Dalam topik logical fallacy (logika yang menyesatkan) ke dua, saya akan membahas pernyataan Menkominfo RI, Muhammad Nuh:

“Tolong berikan saya jawaban, bagaimana cara membangun bangsa ini dengan menyuburkan pornografi,” tegasnya.

Sebuah pertanyaan yang membingungkan? Iya, karena sebetulnya itu adalah dua buah pertanyaan yang dijadikan satu:

  1. Apakah pornografi tidak membangun bangsa?
  2. Bagaimana cara membangun bangsa kalau pornografi subur?

Sesat logika ini disebut plurium interrogationum. Atau pertanyaan jebakan/jamak, di mana premis kedua menjebak penjawab menyetujui premis pertama. Contoh lainnya:

  • “Kamu masih sering mbolos kuliah?”
  • “Kamu masih sering gonta-ganti pacar?”

Jika pertanyaan tersebut dijawab, maka otomatis si penjawab menyetujui pernyataan pertama, yaitu sering membolos kuliah dan sering gonta-ganti pacar.

Pertanyaan pertama Nuh sebetulnya juga sesat logika, tepatnya non causa pro causa, atau sebab-akibat yang salah. Nuh bertanya apakah pornografi tidak membangun bangsa. Padahal, korelasi pornografi dengan pembangunan bangsa masih sangat diperdebatkan. Negara seperti Inggris, Perancis, Jepang, Cina, Singapura, dan Arab Saudi, misalnya; ada mengijinkan pornografi ada yang tidak, toh mereka tetap negara maju. Contoh lain sebab-akibat salah adalah:

  • “Harga sembako naik gara-gara reformasi.”

Pernyataan Nuh juga mengandung sesat logika yang ketiga, yaitu false dillema, atau dilema sempit. Sesat model ini menyempitkan pilihan menjadi dua, walaupun pada kenyataannya ada pilihan. Dalam kasus ini, Nuh bahkan menyempitkan pilihan menjadi satu. Contoh false dilemma:

  • “Subsidi BBM harus dikurangi kalau tidak APBN kita jebol.”

Mari cermati. Sesat false-dilemma besutan Menkominfo ini dimulai dengan sesat non causa pro causa. Sesat ini menjebak jawaban menjadi ‘tidak’, karena hubungan sebab akibat antara pornografi dan pembangunan tidaklah saklek ya-tidak.

Kemudian Nuh membungkus lagi pernyatannya dengan sesat plurium interrogationum, sehingga pilihan jawaban cuma ‘tidak ada’, karena pernyataan pertama jawabannya ‘tidak’.

Maka lengkaplah pertanyaan pendek Nuh, menjadi sesat combo 3.

Saya tidak terlalu menyalahkan ketika logika sesat dipakai orang awam. Walaupun menjerumuskan diskusi ke arah debat kusir, perlu tidaknya retorika dalam diskusi adalah isu abu-abu. Yang jelas, logika sesat sangat tabu dalam konteks akademik.

Tapi saya menyalahkan ketika logika sesat dilontarkan seorang Menteri RI yang juga mantan Rektor ITS, karena itu merusak komunikasi dan menutup diskusi. Mungkin beliau capek, atau khilaf. Tapi saya mengharap lebih.

Pertanyaan Jebakan
Tagged on:

44 thoughts on “Pertanyaan Jebakan

  • March 28, 2008 at 9:44 am
    Permalink

    Mohon jangan serang saya dengan argumen:

    “Tapi kan tujuannya baik”

    karena itu juga termasuk logical fallacy.

    Reply
  • March 28, 2008 at 10:28 am
    Permalink

    Terpujilah Tuhan, yang menciptakan orang seperti kamu,
    dan terimakasih untuk postingan ini.

    Mungkin terlalu berlebihan :D
    tetapi saya tercerahkan, karena saya sering memikirkan hal yang kurang lebih sama, tetapi tidak mampu mengutarakannya menjadi sesuatu yang runut seperti apa yang kamu utarakan.
    Again Thx :)

    Reply
  • March 28, 2008 at 10:39 am
    Permalink

    Apa sumbangan Momon thd pembangunan bangsa?
    Tidak ada, kalau begitu darah Momon halal.
    Lama-lama bisa jadi begitu khan?

