Kauman adalah salah satu daerah di downtown Jogja, tepatnya di sebelah barat Kraton Sultan. Tempat yang dikenal sebagai kampungnya kaum santri ini memiliki sejarah yang panjang. Gerakan Muhammadiyah misalnya, didirikan di tempat ini pada tahun 1912. Pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan juga tumbuh dan berkembang di daerah ini.

Setiap bulan puasa, warga daerah Kauman mengadakan pasar tiban yang menjual berbagai makanan untuk berbuka puasa. Disini, sebuah gang kecil sederhana disulap menjadi sebuah surga makanan yang panjang.

Setelah rencana kesana tertunda berkali-kali, akhirnya hari Sabtu kemarin saya dan rekan-rekan saya dapat mengunjungi tempat ini. Tapi perjalanan kesana bukannya tanpa perjuangan, pengorbanan dan tunggu menunggu.

Tunggu menunggu

Pertama, Tika harus menunggu saya dan Chori mengantri tukang cukur karena hari Sabtu adalah kesempatan terkahir untuk potong rambut sebelum lebaran. Setelah itu Antok harus menunggu Chori yang ada urusan ke rumah temannya. Setelah Chori sampai, kami harus menunggu Tika bersiap (yang selalu lama). Sesampainya di Kauman kami harus menunggu Chori sholat Ashar. Menunggu Chori sholat-pun ternyata cukup lama, karena masjid terdekat adalah Masjid Agung yang sebenernya cukup jauh. 30 Menit kemudian kami baru bisa masuk ke gang tersebut.

Di Kauman

Makanan yang ditawarkan disitu, walupun tidak semuanya fantastis, tapi memang membuat bingung karena pilihan yang ditawarkan ternyata banyak sekali. Ada kue-kue, iso goreng, sambel goreng jengkol, sambel goreng teri, tengkleng, buntil dll. Semuanya nampak lezat dan menggiurkan, terutama karena kami kelaparan puasa.

Akhirnya saya membeli martabak manis rasa kacang coklat (itupun harus melalui berbagai perseteruan karena teman-teman saya yang lain kepingin rasa keju). Untuk lauk saya memilih sate usus (yang enak sekali), pepes tongkol dan buntil. Teman saya, Antok memilih wader goreng sementara Chori yang sedikit konservatif memilih sate ayam (yang setelah dimakan rasanya agak basi).

Miskomunikasi

Tapi miskomunikasi kembali terjadi tatkala kami berusaha menentukan lokasi berbuka puasa. Kubu Antok-Tika mengira kami akan makan di depan Benteng Vredeburg, sementara kubu Herman-Chori mengira akan makan di Soceitet. Untungnya miskomunikasi dapat diatasi.

Akhirnya kami berbuka puasa di depan Gedung Agung. Disana Chori kembali kecewa, selain karena satenya rasanya sudah tidak wajar, di tempat kami makan ternyata juga ada yang jualan sate :P

Akhirnya makan selesai. Rencana semula kita mau langsung ke Malioboro Mall dengan dua agenda: 1) Menukarkan baju kerja Atika di outlet The Executive 2) Ngecengi SPG The Executive yang cool dan smart. Tapi ternyata baju yang akan ditukarkan oleh Atika ketinggalan. Otomatis kami terpaksa bergegas kembali ke Gamatechno untuk mengambil baju yang akan ditukarkan.

Di tengah perjalanan, saya sadar kalau helm saya ketinggalan di tempat kami makan! Dengan kata lain selama perjalanan ke Gamatechno saya tidak pakai helm. Untung tidak ada polisi! Coba kalau ditilang polisi… bisa jadi ini menjadi malam minggu yang mahal (Potong Rambut 15rb, Kauman 15rb, ditilang 50rb, helm baru 50rb). Siyal, padahal itu helm baru, helm saya sebelumnya ketinggalan di taksi.

Helm saya akhirnya memang tidak selamat. Dan percayalah, masih ada banyak kejadian menyebalkan setelah itu, yang sepertinya tidak begitu pantas diceritakan.

Petualangan Pasar Tiban Kauman
Tagged on:     

7 thoughts on “Petualangan Pasar Tiban Kauman

  • November 3, 2005 at 6:54 pm
    Permalink

    Mon, percaya atau tidak, setelah ada perombakan besar2an akhir2 ini, toiletnya Mal Malioboro menurut sy jadi yg terbersih, terwangi & kelasnya ada di atas Galeria Mall bahkan. Hehe.

    Soal SPG, kayaknya Giordano lebih ok deh (dari sudut pandang fisik), tapi emang rada bawel :D

    Reply
  • November 4, 2005 at 8:39 am
    Permalink

    Iya, Giordano entah kenapa SPG-nya terlihat kinclong-kinclong semua. Tapi yang di The Executive oke juga lho mas. Tampangnya udah spt artis.

    Reply
  • November 9, 2005 at 5:06 am
    Permalink

    Wakakakakaak….
    Hari itu sungguh penuh polemik…
    Mana kalian kalian semua gampang ngambek lagi….!!!!!!!
    Pusing!!
    Mana Cori milih baju kayak cewek, beli satu harus muter ribuan kali…
    Hihiihihihi…
    Mana dideketin bencong…
    Hahahhaaa…..

    Reply
  • November 9, 2005 at 5:07 am
    Permalink

    Waks..
    Ngomongin bab SPG..
    Kenapa SPG matahari rambutnya harus dicepol ya?
    Kenapa harus pake stocking item ya?
    Kenapa make up nya harus setebel 5 senti gitu ya?

    Reply
  • November 9, 2005 at 10:03 am
    Permalink

    kmemaren kauman muncul lo di salah satu teve swasta. waktu itu aku mau sms kmu mon, tp kok ya ternyata aku blm punya nomer hapenya .. maafkan saya :(

    Reply
  • December 9, 2006 at 6:50 am
    Permalink

    karena klo spg ga pake stocking tidak seperti pemain bf….

    Reply
  • August 17, 2011 at 3:51 pm
    Permalink

    Sampai sekarang Cori masih suka lama dalam hal memilih baju…

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.