Acara talkshow Wimar’s World dihentikan tayangnya oleh stasiun JakTV. Padahal, acara yang dipandu Wimar Witoelar ini ratingnya tinggi: peringkat 2 dari 102 acara. Ndoro kakung dan berpolitik.com mensinyalir ada upaya pembredelan di sini. Tentu, caranya lebih halus dibanding jaman Orba, tapi esensinya tetap saja sama.

Pemberhentian acara Wimar’s World ini melanjutkan rentetan pembredelan cara halus di tanah air. Sebelumnya acara parodi politik Republik BBM dan Republik Mimpi juga dibredel. Yang terakhir konon akan disomasi Menkominfo. Menurut Menkominfo, Republik Mimpi, tidak sesuai dengan budaya timur. Dikatakan, jika di Eropa seorang raja dan ratu begitu dihargai dan dihormati, kenapa kita di negeri Timur yang kental dengan tradisi dan budaya hormat-menghormati, tidak melakukan hal tersebut.

Respect is not given, but earned
. Acara semacam ini tentunya merupakan cermin dari keprihatinan masyarakat terhadap pemerintahan kita. Membredel justru membuat masyarakat semakin tidak respek terhadap pemerintah. Akan lebih cantik jika peemrintah meluruskan informasi yang salah, bukan menutup arus informasi itu.

Saya prihatin. Jika acara yang kritis terhadap pemerintah terus menerus dibreidel, bagaimana mungkin rakyat bisa melakukan kontrol terhadap pemerintah.

Kali ini Wimar yang Dibredel
Tagged on:

21 thoughts on “Kali ini Wimar yang Dibredel

  • April 3, 2007 at 10:18 am
    Permalink

    wah … kita kok tambah tahun kayak nya bukan tambah maju, kok malah tambah mundur aja ya?

    kayak nya sejarah bakal berulang lagi dech …

    Reply
  • April 3, 2007 at 11:03 am
    Permalink

    iya.. prihatin..

    seandainya mereka bisa menertawakan diri sendiri. itu sehat lho :)

    Reply
  • April 3, 2007 at 11:49 am
    Permalink

    Lucu… Orde barunya orde baru. Saya setuju sekali kalau respect is not given, but earned. Apa kita dengan butanya menghormati pemimpin kita kalau dia seorang fasis seperti Hitler? Apa kita harus menghormati pemimpin kita kalau dia seorang pemeras?

    Kalau dulu, pemerintah bisa dengan mudahnya mencap “komunis” kepada yang berpikir, kepada yang protes dan berkata tidak. Sekarang pemerintah udah punya cara baru? “budaya”?

    Reply
  • April 3, 2007 at 12:44 pm
    Permalink

    Halaaahhh..
    Ngejek2 orang kok dibilang kritis, Mon..?
    Acara sampah kaya’ Republik Mimpi itu seharusnya diubah temanya.
    Esensinya apa niru2in orang buat bahan tertawaan..?
    Kalo niatnya baik, harusnya disampaikan dengan cara baik juga dong..

    Saya prihatin. Sekarang ini, banyak banget orang yang sok kreatip dan sok melakukan kontrol terhadap pemerintah, tapi ngga ngehargain orang lain.

    Kalo soal Wimar’s World, masih no comment. Need further data.

    Reply
  • April 3, 2007 at 12:54 pm
    Permalink

    Menurut saya kritis, walaupun nakal. Minimal membangun kekritisan.

    Lihat, bahkan kitapun tidak sepakat kalau Republik Mimpi itu menghina atau kritis.

    Reply
  • April 3, 2007 at 1:27 pm
    Permalink

    Emang kadang mengkritik dan mengejek itu tipis banget bedanya. Bahkan persepsi tiap orang terhadap batas itupun bisa berbeda-beda.

    Reply
  • April 3, 2007 at 2:27 pm
    Permalink

    awas, nanti blog ini di bredel juga..

    hihihi

    Reply
  • April 3, 2007 at 5:19 pm
    Permalink

    Esensinya apa niru2in orang buat bahan tertawaan..?>>> menurut saya, acara2 macam itu gak cuman bertujuan buat lucu2an kok..juga gak bertujuan membuat Pemerintah terlihat bodoh.

    itu adalah bagian dari pendidikan politik utk rakyat, agar makin cerdas dan gak mudah diboongin lagi sama pemerintahnya…

    Reply
  • April 3, 2007 at 8:58 pm
    Permalink

    kocak tuh gambar shredder-nya hehe..

    lucu ya kalian ribut soal republik mimpi, yang ditutup malah acara yang kalem-kalem aja.

    Reply
  • April 4, 2007 at 3:49 am
    Permalink

    perlu data mengenai wimar’s world? bisa buka perspektif.net tiap episode ada laporannya, atau minta dvd ke wulan@intermatrix.co.id.

    betul, tiap kasus harus dilihat masing-masing. yang penting, kata bob dylan “don’t criticize what yuou don’t understand.”

    Reply
  • April 4, 2007 at 11:55 am
    Permalink

    @tina
    tentu saja kita ribut, karena kita peduli.
    karena penindasan akan selalu menang melawan diam.

    Reply
  • April 4, 2007 at 10:37 pm
    Permalink

    Apa dan siapa sih yang kebal untuk tidak diBREDEL?

    Reply
  • April 4, 2007 at 10:44 pm
    Permalink

    Wah mas kramero terlalu tendensius tuh sama republik mimpi, lagian siapapun tau esensi dari acara itu bukan niru2in-nya, tapi bagaimana menjenakakan kritik, kurang baik apa coba penyampaian kritik macam itu.

    ^_^ jangan-jangan itu comment titipan ya hehehehe

    Satu hal, lebih baik sok kreatip dari pada diam, lebih baik sok melakukan kontrol terhadap pemerintah daripada kita yang di kontrol terus2an.

    buat mas wimar, lanjutkan perjuanganmu

    Reply
  • April 5, 2007 at 9:03 am
    Permalink

    Namanya juga Indonesia mas, prihatin .

    Reply
  • April 5, 2007 at 9:49 am
    Permalink

    Wah, apa benar dibreidel, apa bukan secara formal memang kontraknya sudah habis….? well kalau betul dibredel dengan alasan kontrak habis, saya juga prihatin

    Reply
  • April 10, 2007 at 2:42 pm
    Permalink

    Yah jangan dibredel dong.
    Yang bener lo Man ngga ada lagi. Padahal gue udah enak banget nih ngeledekin negara tetangga yang ngga bisa komen dan ngelucu tentang pemerintahnya.

    Eh ternyata dikita juga mulai begitu.

    Damn…

    Reply
  • April 10, 2007 at 3:23 pm
    Permalink

    Sayang, saya malah belum pernah nonton sudah ga ada. Maklum di Madiun ga ada Jak TV broer.

    Reply
  • April 26, 2007 at 2:31 pm
    Permalink

    Reformasi.. refortnasi…repotnasi.. repot-nasi… ehh.. salah omong ya

    *cepat sembunyi takut dibredel*

    Reply
  • May 1, 2007 at 3:13 pm
    Permalink

    BUBARKAN AJA STPDN-nya

    Reply
  • May 3, 2007 at 9:15 pm
    Permalink

    waduh bagus ya ipdn main tendang aja klo berani lawan saya biar lo satu ipdn gue ngak takut lo pikir lo aja yang bisa tendang orang se enaknya pantas aja semakin banyak koruptor gara2 kulnya ngak pake etika mudah2an km semua menyadari bahwa tiada manusaia itu diciptakan adalah untuk membnggakan kedua orangtuanya tapi malah kalian pupuskan impianya….

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.