    Reply
  • March 28, 2008 at 11:58 am
    Permalink

    Tuh, tuhan dah baek bener menciptakan manusia seperti Momon, apalagi yang kurang coba? xixixixi

    *yg diatas ini logical fallacy bukan?

    Reply
  • March 28, 2008 at 1:04 pm
    Permalink

    “Karena melontarkan pernyataan-pernyataan yang sesat logika dalam kapasitas sebagai menteri dari sebuah bangsa yang besar, maka sebaiknya badut sesat itu dipecat saja.”
    Kalimat itu termasuk fallacy tidak?

    Reply
  • March 28, 2008 at 1:05 pm
    Permalink

    jebakan atau enggak, aku tetep aja ga bisa jawab :D

    Reply
  • March 28, 2008 at 1:21 pm
    Permalink

    Hedi
    jebakan atau enggak, aku tetep aja ga bisa jawab :D

    Jawab gini aja mas:

    Caranya dengan memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme hingga akar-akarnya. Termasuk, mungkin, di Depkominfo. :P

    MelodY
    terimakasih untuk postingan ini.
    sama-sama :)

    Yahya Kurniawan
    Lama-lama bisa jadi begitu khan?
    Iya pak, bener. Dan ketika itu terjadi, biasanay sudah debat kusir :)

    @gagahput3ra & guhpraset:
    kayaknya iya, mungkin :D

    Reply
  • March 28, 2008 at 1:51 pm
    Permalink

    mungkin itu salah satu syarat untuk bisa jadi mentri

    Reply
  • March 28, 2008 at 1:54 pm
    Permalink

    luar biasa!!
    perlu berkali-kali membaca untuk memahami..
    terima kasih atas pencerahannya..

    Reply
  • March 28, 2008 at 2:07 pm
    Permalink

    Membayangkan jadi logical person. Pertanyaan itu muncul dari orang yang selalu lulus sekolah S1, S2, S3.
    Nah, kritisinya datang dari orang yang S1-ne wae lulus nganggo muntah getih (hehehe). Jadi harus percaya yang mana ya?

    Reply
  • March 28, 2008 at 2:40 pm
    Permalink

    terimakasih mon atas pelajarannya yang menyegarkan. Terus terang, saya sempat bingung menjawab “pertanyaan” pak menteri yang ternyata retorika dan agak menyesatkan :D

    Reply
  • March 28, 2008 at 3:21 pm
    Permalink

    kayak ngeliat orang ngutak ngutik togel. 3×6=24. gimana caranya pokoknya pornografi gak perlu disensor. kalo perlu tunjuk masalah laen. keliatan banget keperluan lu mon. hahahaha

    Reply
  • March 28, 2008 at 3:49 pm
    Permalink

    Salut atas analisis dan telaah linguistik yang diberikan oleh mas momon.

    Tapi sebenarnya pertanyaan pak menteri juga patut diacungi jempol karena mengandung multi interpretasi dan tidak saklek terhadap satu pemahaman. Apa yang diungkapkan oleh sdr momon bisa jadi salah satu interpretasi perspektif beliau, dan saya yakin bahwa pasti masih ada banyak interpretasi lain yang muncul ketik a seseorang mendalami dan menelaah pertanyaan pak menteri tersebut.

    Reply
  • March 28, 2008 at 7:11 pm
    Permalink

    mon kapan kau bikin kelas dengan topik ini?

    *balik ke baca postingan lagi :)

    Reply
  • March 28, 2008 at 7:42 pm
    Permalink

    karena dia yang megang toa, maka berapa juta orang yang terjebak pertanyaan ini?

