Permalink

    Ada tiga reaksi dalam menanggapi sesuatu:
    Reaksi “haha” untuk sesuatu yang menggelitik,
    Reaksi “ha” untuk sesuatu yang artistik,
    dan Reaksi “aha” untuk sesuatu yang ilmiah.
    Setelah membaca postingan ini,
    haha…
    ha… dan
    aha….
    :p

    Reply
  • April 10, 2008 at 7:50 am
    Permalink

    beneran…sactuary post banget…kekekeke bisa buat penyegeran, ngikik2 sekaligus mikir…tob abiz deh nih :D

    Tapi yg gak abis pikir…klo itu toilet kok ulernya bisa ya berenang di aer?

    Reply
  • April 10, 2008 at 8:16 am
    Permalink

    Dokter Monica yang baik,
    Jadi apa yang harus dilakukan jika seorang atlit mau bertanding tetapi malamnya kebelet BAB?

    Wakakaka

    Reply
  • April 10, 2008 at 8:46 am
    Permalink

    menoeroet saja, ki sentjaka terlaloe tjepat dalam bertindak. tidak berpikir pandjang..

    Reply
  • April 10, 2008 at 9:29 am
    Permalink

    @ melody: Pertama baca saya “haha” dulu, eh terus baca ulang berkali-kali dan……. (bener! kesan pertama begitu menipu)

    Reply
  • April 10, 2008 at 9:58 am
    Permalink

    wakakakakak…. beneran nih ?
    kasihan banget tuh atlit

    Reply
  • April 10, 2008 at 12:22 pm
    Permalink

    wah.. kudu ati2 nih sekarang kalo mau BAB

    Reply
  • April 10, 2008 at 5:03 pm
    Permalink

    ini baru fiksi sukses.

    sukses bikin saya begini…

    HHAHAHAHAHHAAHAHAHAKHAKHAAKHAKAKAKAKK!

    keren!

    Reply
  • April 10, 2008 at 5:37 pm
    Permalink

    Lord Uesugi, as i remember, were killed by ninja when he was .. euh…pooping ?

    The assassin were hiding under his toilet for a couple of days

    imagine that

    Reply
  • April 10, 2008 at 5:38 pm
    Permalink

    Hoalah..

    Jan, menipu tenan..

    Reply
  • April 10, 2008 at 6:22 pm
    Permalink

    kata ularnya : “tak tjokot kowe”

    Reply
  • April 10, 2008 at 9:47 pm
    Permalink

    Saya hanya heran kenapa ularnya Budiman tidak membela tuannya saat diserang sebangsanya?

    Reply
  • April 10, 2008 at 10:50 pm
    Permalink

    Pasti Sumilir jadi ilfil membayangkan Budiman digigit ular pas lagi boker. Kasian Budiman..

    Reply
  • April 10, 2008 at 11:02 pm
    Permalink

    wahakakakak <--- jang ini termasoe` jang ilmijah, kah? edja`an djaman dahoeloe sangat mentjoeri perhatijan saja. terimakasih, herman. engkaoe telah menjembuhkan sariawan saja lantaran saja tertawa setertawa-tawanja. oija, saja pernah bertemoe engkaoe ketika engkaoe beloem sebeken sekarang ini. salam sadja boeat mama.

    Reply
  • April 10, 2008 at 11:32 pm
    Permalink

    Mas…ada orderan analisa pernyatan tuh di blog saya…kekekeke :D

    Reply
  • April 11, 2008 at 12:06 am
    Permalink

    oalah ki… ki…
    kok ya pake ngintip2 di situ segala!

    Reply
  • April 11, 2008 at 1:53 am
    Permalink

    jahhh…lage mo ke belakang, dibela-belain blogwalking malah nemu fostingan yang begini ini..
    jahhh……..

    Reply
  • April 12, 2008 at 5:34 am
    Permalink

    tempat pembuangan bisa menjadi senjata pembunuh anda, Herman..

    berhati-hatilah kalo membuang…

    Reply
  • April 12, 2008 at 8:11 am
    Permalink

    ないwwまじないwwwwww
    なんでアレだけで10マンもくれるの???ww
    金持ちってスゲー( ゚д゚)ポカーン
    ごちそうさまでしたwww
    http://tomama.net/ona/

    Reply
  • April 12, 2008 at 11:45 am
    Permalink

    aduh.. repot jg tuh…
    gak kebayang kalo menimpa saya.

    Reply
  • April 12, 2008 at 3:42 pm
    Permalink

    blum bertanding uda dikasih “bonus” duluan, ck…ck…ck

    Reply
  • April 14, 2008 at 6:42 pm
    Permalink

    apakah ini masih membahas soal logical fallacy?

    Reply
  • April 18, 2008 at 10:45 am
    Permalink

    boleh-boleh…
    bikin ketawa aja nieh tp bs sama nangis lok bayangin misal dubur kita yg dgigit gmn tuh…khahahaha
    saksakethokdotcom

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.