    Reply
  • March 28, 2008 at 8:46 pm
    Permalink

    *bingung*..baca lagi ah… :D

    Reply
  • March 28, 2008 at 8:51 pm
    Permalink

    wekekekeK :))
    baca se-bait aja udah bikin aku ngakak.

    aku nggak mau ikut-ikutan. tapi suara hatiku berteriak, “pemblokiran situs porno adalah tidak penting. tidak perlu dilakukan. situs porno adalah kebutuhan. my necessary. our necessary. oopss.. ]_[

    Reply
  • March 28, 2008 at 10:52 pm
    Permalink

    Ini sama juga dengan permintaan Moh Nuh waktu Pesat Blogger …

    ” Blogger mari buat lagu kebangsaan “

    Reply
  • March 29, 2008 at 6:14 am
    Permalink

    kayaknya hrs dibaca berkali-kali neh

    Reply
  • March 29, 2008 at 10:07 am
    Permalink

    emang sejauh mana sih pemerintah bisa nge blok perbokepan di internet?.. okay 100% ke blok, pelacuran msh ada.. kepingan2 bokep msh 10rb dpt 4.. truss?.. sisi baiknya org2 mah jd sadar internet walau awalnya liat bokep.. bangun negara mah bangun fasilitas pendidikan, gak ada hub nya ma pornografi..
    -seks adalah solusi-

    Reply
  • March 29, 2008 at 10:41 am
    Permalink

    kapan hari aku mergokin komputer iki dg video cewek telenji yg anunya keluar rantai ck ck ck….di block ama bapake, besoknya nongol lg video yg beda.

    biarin ajalah. palingan masturbasi

    Reply
  • March 29, 2008 at 2:55 pm
    Permalink

    wah.., tetap gak mudeng mas.. :)
    otak ku masih rakyat jelata

    Reply
  • March 29, 2008 at 7:11 pm
    Permalink

    serius.
    aku ga ngerti mon
    * belum mbaca link log fal mu juga sih,

    cuman, berpikir cara berpikir memang unik ya? jadi ada semacam fenomena pencerahan “ooowh, jadi sbenarnya gitu ya?”

    Momon bahkan sudah mennyiapkan benteng pertahanan : “habis aku mau jawab gitu sih?” ^_^

    Salut mon.

    Terlepas dr Log Fal atau tidak, intinya sih, yg disampein pak Nuh kan jelas (iya ga ya?) : Porn bad, eliminate porn.

    apa ga gitu ya Mon?

    * apa ini malah pertanda bener2 ga ngerti ttg postinganmu?

    Reply
  • March 29, 2008 at 7:33 pm
    Permalink

    nganu mon,..
    mungkin beliau pakarnya fuzzy logic (logika samar)
    :D

    Reply
  • March 29, 2008 at 8:27 pm
    Permalink

    Ini adalah posting tentang logical fallacy tho mon?

    Karena menyerang pak mentri untuk mempertahankan bebasnya pornografi di INA adalah Ad Hominem :p

    Reply
  • March 29, 2008 at 11:57 pm
    Permalink

    sepertinya sudah cukup jelas kalau inti postingan ini mengulas logika argumentasi pak menteri, bukan mempertanyakan pornografi itu salah atau tidak.

    Reply
  • March 30, 2008 at 12:39 pm
    Permalink

    mungkin maksudnya agar rakyat endonesa, setelah mendengar statement beliau jadi berpikir seperti dikau kawand. jadinya khan Endonesa bakal maju kalo setiap orangnya berpikir sampe segitu jauhnya kek dikau…

    Reply
  • March 31, 2008 at 6:57 am
    Permalink

    halaahh..
    Lagi2 soal logical fallacy..

    Reply
  • April 1, 2008 at 7:35 am
    Permalink

    “membahas sesuatu yang membingungkan membuat blogpot jadi mudah dikomen..”

    logical fallacy?

    Reply
  • April 1, 2008 at 3:41 pm
    Permalink

    Tulisan argumentatif yang sangat bagus. Saya copy paste tulisan ini ke milis yang saya ikutin. Maap ye, tanpa ijin, tetapi saya mencantumkan sumber tulisannya berikut linknya.

    Termasuk juga tulisan ryo saeba yang kamu kaitkan, saya copy paste full tanpa ijin sebelonnya.

    Yang pasti, secara jelas-jelas kedua blog memang membahas lagical fallacy, bukan baik tidaknya situs porno

    Reply
  • April 1, 2008 at 5:38 pm
    Permalink

    Menurutku ini tulisan terbaik yang pernah kamu bikin, Mon.

    Reply
  • April 2, 2008 at 1:14 am
    Permalink

    ^_*
    Benar, saya yang salah.

    Yup, tulisan terbaik. (so far)

    Reply
  • April 5, 2008 at 3:09 am
    Permalink

    “…Yang jelas, logika sesat sangat tabu dalam konteks akademik…”

    kenyataannya ga sejalan dengan logika itu. Logika sesat banyak diplintir untuk kemajuan akademis.

    berapa banyak sarjana, akademisi yang mikir kayak kamu?

    Reply
  • April 9, 2008 at 12:32 am
    Permalink

    bingun tambah bingun baca artikelnya, tapi melihat dari bahasanya kayaknya keren tuh…kapan-kapan saya belajar gituan deh….

    Reply
  • April 16, 2008 at 12:48 pm
    Permalink

    Mungkin sebagian pembaca bingung di bagian jebakan dua premis. Kalau contoh bolos dan pacar digabung, akan lebih terlihat:
    “Kamu masih sering mbolos kuliah selagi gonta-ganti pacar?”

    Jawaban ya maupun tidak sama-sama menjebak.

    Atau dimiripkan dengan pernyataan Nuh, “Gimana caranya supaya nggak sering mbolos kuliah kalau masih gonta-ganti pacar?”

    Padahal, seperti yang dikatakan Herman, nggak ada hubungan sebab akibat secara langsung.

    Reply
  • April 16, 2008 at 1:29 pm
    Permalink

    Wah Sdr. Isman contohnya benar-benar jitu. Saya tidak kepikiran memberi contoh spt itu.

    Maaf buat yang lain, kalau penjelasan saya sukar dipahami. :D

    Reply
  • March 14, 2012 at 7:21 am
    Permalink

    Normally I don’t read post on blogs, but I wish to say that this write-up very pressured me to try and do so! Your writing taste has been amazed me. Thanks, quite great post.

    Reply
  • August 9, 2012 at 12:38 am
    Permalink

    Thanks for the ideas shared on your blog. Something also important I would like to state is that fat loss is not information on going on a dietary fads and trying to shed as much weight as you’re able in a set period of time. The most effective way in losing weight is by using it slowly and using some basic points which can enable you to make the most from a attempt to drop some weight. You may know and already be following these tips, nevertheless reinforcing knowledge never hurts.

    Reply
  • August 5, 2013 at 1:06 pm
    Permalink

    – Most successful bloggers blend their humor with writing and obtained effective results.
    Hence, a typical blogger is at good ease generating uncomplicated adjustments by
    way of a control panel, obtaining a uncomplicated
    interface, as an alternative of messing with the actual Word – Press programming.
    Word – Press is an open source blog publishing application and can
    be used for basic content management.

    Reply
  • May 9, 2016 at 11:57 pm
    Permalink

    What’s up, this weekend is good in favor of me, since this occasion i am reading this wonderful educational post here at my home.

    Reply
  • August 7, 2016 at 9:58 am
    Permalink

    Stellar work there eveoerny. I’ll keep on reading.

    Reply
  • September 23, 2016 at 9:14 pm
    Permalink

    Ah ton sac, je l’adore! depuis que je l’ai vu porté par quelqu’un de ma famille, je n’arrive pas à me le sortir de la tête..! Il est beau en jaune! mais .. le black sparkle set pas mal non plus! et.. le bleu aussi… enfin bref.. ils sont tous beaux! il y a même trop de choix!

    Reply
  • September 1, 2020 at 3:04 pm
    Permalink

    Supaya ga dibodohin kayanya kita semua harus belajar istilah istilah diatas

    Reply

Leave a Reply to Hidayatullah Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.